/0/7004/coverbig.jpg?v=3454d05521eb4f01a43252f6b433820d)
(Hotelier's Romance Project) Maksud hati ingin mencari pengalaman, justru yang didapat hanya rentetan omelan. Lavina Roselani seorang bartender baru di hotel D'amore harus menghadapi si Angry bird, julukan yang ditujukan kepada Gyan Felix, Captain Bar D'Amore. Sampai si malaikat penolong, Reiki Savian datang menghibur Lavina. Lavina yang kesal akan membuktikan diri kepada Gyan di ajang bartender nasional. Namun, seiring berjalannya waktu, Lavina menemukan rahasia terbesar antara Gyan dan Reiki. Dan tanpa sadar pula dirinya terjebak dalam pesona dua lelaki itu sekaligus terjatuh dalam luka berujung kecewa.
"... Jadi, paham kan sama tugasmu? Anggap bar ini adalah bar milikmu sendiri," titah Gyan-captain bar-mengenakan setelan kemeja putih yang digulung sampai batas siku, dipadu celana formal dan sepatu pantofel senada. Satu jam memandu bartender baru yang tingginya sebatas pundak, berdiri di samping kiri ketika mereka berdiri di depan counter bar.
Lavina mengangguk dengan semangat, Gyan tersenyum miring kemudian meninggalkannya untuk memulai pekerjaan di D'amore Bar. Iris cokelat yang berkobar itu tak hentinya mengedarkan pandangan ke sekeliling dengan kagum. Bar yang berada di lantai dua dan jadi satu dengan area tempat grill ini memiliki fasilitas indoor dan outdoor serta ruang VIP yang luas, di bagian atap outdoor diberi batang kayu yang melintang saling berjejer tak terlalu rapat. Jadi, para pengunjung tidak akan merasa terlalu kepanasan walau di ruangan terbuka. Sementara itu, tembok sebatas pinggang orang dewasa berupa dinding semen dengan batu pualam, sehingga pengunjung masih bisa melihat hiruk pikuk kota Jogjakarta.
Kursi-kursi tamu one seat maupun double seat dibedakan di antara dua area bar tapi masih memiliki satu tema warna earth tone. Bagian area dalam yang lebih cocok untuk acara formal didominasi dengan warna cokelat tua, sedangkan bagian luar bar memiliki warna lebih cerah untuk kesan santai. Selang beberapa menit, Lavina menangkap satu lelaki yang berjalan cepat dari arah pintu masuk bar. Dia merapikan penampilannya lagi, tak lupa memasang senyum selebar mungkin hingga hampir mirip karakter Joker. Entah mengesankan atau justru menyeramkan.
"Selamat datang di D'amore Bar, Pak," sapa Lavina ramah menyambut seorang lelaki berbadan tegap mengenakan setelan kemeja Hawaii yang mencolok di mata.
"Mau pesan apa?"
Lelaki itu duduk di atas kursi tinggi seraya mengedarkan pandangan ke arah bar display, di mana barisan botol liqueur dan liquor dari berbagai merek berjejer rapi. Menopang dagu dengan tangan kanan lantas menunjuk tepat di belakang Lavina seraya berkata, "Vodka."
"Anda minum vodka di tengah hari seperti ini?" tanya Lavina menaikkan sebelah alis. "Apakah Anda sedang patah hati?"
Lelaki itu menyunggingkan senyum simpul. "Vodka, Tequila, Whisky ... apakah harus dikaitkan dengan patah hati? Dunia enggak sekecil itu, Mbak."
Lavina mengangguk seraya tertawa, menunjukkan lesung tipis di kedua pipi. Baginya, seseorang menginginkan sebuah minuman tertentu pasti memiliki alasan tersembunyi. Orang mana yang mau mabuk-mabukan di tengah cuaca kota Jogjakarta yang kadang panas kadang tidak? Kecuali hati mereka yang sedang dilanda gelisah dan amarah, minuman bisa menjadi salah satu obat pelipur lara walau sementara.
"Baiklah, saya punya rekomendasi minuman untuk Anda," tawar Lavina seakan tahu apa yang dibutuhkan oleh lelaki dengan garis rahang yang tegas itu.
Dengan lihai, jemari lentiknya meraih shaker seraya beratraksi juggling-melempar dan menangkap secara bersamaan, menggelindingkannya melewati belakang leher, bahu dan turun ke lengan kanan. Kemudian mengambil satu buah kiwi dan ketimun untuk dipotong kecil-kecil, menambahkan sirop gula sebagai penambah rasa manis dan menghancurkannya bersamaan. Setelah hancur, Lavina mengambil botol gin yang membuat tamunya menaikkan sebelah alisnya sambil tertawa. Gadis itu melempar senyum, ketika tangannya masih belum berhenti meracik minuman yang diyakini tamunya akan puas.
Gin non alkohol sudah tercampur dalam shaker. Langkah terakhir sebelum Lavina melakukan shaking, dia perlu menambah perasan lemon agar minumannya terasa segar dan sedikit asam sebagai penyeimbang sirop gula. Lantas, mengambil ice cube ke dalam shaker kemudian dikocok selama dua puluh detik. Paduan suara es batu yang saling bertumbuk dengan dinding stainless steel seperti menciptakan harmoni di telinga. Namun, yang tak kalah penting adalah rasa racikan minuman yang akan disajikan oleh gadis manis itu kepada sang tamu.
Sebelum menyuguhkan minuman, kesialan menimpa Lavina kala tidak sengaja tangannya menyenggol bartender lain yang kebetulan melintas membuat shaker yang dipegangnya terjatuh ke lantai. Netra cokelat yang berapi-api itu seketika padam, memandang campuran minumannya menggenang di atas lantai marmer berbarengan dengan pandangan semua orang yang tertuju padanya.
Detik berikutnya, Lavina menangkap sosok sang captain bar muncul entah dari mana dengan wajah murka dan mata melotot seakan ingin mengutuk si bartender baru.
"Lavina!" seru Gyan.
Selama tiga tahun pernikahannya dengan Reza, Kirana selalu rendah dan remeh seperti sebuah debu. Namun, yang dia dapatkan bukannya cinta dan kasih sayang, melainkan ketidakpedulian dan penghinaan yang tak berkesudahan. Lebih buruk lagi, sejak wanita yang ada dalam hati Reza tiba-tiba muncul, Reza menjadi semakin jauh. Akhirnya, Kirana tidak tahan lagi dan meminta cerai. Lagi pula, mengapa dia harus tinggal dengan pria yang dingin dan jauh seperti itu? Pria berikutnya pasti akan lebih baik. Reza menyaksikan mantan istrinya pergi dengan membawa barang bawaannya. Tiba-tiba, sebuah pemikiran muncul dalam benaknya dan dia bertaruh dengan teman-temannya. "Dia pasti akan menyesal meninggalkanku dan akan segera kembali padaku." Setelah mendengar tentang taruhan ini, Kirana mencibir, "Bermimpilah!" Beberapa hari kemudian, Reza bertemu dengan mantan istrinya di sebuah bar. Ternyata dia sedang merayakan perceraiannya. Tidak lama setelah itu, dia menyadari bahwa wanita itu sepertinya memiliki pelamar baru. Reza mulai panik. Wanita yang telah mencintainya selama tiga tahun tiba-tiba tidak peduli padanya lagi. Apa yang harus dia lakukan?
Warning!!! Khusus 18+++ Di bawah 18+++ alangkah baiknya jangan dicoba-coba.
Ketika mereka masih kecil, Deddy menyelamatkan nyawa Nayla. Bertahun-tahun kemudian, setelah Deddy berakhir dalam keadaan koma akibat kecelakaan mobil, Nayla menikah dengannya tanpa berpikir dua kali dan bahkan menggunakan pengetahuan medisnya untuk menyembuhkannya. Selama dua tahun, Nayla setia, mencari kasih sayangnya dan ingin melunasi utang budinya yang menyelamatkan nyawanya. Akan tetapi ketika cinta pertama Deddy kembali, Nayla, yang dihadapkan dengan perceraian, tidak ragu untuk menandatangani surat perceraian. Meskipun dicap sebagai barang bekas, hanya sedikit yang tahu bakatnya yang sebenarnya. Dia adalah seorang pengemudi mobil balap, seorang desainer terkenal, seorang peretas jenius, dan seorang dokter ahli. Menyesali keputusannya, Deddy memohon pengampunannya. Pada saat ini, seorang CEO yang menawan turun tangan, memeluk Nayla dan menyatakan, "Enyah! Dia adalah istriku!" Terkejut, Nayla berseru, "Apa katamu?"
Istriku Lidya yang masih berusia 25 tahun rasanya memang masih pantas untuk merasakan bahagia bermain di luar sana, lagipula dia punya uang. Biarlah dia pergi tanpaku, namun pertanyaannya, dengan siapa dia berbahagia diluar sana? Makin hari kecurigaanku semakin besar, kalau dia bisa saja tak keluar bersama sahabat kantornya yang perempuan, lalu dengan siapa? Sesaat setelah Lidya membohongiku dengan ‘karangan palsunya’ tentang kegiatannya di hari ini. Aku langsung membalikan tubuh Lidya, kini tubuhku menindihnya. Antara nafsu telah dikhianati bercampur nafsu birahi akan tubuhnya yang sudah kusimpan sedari pagi.
Sayup-sayup terdengar suara bu ustadzah, aku terkaget bu ustazah langsung membuka gamisnya terlihat beha dan cd hitam yang ia kenakan.. Aku benar-benar terpana seorang ustazah membuka gamisnya dihadapanku, aku tak bisa berkata-kata, kemudian beliau membuka kaitan behanya lepas lah gundukan gunung kemabr yang kira-kira ku taksir berukuran 36B nan indah.. Meski sudah menyusui anak tetap saja kencang dan tidak kendur gunung kemabar ustazah. Ketika ustadzah ingin membuka celana dalam yg ia gunakan….. Hari smakin hari aku semakin mengagumi sosok ustadzah ika.. Entah apa yang merasuki jiwaku, ustadzah ika semakin terlihat cantik dan menarik. Sering aku berhayal membayangkan tubuh molek dibalik gamis panjang hijab syar'i nan lebar ustadzah ika. Terkadang itu slalu mengganggu tidur malamku. Disaat aku tertidur…..
Dua tahun lalu, Regan mendapati dirinya dipaksa menikahi Ella untuk melindungi wanita yang dia sayangi. Dari sudut pandang Regan, Ella tercela, menggunakan rencana licik untuk memastikan pernikahan mereka. Dia mempertahankan sikap jauh dan dingin terhadap wanita itu, menyimpan kehangatannya untuk yang lain. Namun, Ella tetap berdedikasi sepenuh hati untuk Regan selama lebih dari sepuluh tahun. Saat dia menjadi lelah dan mempertimbangkan untuk melepaskan usahanya, Regan tiba-tiba merasa ketakutan. Hanya ketika nyawa Ella berada di tepi kematian, hamil anak Regan, dia menyadari, cinta dalam hidupnya selalu Ella.