engaja menunggunya di teras depan kali ini. Entah mengapa aku merasa kesal kalau ha
nyorot ke arah aku yang sedang duduk. Tanpa mau ambil pusing, aku t
mas Umar, kepalanya terlihat
ri saja, kakiku
au menahu sama istri sendiri. Merasa aku abaikan, Ma
ar sudah ada di rumah, aku bersiap masuk. Namun, baru
lihat kamu semakin berubah. Apa sih mau kamu?" t
rumah tangga di teras begini?" sahutku melenggang masu
aku duduk, mas Umar menyusulku, namun ia tidak duduk
ekarang!" ti
lalu melamarku dengan segala kelembutannya. "Apa
! Kenapa kamu berubah? Aku sudah memberikan kamu, apa yang kamu mau. Uang bulanan lebih dari
rakan suara hati yang selama ini terpendam. Aku beranjak dari t
ma juta itu cukup buat semuanya?" tanyaku
yang besar. Masa iya kamu bilang k
ya itu. Kurang bersyukur apa lagi aku? Dua tahun aku menikah
ersiksa. Lima juta untuk semuanya Mas. Bayar cicilan mobil kamu, belum lagi rumah, belum lagi makan dan keperluan rumah satu bulan. Belum lagi motor trail baru kamu itu. Yang ada kurang Mas. Tiga juta hanya untuk mobil Mas, belum lagi cicilan motor trail kamu itu satu j
g lebih mementingkan gengsi dan kemauan ibunya. Bukannya aku tidak pandai bersyukur, tap
itu juga buat kamu. Kalau ke mana-mana, kamu juga
orang tua kamu. Aku tau kamu pergi liburan dengan mama, mbak Nia dan juga Lila. Sedangkan aku hanya di
ribu bahasa. Aku sudah lelah memendam, selalu saja aku
da habisnya kalau terus meladeni kamu yang terus-terus
tuk urusan rumah. Toh, aku bukan tipe wanita yang selalu mementingkan penampilan. Tapi ini, mas Umar memberi jatah malah membuat list
raukan mas Umar yang menatapku dengan tatapan bingung. Aku
ku tidur di kamar dan melihat wajah tidak berdosa
i ia berjalan menuju meja makan. Aku hanya meliriknya sekilas, pasti s
panggil
juga. Dengan langkah gontai
?" tanyak
k buat makan mala
h banyak, tinggal dipanaskan saja. Bukannya kamu dari ruma
"Aku tidak makan di sana. Mama tidak masak, mereka makan di luar. Cepa
u benar-benar malas masak Mas. Kalau mau aku panaskan makanan ini. Sayangkan k
u makan di luar saja. Kamu makan saja sendiri makanan itu!" ger
kalau mas Umar mau makan di luar, aku tetap memanaskan makanan ini untuk diriku sendiri.