mi ini? Aku seorang Dokter Kandungan yang setiap hari memeriksa puluhan orang hamil dan m
a. Percuma aku menjadi Dokter Kandungan kal
orang dokter, tetap saja aku tidak bisa menghidupkan orang yang sudah meninggal. Ya
dalam hati sambil menatap waj
anya aku masih belum percaya ia pergi secepat ini. Biasanya ia akan tersenyum han
orang tengah sibuk mengurus jenazah istriku. Hingga akhirnya tatapanku tertuju pada s
ok?" tanyanya padaku. Tampak s
dengan lirih seraya menyerahkan uang dua puluh rib
i pesanannya, Dok," katanya seraya menaruh nampan berisi satu
i samping teh itu. Karena sudah merasa sangat haus, ak
Dokter membutuhkan Papanya. Jadi, Dokter juga harus puny
elihat ketulusannya. "Terimak
alau begitu saya p
iba-tiba menghenti
lik dan menatapku.
" ajakku. Tiba-tiba aku ingin mel
ogi, aku mencuci tangan di was
dadaku. Dia sangat tampan. Andai istriku masih hidup, mungkin ia akan sangat bahagia saat ini. Lagi-lagi dadaku terasa sesak s
ku pun menatap gadis itu. Tiba-tiba terbesit di piki
rja untuk menghidupi dan membahagiakan anakku. Karena istriku sudah tiada, mau tidak mau aku harus memperkerjakan seorang pengasuh. Aku r
*
Au
kan h
. Setelah beberapa orang pelayat meninggalkan pemakaman, Dokt
n!" ajak Pak Aryo, P
di sini," sahut Dokter Ardian tanpa menol
u pergi meninggalkan Dokter Ardian. Ia tah
aga anak kita," ucap Dokter Ardian seraya
kam mendiang istrinya sebelum pergi. Usai itu ia masuk ke dala
*
Ci
ada yang tertinggal. Tidak lama kemudian ponselnya berderi
at nomor tak dikenal pada layar ponselnya. Namun, ia tetap menggeser tombol
sapa Citra
seseorang di seberan
ut saat mendengar suara Dokter Ardian. Saking t
a dengan gugup setelah me
lalu memutuskan sambungan teleponnya tanpa
segera ia membawa tas berisi barang-barangnya menuju rumah sakit. Untungnya tadi
t, Dokter Ardian sudah menunggu
u Citra bernapas sebentar karena berjalan cep
Dokter Ardian. Tidak lama kemudian mereka k
ter Ardian. Selama perjalanan menuju rumah Dokter Ardian, tidak ada percakapa
menghambur keluar rumah untuk menyambut anak Dokter Ard
ar dari dalam mobil. Setelah itu ia membuka pintu yang ada di samping Citra l
ya yang ada di kursi belakang lalu
ang sedang memperhatikannya. Pemilik sepasang mata itu pun te
pemilik sepa
kan langkah kakinya lalu me
Dokter Ardian
nyum dan memandang
Kak Nadia," ucap orang itu yang tidak la