mobil BMW berwarna hitam yang ikut mengejar dari sebelah sisi kanan jalan. Sebuah K
a yang berkibar diterpa angin malam telah rusuh, dan poninya jatuh menutupi dahinya. Meskipun demikian, larinya tidak go
ang pria berpakaian preman seperti dua orang yang tadi, mata mereka menatap lurus kepadanya. Seseorang yang merupakan penerima telepon dari Ken
epan dan belakangnya. Mereka terlihat terlatih bela diri. Salah
dia tahu siapa orang yang memerintahkan mereka. Tak
iapa dalang di balik orang-orang ini. Sehubungan dengan itu, satu yang dia tidak tahu; ke
Tubuhnya yang tinggi berdiri di depan jendela kaca menatap keluar. Lelaki itu memakai setelan jas hitam, berusia sekitar tiga puluh lima tahun. Surai hitam yang menutupi dahinya tak lantas mengura
n suda
isa dikatakan sangat tenang. Lelaki itu berpaling seraya menatap Kenan seperti predator, bola
lelaki yang dipanggilnya Markus ini memperlakukannya. Jika Markus ingin bertem
a, lelaki itu lantas berkata dengan santai. "Gue akan melepaskan lo asalkan lo menjadi kucing yang jinak." Markus mengulurkan tangan kanannya untuk mengangkat dagu
ir marah kepada kedua orang itu yang kini telah pergi dari sisinya, selain lelaki di depannya yang masih menatap dengan intens. Dalam situas
kembali berbicara,
ir satu-satunya selain sebuah executive chair yang terl
enang-senang?" tanya Markus penu
ang sama sekali tidak dia mengerti. "Maksud lo apa?
"Lo sedang bertingkah bodo
laci. Markus kemudian mengitari meja, meletakkan lembaran kertas tersebut dengan kasar di meja depan Kenan sebagai jawaban atas pertanyaanny
pkan uang gu
tandus sampai-sampai otaknya yang mendidih karena panas langsung membeku dalam bebe
a maks
gue sekitar 7,5 miliar denga
!" bantah Kena
i yang menggelapkan uang jutaan rupiah bersama seorang wanita dan meninggalkan anak dan
uk menahan amarah. "Si lonte itu yang menggelapkannya
tas nama lo." Markus menatap Kenan tajam dengan kedu
rsyukur, karena gue telah memberikan kelonggaran buat lo. Jika orang lain yang melakukannya, gue akan menyuruh anak buah gue mengeluarkan jantungnya untuk d
alingkan wajah karena mua
lo akan menjebloskan gue ke penjara?" Dia mengan
guna, sebagai gantinya, lo akan menjadi
enjadi mainan pemuas nafsu lelaki bajingan di depannya ini, itulah pikirnya
lo pilih?" tany
tan keraguan melintas di mata Kenan. meskipun begitu, seringai lebar mengembang di kedua sisi waj
, Markus berkata, "Kembali
anggapnya sebuah mesin ATM? Bayangkan, uang sebanyak itu bisa beli satu
marahan yang hampir meledak. "Dua bulan? Lo gila. Gue gak bis
pada detik selanjutnya. Markus tersenyum mir
ni sengaja memerasnya dalam kesempitan di situasi sekarang ini dan juga menggunaka
e, bakal senang lo pulang
tidak mampu menyelesaikan beberap
o? Lo lupa, gue punya bawahan yang bisa mendapatkan informasi seseorang dengan mudah. Bahkan dari mana see
ena gue gak melapor polisi itu berati gue bakal menutupi fakta. Kalau gue membenci
idak bakal pula
"Oh, lo harus," tita
tu, Markus menyela lebih dulu, "Apa lo gak mau memba
ri Kenan, dirinya ingat betul tentang 'dia' yang telah menghancurkan hidupnya, merenggut paksa harga dirinya di masa
akal datang kembali ke kehidupannya. Namun, ternyata lo malah bersembunyi kaya kelinci pengecut." Tampak
g-bayang masa lalu kembali datang entah dari mana dia menggerakkan gig
"Ingatlah apa yang selalu dia lakukan pada lo. Utangnya sama l
kembalikan semua uang itu, semuanya." Su
bir Kenan dan menggigitnya. Kenan memekik tertahan
tertinggal dalam dirinya atas perlakuan lelaki tadi, ini bukan yang pertama
lang itu jika bertemu dengannya lagi. Dan Markus adalah ancaman terbesarnya sekarang
us direbut kembali dari tangan Austin, mungkin Kenan juga akan mengambil bunganya. Lihat saja, Kenan akan membimbing lelaki itu dengan kejam k
*
, di pintu kulkas dia menemukan selembar kertas not
kaleng bir, Kenan duduk di sofa sementara matahari menerangi seluruh ruang tamu. Suasana tenang, di lantai atas dan bawah. Para tetangga dekat kosan pergi bekerja atau sekolah, bahkan ke
ke dalam keluarga seperti dulu lagi rasanya seperti sebuah mimpi, harapan yang seperti itu sudah pernah hilang dari Kenan s
an mengirim ke berbagai belahan bumimana pun, dia tahu selama Kenan tidak ingin
lkohol dalam kaleng aluminium itu sudah habis. Tak ada yang ingin dia lakukan sela
*
keningnya saat terus mempertahankan kesadarannya agar tidak tertidur. Jika boleh mengeluh maka dia akan mengeluh tentang anggota tubuhnya yang sudah tua. Dan dia ingin lekas berist
ahannya mengetuk pintu,
" sahutnya
kit dan berkata, "Ada seseorang ya
enting, tanpa pikir panjang dia menolak. "Bertemu denganku? Apakah dia sudah membuat j
ngangguk dan pergi, malah menat
aku untuk menemuinya padahal aku sedang si
ara yang lebih kecil lagi. "Dia
ng entah ke mana, menatap bawahan itu yang menunduk untuk menyembunyikan ekspresi
n Pra
dia berjalan melewati bawahannya itu dengan langkah cepat.
ya ada beberapa orang pengawalnya sedang berbicara dengan lelaki itu. Merasakan kedatangan seseorang,
an Pradipta
tak jump
━━━━━━━━