kali hari ini. Bagaimana tidak lelah, setelah mama mertuaku pulang.
cucikan
ling bertaut. Enak sekali dia membawa pakaian kotor sebanyak in
nya ini pakaian siapa?
mau sih? Di rumah mama, airnya tidak mengalir,
galir, kan masih bisa menggunakan air sumur. Di belakang rumah mama juga masih ada sumur yang banyak airnya. Kenapa tidak mengg
a? Oh iya, sumur di belakang juga ma
mama cuma memintaku membawa pulang ke rumah. Masalah laundry dan sumur, mana
an tanganku bergantian. Pegal sekali ras
eluar," ujar mas Umar, tiba-tiba
egangan uang gaji kamu? Kenapa malah minta
yar listrik dan air. Cepat mana uangnya
Bukannya tadi pagi sekali mama bilang mau bayar arisan berlian? Bisa-bisa
lagi Mas, kalau mau ada li
? Uang kemarin itu ke mana? Lima ribu mana cukup buat be
kolah tinggi, tapi mau saja dibodohi ibunya sendiri. Uang y
puluh buat beli beras, gas, dan lainnya. Mau kamu ambil lagi? Kalau mau ambil saja, tapi nanti kalau kamu lapar, isap aja jempol kamu buat me
kata-kataku tadi, mas Umar m
puluh juga tidak apa
urna. Aku kira dia merasa malu karena sudah memberi uang bulanan kurang, lalu memba
-benar mau mengambil uang yang tidak
anpa membawa sepeser uang pun. Cepat mana uangnya? Nanti kalau tidak aku gunakan
da soal kata-kataku tadi. Jangan protes kalau di meja makan hanya
!" sahut mas Umar, gegas pergi set
atu hari uang itu ada di tangan,
Kalau nggak? Bisa makan angin aku di sini. Punya suami kelewatan pintar akhirnya bo
ngsung pergi ke rumah mamaku dengan menggunaka
sendiri. Umar mana?" tanya ma
umah mama. Rumah yang selalu saja aku rindukan, rumah yang menyimpan sejuta kenangan dar
ri ke sini. Sudah kangen banget sama mama,"
an hangat mama mampu membuatku merasa
ya mama, mengurai peluk
" sahutku, tertawa kecil men
i di dalam cerita!" ujar mam
bunyikan ekspresiku, tapi mama pasti selalu bisa menebaknya. Mungkin ini yang disebut ikatan batin antara ibu dan
masalah?" tanya mama,
Semuanya baik-baik saja," ja
ngkat kepala dan bertat
u sembunyikan, Mama pasti tau. Cerita saja, Mama akan ja
ku mulai merasa yakin, aku menghela nafas panjang. Lalu mulai menceritakan sem
n suami, mertua dan iparku. Buktinya selama dua tahun aku memendamnya sendiri. Tapi kali ini semuanya su