a sekali tidak peduli bagaimana keadaan pelangi, bagi nya Membuat per
a laki-laki tersebut memancark
raih sebuah handuk mendominasi berwarna putih yang ada di atas sana, laki-laki terse
ata perempuan mana yang tidak akan tergoda melihat keindahan tersebut saat ini? terlalu indah dan mampu membuat perempuan mana
hat nya menjadi candu dan mengemis untuk memiliki nya, sekali jatuh kedala
disertai tatapan dingin dan tidak tersentuh oleh siapapun di sekita
kehidupan nya, realita nya dalam seumur hidup nya tidak akan mengecam kebahagiaan selama berada didalam genggaman Badai, laki-laki tersebut telah bersumpa
un untuk pelangi, senyum yang terbit pun tidak dia izi
bergerak menuju ke arah ka
sihkann diri dari sisa keringat percintaan mereka tadi,
guh
n yang dia
an dan tangisan penuh permohona
, bahkan dia ingin terus mendengar
Badai, laki-laki tersebut langsung mengguyur tubuhnya dalam kucuran air di balik balutan besi berwarna hitam elegant di atas
ihat begitu gelap dan suram, semakin menambah tingkat kelam
anpa obat sedikit pun di hati nya dan percaya lah tidak ada yang mampu lagi me
dominasi tersebut, Badai memejamkan sejenak bola mata nya dan seke
ak
mengalun dibalik telinga nya, gunca
i bangun
ak manja tapi terdengar begitu candu u
njat gunung Kemarin membuat dia masih enggan membuka mata nya, tapi kerin
bangunkan aku semalam?, mama dan papa menung
ut, satu tusukan lembut dari jemari indah itu mengenai pipi kanan Badai, dia yakin gadis itu mencoba membuat
ak
mm
nya yang masih mengantuk dan enggan, dia membuang sisa lelah ditubuhny
k kah kakak r
but terdengar di
an tangan nya pada silau cahaya matahari
memenuhi penglihatan nya, senyuman merekah dari gadis yan
iapkan air man
gadis yang menggunakan seragam SMP nya, terlihat bahagia melihat kak
tangan nya, laki-laki remaja tersebut langsung menengge
ari tidak
arkan Anggun tengela
m seb
memejamkan bola matanya, membiarkan diri te
u kenangan yang berbeda, dimana dia melihat dan
ak
un tidak berdaya dalam kesekaratan nya,dia berbaring di atas branker dorong dengan sisa kesadaran yang menghilang secara pe
berkeping-keping di tangan
a nya, dia diserang
n Badai menundu
mi sudah mencoba
kkk
ola matanya dimana kepalan tangan kanan nya menghantam dindin
darah nya secara perlahan, kilatan amarah dan kebencian terlihat memenuhi seluruh bola m
aru per
endam yang tertancap didadan