cakapan
DE
asan hingga membuatnya diam terpaku sambil ter
'' tanya Anindira di dalam hatin
r suara jantungmu dengan sangat jelas... aku tahu kau takut ta
R
a membuatnya tidak bisa menerima ul
Anindira justru mundur memperlihatkan penolakann
AR
r seperti sebuah raungan. Segera setelahnya, tiba-tiba raungan itu bergema saling bersahut-sahutan
DRA
gelegar yang memekakkan telinga. Bahkan tanah tempa
menjerit ketakutan, tapi suaranya sepertia atau apa yang terjadi di dalam hutan di belakangnya. Hal-hal yang tak diketahuinya itu terasa s
las aku tahu saat ini. Tidak peduli bagaimana tampilannya... makhluk di hadapanku jelas adalah manusia. Setid
dari ketakutan yang amat sangat yang sedang mendera dadanya. Tapi, juga menahan perasaan ngeri dari sosok pemud
omunikasi. Minimal itu dulu, lainnya terserah, lihat bagaimana nanti saja!" seru An
pria di hadapannya yang kekar be
a, ''Tolong..." ujar Ani
nya dan menggenggamnya dengan sangat erat. Tapi sesaat kemudian akhirnya
yang tampak pucat. Matanya memelas, mirip mata anak k
ira bisa dengan jelas merasakan betapa kasar permukaan telapak tangan pemuda yang seperti amplas memegang punggu
n Anindira menuntunnya melangkah pergi dari tempat ya
jar pemuda itu setelah beberapa waktu mereka ber
n bingung. Dia dengan jelas mendengar pemuda itu bic
tahu kalau Anindira sedang melihat kearahnya tapi tid
lagi dengan wajah datar sorot matanya tajam mel;ihat ke arah Anindira meski terkesan
pemuda itu tapi pemuda yang menghindari kontak mata den
elagat pemuda itu yang menghindari kontak mat
yang dipikirkannya tapi kenapa dia selalu mengalihkan pandangan matanya? A
dengan Anindira tapi dia bisa merasakan k
ih dengan nada datarnya, ''Bisakah kau menja
uda itu dengan ekspresi bingung. Meski begitu, sorot mat
k mengerti dengan apa yang kau katak
katakan?'' ta
ma kali Anindira memberikan respon secara gamblang
palanya, merespon pertanyaan pe
pemuda itu sambil memiringkan kepalanya memperhatikan Anindira, ''Bukan ha
ng sama. Bingung tapi tetap waspada
yang kau katakan... tapi, aku menbak
an pandangannya. Dia lengah, karena penasaran dia menatap Anindi
indahnya bola mata unik berwarna biru safir yang indah b
E
nyak, jelas terlihat kalau dia
a itu di dalam hati, ''B
Dia merasakan seperti ada sesuatu yang tiba-tiba ma
jadi. Apa lagi melihat respon Anindira, meski tidak yakin tapi bisa meneb
akukan padaku?'' tanya pemuda itu tegas, ''Aku
berbeda dengan bagaimana saat dia bicara sebelumnya. Anindira tidak memahami apa yang terjadi tapi dia merasakan kalau pemuda it
u pemuda itu lalu segera mengangkat tubuh mungil Ani
yang kau lakukan?!"
wajah cemas karena terkej
eronta-ronta di gendongannya, tapi pemuda itu tidak
*