yang masih berada dalam pangkuan cowok bernama
rlaluan, Justin!" Ia benar-benar kesal dan emosi sa
tak terbesit rasa takut atau rasa bersalah di wajah Justin. Toh, i
yang masih tak sadarkan diri dalam pangkuannya. Kemudian,
am kamarnya sudah terlihat beberapa orang berkumpul, termasuk kedua orang tuanya. Apa mereka semua tak ingat, kalau
an memasuki kamarku tanpa ijin. Apa perlu ku buat di depan pint
anya seorang laki-laki paruh baya, sambil menun
. "Ayolah ... kalian jangan ikut berpikiran aneh-aneh seperti yang dilakukan
u sedang berciuman dengan gadis itu!" Kalau bisa mengeluarkan api dari m
uat kamu, apa?" t
besar buatku, Justin.
jutkan perkataannya. Iya, ia tak suka dengan kal
t," ucapnya. "Aku bukan sedang berciuman dengannya, tapi lebih tepatny
kan membiarkan itu terjadi. Dengan cepat Justin menyamb
ba-coba me
k itu pada Alice, Justi
... jangan dihadapanku. Karena itu tak akan me
pun juga hadir. Sepertinya wanita ini dengan cepat menghubungi semua orang untuk me
rlaluan memperlakukan Alice beg
t campur jika tak
pu membuat kucing
get di wajahnya. Ya ... bagaimana ia tak kaget, tiba-tiba malah dih
ini memandan
mendorong gadis itu hingga kembali ke posisi tidur
a singkirkan, kini justru ia tarik hingga kembali menutu
mereka sudah terjadi sesuatu. Aku yakin sekali." Alice lagi-
" tanya Hana bingung. Seakan-akan sebuah
i terjadi. Kamu, kan, yang menggoda
asih normal, berjalan pada jalur yang lurus. Harusnya saya yang marah ... kenapa dia
ante? Kamu pikir sa
irip tante-tante," ungkap Hana jujur.
g terjadi malam ini. Iya, ini masih tengah malam dan
eluar!" per
ah kaget mendenga
ngar? Keluar dari
! Gadis
r seka
kan selimut di badannya, ia berjalan menuju pintu keluar. Sungguh, saat mendengar perintah Justin yang terkesan
memintamu k
n pandangannya pada Justin. Semua orang yang posisinya juga sudah
?" tan
am
membuat Alice seakan ingin
lah besar denganmu. Jadi, apalagi mau mu? Apa belum cukup men
adi seakan begeser. Tak tahukah laki-lak
keterlaluan!!
ebih baik ciptakan masalah besar sekalian," komentar Justin
aan Justin dengan ekspress
stru menarik gadis itu kembali dan
sti
tu sedang heboh di luar sana mengeluarkan omelan dan kekesalannya. Ya ... ia sudah
n Justin "Sudah cukup masalah tadi, jangan ditambah
cam-macam padamu," ujar Justin menyentil
ngurungnya di sini. Apa dia tak berpikir kalau orang-orang yang ada di lua
mu apa, sih? Ak
ingin membuatmu dalam masalah yang le
diri yang punya banyak masalah, tapi
gin menciptakan sebuah masalah? Terserah.
as di depannya. "Sadarlah. Sebenarnya bukan aku yang membuat masalah, tapi ka
alahnya. "Oke, aku minta maaf dibagian itu. Soalnya di
Waww ... apa ini tak terlalu berlebihan?
, bisa dengar apa yang ku jelaskan, tid
Justin kembali berfokus
ak? Yakali. Di depan pintu kamar ada keluarga la
r mandi. Setidaknya ia tak membuat mata laki-laki ini terus berfokus pada tubuhnya
kas. Kemudian mencari kontak orang tuanya. Apa-apaan maksud orang ini meng
o, Pa
dari duduknya dan merebut ponsel milik Hana dengan cepat.
daku," pint
aku! Aku dikurun
alih ponsel miliknya. Kesal, dengan cepat ia mengamb
Om. Aku nggak mau di sini!" te
mpat tidur ... kemudian dengan cepat menin
rus berontak saat kedua tan
napa kamu sel
ari
gan tatapan seperti i
is padamu? Apa aku harus menunjukkan
pada bandul kalung yang melingkar di leher
adamu hilang, Om. Jadi, lepasin aku! Aku nggak mau di sini d
u pusing mendengar suar
n aku," rengek
da Hana. "Apa aku harus menciummu lagi
n sukses membuatnya bungkam seketi
ampai melakukannya
engancamk
pikir aku ta
a. Biasanya nggak ada wanita yang berani melawannya, bahkan Alice
mentar Hana saat merasa kalau Justin terus menatapnya.
ukaimu," timpalnya lang
seolah hanya bisa diam membatu. Seperti sebuah aliran listrik sedang menjalar
pindah ke telapak tangan gadis itu ... seolah menautkan dengan tangannya.
lama kelamaan ia malah menikmati ciuman itu. Rasa yan
an. Perasaan apa ini? Kenapa ia malah seolah
get. Bahkan ciuman yang dilakukan Justin pun terhenti seke
an