baik-baik, aku harap setelah ini tida
an itu. Entah apa yang ada dalam pikirannya saat ini. Bisa-bisa
gan suamiku. Bukan aku tidak mau bekerja atau apa. Tapi, Mas Umar, s
na tidak, aku hanya dijatah lima juta untuk satu bulan. Aku akui, nominal lima juta itu t
mu naikkan lagi uang bulanannya? Gaji kamu kan delapan jut
yang besar. Apa masih kurang? Gajiku memang delapan juta. Tapi aku harus memberi mama dua
, Mas Umar langsung menyerahkan ua
mbil dan menyimpannya di dalam dompet khusus uang bulanan. Kepalaku terasa berat dan pusing, apa
tan sekali. Dia memberiku jatah bulanan hanya lima juta, sedang
n jatah bulanan yang selalu saja kurang. Aku mulai memiki
tar!" teriak mas U
n, lagi-lagi Mas Umar mengulang teriakannya, dan terpak
Mas?" tany
aku berikan, tapi kamu masih saja memasak menu yang sama setiap harinya. Tidak ada menu spesial,
Umar benar-benar membuatku meledak hari ini. Belum selesai masalah
ku, mengulangi kalimat yan
as Umar memerah, telapak
pagi sampai malam cari uang, masa iya kamu hanya memasak ini? Percuma aku banting tulang, kalau makanan seperti ini yang ter
antainya aku mendekati meja makan, lalu menut
h tidak usah sekalian!" ujarku,
elewati mas Umar, ia suda
kerja Dil, harusnya kamu itu memanjakan aku kalau pulang. Menyiapkan makanan yang enak-enak, bukan
Umar. 'Memanjakan?' cih, dia saja ti
ikirkan menu yang berbeda-beda setiap harinya selama itu? Koki saja tidak akan sanggup, dan bisa saja memasak menu yang sama, apalagi aku yang hanya biasa ini. Makan saja apa yang ada, mas
ahkan, kamu sudah diberi uang bulanan, masa iya lauknya hanya ini terus? Dan lagi, aku bukan mereka orang jalanan. Aku punya uang,
uhku lelah. Kalau mau makan, makan saja yang itu. Tapi kalau tidak mau, ka
mar di lenganku. Aku melenggang pergi begitu saja masuk ke
dengan marah. Aku kembali menatap
ita belum punya anak, tetap saja tidak cukup. Harusnya kamu memberikan uang bulanan yang lebih kalau mau makan enak setiap harinya. Bukan malah memberi jatah bulanan ke mama kamu sebanyak itu. Mama kan sudah ada uang dari gaji pe
tau itu adalah perbuatan mas Umar. Ia pasti sedang marah dan pergi ke rumah mamanya. Biarlah ia