/0/3403/coverbig.jpg?v=717ac521ff201c8e35040a2c2780f948)
Hesti punya suami yang pelitnya na'uzubillah, jangan memberi uang nafkah untuk istri, urusan belanja saja dia beli sendiri. Jangankan uang untuk beli skincare, uang pegangan sama dia tak ada. Bahkan gajinya dikuasi suaminya. Bagaimana akhir kisah si Pelit Pramono? Baca sampai tamat ya?
"Mana uangnya Dek?" tanya Mas Pram suamiku, seraya menadahkan tanganya kepadaku.
Aku yang baru pulang langsung disambut Mas Pram, dengan menanyakan gajiku. Ini sudah menjadi rutinitas dia setiap bulan, meminta gajiku, kemudian menyimpannya. Meski berat hati kukeluarkan juga amplop coklat yang berisi gaji dari tasku.
"Ini Mas," ucapku, menyodorkan amplop pada Pria empat puluh empat tahun itu.
Suamiku mengambil amplop dari tanganku, mbukanya, kemudian menghitung kembali uangnya.
"Yang dua ratus kemana?" tanya suamiku dengan tatapan penuh selidik.
"Hhh ...." Aku menghela nafas, membuang sesak yang tiba-tiba menyergap.
Sudah kuduga, dia akan menanyakan uang yang sudah aku gunakan itu. Padahal aku ingin sedikit menikmati gajiku, sekedar beli gamis murah, yang penting bisa buat gonta ganti, tapi Mas Pram seolah tak rela. Padahal itu hasil keringatku sendiri.
"Tadi ada temen bawa gamis Mas, Murah-murah, bagus-bagus. Temanku banyak yang beli, jadi aku ikutan beli satu. Kan gamisku sudah banyak yang lusuh, sekalian nglarisin dagangan temen. Dia itu masih honorer, dia jualan baju buat tambah-tambah. Dengan membeli dagangannya, aku sudah membantu meringankan sedikit bebannya, itung-itung menolong lah, Mas" jelasku kemudian
"Ini yang aku nggak suka dari kamu, boros. Suka belanja barang yang tidak perlu," sergahnya.
"Nggak perlu gimana? Orang gamisku sudah lusuh semua! Aku cuma beli satu, itu pun yang paling murah. Aku malu, tiap pergi kondangan pakai gamis yang itu-itu saja," gusarku.
"Kan bisa di akal. kamu pergi sehabis ngajar, pas masih pakai seragam," ucap suamiku datar.
"Kalau acaranya malam, masa iya pakai seragam sih, Mas!" ketusku.
"Kamu itu ya, dibilangin suami ngeyel terus! Kamu tahu dosa nggak!" Suara Mas Pram mulai naik satu oktaf.
"Habisnya aku sebel sama kamu, Mas. Beli gamis murah aja dipermasalahkan, bagaimana kalau aku kayak orang-orang? Tiap habis gajian, ke mall borong macam-macam, Kamu bisa marah tujuh hari tujuh malam!" ucapku sengit.
"Hhh ...., sudah lah Dek. Kamu jangan ikutan-ikutan orang! Mereka penampilannya saja yang wah, tapi nggak punya apa-apa. Lebih baik terlihat sederhana, tapi aslinya kaya," ucap Mas Pram dengan suara pelan.
Meskipun pelit, Mas Pram bukan tipe laki-laki yang suka kasar sama istri. Kalau aku mulai emosi, dia melunak. Hingga pertengkaran bisa dihindari.
"Kaya tapi kayak gembel, buat apa?" gerutuku pelan. Entah Mas Pram dengar atau tidak, aku tidak peduli
Begitulah aku, bekerja tapi tak punya kuasa atas gajiku sendiri, semua dikuasai suamiku. Sebenarnya suamiku termasuk orang kaya di kampung ini, tapi entah mengapa dia sangat perhitungan dengan pengeluarannya termasuk untuk dirinya sendiri.
Jangan cari skin care di meja riasku, tidak akan ketemu. Yang ada hanya bedak viv* kemasan plastik dan lipstik dengan merk yang sama, kalau membersihkan muka, aku cukup pakai sabun mandi.
Aku terlahir dengan wajah yang tidak bisa dibilang cantik, tubuhku kurus dan tulang punggungku sedikit bungkuk. Efek waktu kecil aku sering sakit-sakitan, aku terlihat lebih tua dari umurku.
Sejak remaja, hingga menginjak kepala tiga. Aku belum pernah dekat dengan laki-laki mana pun. Bukannya aku tidak suka laki-laki, aku juga pengen merasakan jatuh cinta dan dicintai. Tapi sayang aku kurang beruntung, wajahku tak menarik, hingga tak ada lawan jenis yang melirik.
Hingga akhirnya, orang tuaku menjodohkanku dengan seorang pengusaha tambak. Namanya Pramono, empat puluh tiga tahun, perjaka, sudah punya rumah sendiri, sudah pernah naik haji, orangnya baik tidak neko-neko, begitulah penuturan ibuku menggambarkan sosok Pramono.
Aku yang perawan tua dan buruk rupa tentu sangat bahagia, akhirnya dipertemukan dengan jodohku. Cinta bisa tumbuh seiring perjalanan waktu, begitu prinsipku. Setidaknya aku tidak dilangkahi adiku. Karena menurut mitos, kalau perempuan dilangkahi, apalagi adiknya laki-laki, maka akan seret jodoh, dan kemungkinan tidak menikah seumur hidup.
Pernikahanku digelar dengan acara yang mewah dan meriah, karena aku anak pertama dan perempuan satu-satunya, di keluargaku. Mewah atau sederhana bagiku tidak masalah yang penting sah.
Kupikir menikah dengan lelaki mapan dan matang hidupku akan bahagia, ternyata jauh panggang dari api, aku merasa tertekan dengan sifat irit suamiku.
Bukan hanya soal keuangan yang diatur, bahkan urusan belanja, dia turun tangan sendiri. Semua kebutuhan rumah, termasuk kebutuhan dapur, hingga sayur mayur, dia beli sendiri. Aku hanya bertugas mengolahnya.
Perhitungan sekali suamiku itu, setiap rupiah yang dikeluarkan sangat berarti. Rasanya aku tak percaya, menikah dengan laki-laki model seperti dia.
Meski rumah yang kami tempati relatif besar, semua pekerjaan aku kerjakan sendiri, padahal aku harus pergi mengajar jam tujuh pagi. Sehingga aku sering keteteran tapi Mas Pram tak mau perduli, karena dia pergi ketambak pagi-pagi sekali.
"Mas, kayaknya aku butuh ART untuk membantuku. Aku lelah, lagian perut ini makin besar aku jadi kerepotan" Kataku pada Mas Pramono.
"Kok pembantu sih Dek ...? Bayarannya mahal! Kalau masih mampu mending dikerjakan sendiri," jawabnya menolak permintaanku.
Sebenarnya aku tahu, jawabannya akan seperti ini. Tapi aku benar-benar kuwalahan, aku berharap Mas Pram punya sedikit rasa iba, pada istrinya yang sedang hamil besar ini.
"Tapi aku benar-benar butuh Mas ..., rumah ini terlalu besar untuk ku-urus sendiri. Kan aku tahu sendiri, jam tujuh pagi aku sudah harus ngajar pagi-pagi. Apalagi nanti kalau sudah lahiran, ada bayi yang harus di urus, pasti tambah repot.
Kalau dipaksa mengerjakan semuanya sendiri, aku bisa sakit Mas. Biaya rumah sakit mahal, nanti kamu malah nggak bisa kerja. Pekerjaanmu jadi terbengkalai, rugi kan?" Bicara dengan Mas Pram harus menjelaskan untung dan ruginya. Kalau tidak
"Yo wes lah, kupikir dulu, kalau upahnya tidak terlalu mahal bolehlah," akhirnya kata itu terucap dari bibir Mas Pram.
Aku tersenyum senang, semoga Mas Pram segera menemukan pembantu yang mau bekerja di rumah ini.
* * * * *
Sudah sebulan sejak percakapan kami waktu itu, tapi Mas Pram belum juga menemukan ART untukku. Mungkin mereka nggak mau punya majikan pelit seperti suamiku itu. Maklum kepelitan Mas Pram sudah terkenal di mana-mana.
"Mas, kok belum dapat ART sih ... ? Aku sudah kepayahan bawa badan ini, " ucapku kala itu, saat kami sedang berdua di kamar.
"Yang sabar to Dek ... Nyari pembantu jaman sekarang itu susah, mereka maunya kerja ringan, tapi gaji minta ditinggikan," ucapnya dengan nada kesal.
"Memang mereka minta gaji berapa Mas?"
"Lima puluh ribu perhari, kerja dari jam delapan, pulang jam empat sore. Kayak kerja kantoran saja. Bahkan ada yang minta gaji UMR (UMR Jepara 2.200.000,-) gila nggak tuh!"
"Lima puluh ribu itu tidak mahal Mas, memang rata-rata bayarannya segitu, memang Mas tawar berapa?"
"Dua puluh lima ribu."
Aku hanya bisa mengelus dada, kalau begini caranya. Kalau begini caranya, sampai anakku bisa main bola, gak bakalan dapat pembantu.
Bersambung ....
Demi menutup aibku, aku menikah dengan salah seorang karyawan Papa. Awalnya aku tidak bisa menerima, karena kami beda kasta. Tapi sikap dinginnya justru membuatku tertantang, sulit memang, karena dia laki-laki setia yang tidak mudah berpaling dari wanitanya. Tapi aku tidak akan menyerah, aku akan melakukan segala cara untuk menaklukannya. Karena aku jatuh cinta.
Wanita yang ku nikahi ternyata serakah, dia tidak hanya ingin mengusai hartaku, tapi juga hidupku. Tapi semua kusadari setelah aku kehilangan segalanya.
Chika berharap pernikahannya akan bertahan seumur hidup, nyatanya Irsan tega menceraikan Chika, atas permintaan ibunya. Sakit hati dan terluka, berniat balas dendam justru Chika kecantol ayah tiri mantan suaminya. Bagaimana perjalanan cinta mereka?
Hati Melani gundah gulana, pacarnya diam-diam menikahi gadis lain. Parahnya lagi, Robin tak mau melepaskan Melani begitu saja. Dalam pelariannya menghindari Robin, Melani bertemu Yudha, dosen tampan mirip Aldebaran. Tapi sayang sang dosen ganteng ini juteknya minta ampun. Siapakah yang akan bersanding dengan Melani akhirnya? Robin atau Yudha.
Lima tahun setelah bercerai, aku kembali dipertemukan dengan mantan istriku, Uma. Dia sudah bermertamorfosa menjadi wanita cantik dan sukses, dokter kandungan sekaligus direktur rumah sakit swasta di kotaku. Penyesalan menghantui hidupku, melihat Uma dan anak-anakku. Salahkah aku berharap bisa kembali bersatu dengan mereka?
"Jang, kamu sudah gak sabar ya?." tanya Mbak Wati setelah mantra selesai kami ucapkan dan melihat mataku yang tidak berkedip. Mbak Wati tiba tiba mendorongku jatuh terlentang. Jantungku berdegup sangat kencang, inilah saat yang aku tunggu, detik detik keperjakaanku menjadi tumbal Ritual di Gunung Keramat. Tumbal yang tidak akan pernah kusesali. Tumbal kenikmatan yang akan membuka pintu surga dunia. Mbak Wati tersenyum menggodaku yang sangat tegang menanti apa yang akan dilakukannya. Seperti seorang wanita nakal, Mbak Wati merangkak di atas tubuhku...
Rhido tak pernah menduga masa lalunya yang hitam dan kelam, ternyata sangat berpengaruh pada kehidupan rumah tangganya bersama Lisda. Wanita yang dinikahinya karena telah berhasil membuat Rhido sadar akan kesalahan masa lalunya. Ketika Rhido sedang berjuang menghilangkan jejak masa lalunya, justru halangan datang dari istrinya. Ketika sedang mengandung anak pertamanya, Lisda justru meraskan gangguan yang membuatnya selalu kesakitan saat berhubungan badan dengan suaminya. Rhido yang teramat mencintai istri dan calon anaknya, rela bertahan tidak melakukan hubungan badan dengan istrinya. Sampai akhirnya Rhido mendapat tugas kerja di daerah pedalaman Jawa Barat dan Kalimantan. Di sanalah godaan demi godaan datang silih berganti. Sanggupkah Rhido yang mantan bajingan itu bertahan dengan kesetiannya, atau malah sebaliknya. Lanas bagaimana nasib Lisda dengan anak yang baru dilahirkannya? Benarkah masa lalu Rhido yang penuh dengan aura mistis kembali menghantui dan menganggunya? Seperti apa aura dan gangguan mistis yang dia dapatkannya? Adakah pengaruhnya pada Lisda, istri sahnya?
Istriku Lidya yang masih berusia 25 tahun rasanya memang masih pantas untuk merasakan bahagia bermain di luar sana, lagipula dia punya uang. Biarlah dia pergi tanpaku, namun pertanyaannya, dengan siapa dia berbahagia diluar sana? Makin hari kecurigaanku semakin besar, kalau dia bisa saja tak keluar bersama sahabat kantornya yang perempuan, lalu dengan siapa? Sesaat setelah Lidya membohongiku dengan ‘karangan palsunya’ tentang kegiatannya di hari ini. Aku langsung membalikan tubuh Lidya, kini tubuhku menindihnya. Antara nafsu telah dikhianati bercampur nafsu birahi akan tubuhnya yang sudah kusimpan sedari pagi.
Kisah Daddy Dominic, putri angkatnya, Bee, dan seorang dosen tampan bernama Nathan. XXX DEWASA 1821
Zara adalah wanita dengan pesona luar biasa yang menyimpan hasrat membara di balik kecantikannya. Sebagai istri yang terperangkap dalam gelora gairah yang tak tertahankan, Zara terseret ke dalam pusaran hubungan terlarang yang menggoda dan penuh rahasia. Dimulai dengan Pak Haris, bos suaminya yang memikat, kemudian berlanjut ke Dr. Zein yang berkarisma. Setiap perselingkuhan menambah bara dalam kehidupan Zara yang sudah menyala dengan keinginan. Pertemuan-pertemuan memabukkan ini membawa Zara ke dalam dunia di mana batas moral menjadi kabur dan kesetiaan hanya sekadar kata tanpa makna. Ketegangan antara kehidupannya yang tersembunyi dan perasaan bersalah yang menghantuinya membuat Zara merenung tentang harga yang harus dibayar untuk memenuhi hasratnya yang tak terbendung. Akankah Zara mampu menguasai dorongan naluriahnya, atau akankah dia terus terjerat dalam jaring keinginan yang bisa menghancurkan segalanya?
Pernikahan itu seharusnya dilakukan demi kenyamanan, tapi Carrie melakukan kesalahan dengan jatuh cinta pada Kristopher. Ketika tiba saatnya dia sangat membutuhkannya, suaminya itu menemani wanita lain. Cukup sudah. Carrie memilih menceraikan Kristopher dan melanjutkan hidupnya. Hanya ketika dia pergi barulah Kristopher menyadari betapa pentingnya wanita itu baginya. Di hadapan para pengagum mantan istrinya yang tak terhitung jumlahnya, Kristopher menawarinya 40 miliar rupiah dan mengusulkan kesepakatan baru. "Ayo menikah lagi."