atkan gubuk untuk Ki Mahesa sehingga menjadi lebih layak untuk tempati.
ri memperhatikan sebuah batu sebesar dua kepalan tangan orang dewasa di atas sebuah batang bamb
titik pusaran. Dan yang harus ia yaitu menghancurkan batu di atas batang bambu d
da satu titik, akan menghasilkan dampak yang jauh lebih besar. Karena tenga dalammu tidak terurai keberbagai arah.
kakinya, sedangkan kedua tanga
ang menelakup itu, maka telah meng
Apalagi ketika ia melihat Batara itu kemudian mendorong kedua telapak t
bambu itu memang menjadi hancur bahkan j
Bahkan juga mampu menyerap unsur tenaga alam di seputarnya. Memang bakat yang sangat langka. T
gkan. Tetapi kembali ia mencobanya setelah mendirikan batang bambu yang lain kemudian kembali meletakkan ba
sebelah tangan saja, anakmas." seru Ki M
Mahesa. Mengumpulkan tenaga dalam di telapak tangan kanannya. Lal
n!!" seru
n ternyata batu itu memang hancur. Tetapi kali ini bambu yang
aya hentak tenaga dalammu masih sangat
mbunya tidak han
bahwa batang bambun
rutkan kenin
harus tetap ber
anya berdiri tanpa terpancang. Sentuhan
an batang bambu dan meletakkan batu diat
an kanannya kedepan terarah pada batu diatas bambu itu dan sekejap kemudian batu itu hancu
a termangu-mangu. Heran sekaligu
ikan bahwa itu mungkin untu
alikan tenaga dalam itu dengan tekun. Sedangkan Ki Mahesa sesekali hanya memperhatikannya.
endekati senja. Batara tampak menemuinya dan dengan penuh semangat ia mengat
erhasil me
tu s
ari. Aku ingin m
nyata Batara telah mempersiapkan segalanya. Batang bamb
, Batara hanya berdiri tegak, sejenak kemudian ia mengangkat telapak tangannya keatas sejajar dengan wajahnya. Di rekatkannya jari tengah dan ibu jarinya. Sebuah cahaya sebesar kuku muncul dia
n tenaga dalam pada satu titik pusaran memang telah berhasil di lalui oleh Batara. H
dalam keadaan tidak siap. Kali ini, ia betul-betu
un bertahan dan menyerang semampunnya. Tetapi, pukulan tangan Ki Mahesa yang masih belum menyentuh kulitn
gh
Maka sekejap kemudian, pemuda belasan tahun itu seperti dihantam batu pada sebesar kerbau janta
kaiku." geram Batara tidak te
seorang guru yang ingin mencel
eka bertarung di Hutan Sendang Karang, dimana pemuda belasan tahun itu nampak seperti di atas angin. Sebaliknya, Ki Mahesa terus s
h. Bahkan tidak memiliki kesempatan lagi untuk berdiri. Ki
dengan ilmu Nyai Kekayi. Dalam sekali serangan saja, kau akan langsung mati." Ki Mahesa berujar dengan nada
g kau tidak sungguh-sungguh melawanku.
kan sebagaimana mestinya. Nah, anakmas. Karena sedikitpun kali ini kau tidak dapat menyentu
pelan, "Seenaknya
bukanlah waktu yang lama. Dan tidak akan membuat anakmas menua di tempat ini. Seharusnya usiamu sekarang menginjak e
n Tua
asa hormatmu pada guru
dua lututnya ke tanah dan kemudian menundukkan kepalanya hingga dahiny
ilmu Perguruan Sugaluh adalah orang-orang piliha
teliti. Ia telah memantapkan pilihannya pada pemuda yang menurutnya tidak akan
betul mengormati gurunya itu. Meskipun kadangkala ia bersikap seenaknya. Tetapi hal itu m
•