Hesti punya suami yang pelitnya na'uzubillah, jangan memberi uang nafkah untuk istri, urusan belanja saja dia beli sendiri. Jangankan uang untuk beli skincare, uang pegangan sama dia tak ada. Bahkan gajinya dikuasi suaminya. Bagaimana akhir kisah si Pelit Pramono? Baca sampai tamat ya?
"Mana uangnya Dek?" tanya Mas Pram suamiku, seraya menadahkan tanganya kepadaku.
Aku yang baru pulang langsung disambut Mas Pram, dengan menanyakan gajiku. Ini sudah menjadi rutinitas dia setiap bulan, meminta gajiku, kemudian menyimpannya. Meski berat hati kukeluarkan juga amplop coklat yang berisi gaji dari tasku.
"Ini Mas," ucapku, menyodorkan amplop pada Pria empat puluh empat tahun itu.
Suamiku mengambil amplop dari tanganku, mbukanya, kemudian menghitung kembali uangnya.
"Yang dua ratus kemana?" tanya suamiku dengan tatapan penuh selidik.
"Hhh ...." Aku menghela nafas, membuang sesak yang tiba-tiba menyergap.
Sudah kuduga, dia akan menanyakan uang yang sudah aku gunakan itu. Padahal aku ingin sedikit menikmati gajiku, sekedar beli gamis murah, yang penting bisa buat gonta ganti, tapi Mas Pram seolah tak rela. Padahal itu hasil keringatku sendiri.
"Tadi ada temen bawa gamis Mas, Murah-murah, bagus-bagus. Temanku banyak yang beli, jadi aku ikutan beli satu. Kan gamisku sudah banyak yang lusuh, sekalian nglarisin dagangan temen. Dia itu masih honorer, dia jualan baju buat tambah-tambah. Dengan membeli dagangannya, aku sudah membantu meringankan sedikit bebannya, itung-itung menolong lah, Mas" jelasku kemudian
"Ini yang aku nggak suka dari kamu, boros. Suka belanja barang yang tidak perlu," sergahnya.
"Nggak perlu gimana? Orang gamisku sudah lusuh semua! Aku cuma beli satu, itu pun yang paling murah. Aku malu, tiap pergi kondangan pakai gamis yang itu-itu saja," gusarku.
"Kan bisa di akal. kamu pergi sehabis ngajar, pas masih pakai seragam," ucap suamiku datar.
"Kalau acaranya malam, masa iya pakai seragam sih, Mas!" ketusku.
"Kamu itu ya, dibilangin suami ngeyel terus! Kamu tahu dosa nggak!" Suara Mas Pram mulai naik satu oktaf.
"Habisnya aku sebel sama kamu, Mas. Beli gamis murah aja dipermasalahkan, bagaimana kalau aku kayak orang-orang? Tiap habis gajian, ke mall borong macam-macam, Kamu bisa marah tujuh hari tujuh malam!" ucapku sengit.
"Hhh ...., sudah lah Dek. Kamu jangan ikutan-ikutan orang! Mereka penampilannya saja yang wah, tapi nggak punya apa-apa. Lebih baik terlihat sederhana, tapi aslinya kaya," ucap Mas Pram dengan suara pelan.
Meskipun pelit, Mas Pram bukan tipe laki-laki yang suka kasar sama istri. Kalau aku mulai emosi, dia melunak. Hingga pertengkaran bisa dihindari.
"Kaya tapi kayak gembel, buat apa?" gerutuku pelan. Entah Mas Pram dengar atau tidak, aku tidak peduli
Begitulah aku, bekerja tapi tak punya kuasa atas gajiku sendiri, semua dikuasai suamiku. Sebenarnya suamiku termasuk orang kaya di kampung ini, tapi entah mengapa dia sangat perhitungan dengan pengeluarannya termasuk untuk dirinya sendiri.
Jangan cari skin care di meja riasku, tidak akan ketemu. Yang ada hanya bedak viv* kemasan plastik dan lipstik dengan merk yang sama, kalau membersihkan muka, aku cukup pakai sabun mandi.
Aku terlahir dengan wajah yang tidak bisa dibilang cantik, tubuhku kurus dan tulang punggungku sedikit bungkuk. Efek waktu kecil aku sering sakit-sakitan, aku terlihat lebih tua dari umurku.
Sejak remaja, hingga menginjak kepala tiga. Aku belum pernah dekat dengan laki-laki mana pun. Bukannya aku tidak suka laki-laki, aku juga pengen merasakan jatuh cinta dan dicintai. Tapi sayang aku kurang beruntung, wajahku tak menarik, hingga tak ada lawan jenis yang melirik.
Hingga akhirnya, orang tuaku menjodohkanku dengan seorang pengusaha tambak. Namanya Pramono, empat puluh tiga tahun, perjaka, sudah punya rumah sendiri, sudah pernah naik haji, orangnya baik tidak neko-neko, begitulah penuturan ibuku menggambarkan sosok Pramono.
Aku yang perawan tua dan buruk rupa tentu sangat bahagia, akhirnya dipertemukan dengan jodohku. Cinta bisa tumbuh seiring perjalanan waktu, begitu prinsipku. Setidaknya aku tidak dilangkahi adiku. Karena menurut mitos, kalau perempuan dilangkahi, apalagi adiknya laki-laki, maka akan seret jodoh, dan kemungkinan tidak menikah seumur hidup.
Pernikahanku digelar dengan acara yang mewah dan meriah, karena aku anak pertama dan perempuan satu-satunya, di keluargaku. Mewah atau sederhana bagiku tidak masalah yang penting sah.
Kupikir menikah dengan lelaki mapan dan matang hidupku akan bahagia, ternyata jauh panggang dari api, aku merasa tertekan dengan sifat irit suamiku.
Bukan hanya soal keuangan yang diatur, bahkan urusan belanja, dia turun tangan sendiri. Semua kebutuhan rumah, termasuk kebutuhan dapur, hingga sayur mayur, dia beli sendiri. Aku hanya bertugas mengolahnya.
Perhitungan sekali suamiku itu, setiap rupiah yang dikeluarkan sangat berarti. Rasanya aku tak percaya, menikah dengan laki-laki model seperti dia.
Meski rumah yang kami tempati relatif besar, semua pekerjaan aku kerjakan sendiri, padahal aku harus pergi mengajar jam tujuh pagi. Sehingga aku sering keteteran tapi Mas Pram tak mau perduli, karena dia pergi ketambak pagi-pagi sekali.
"Mas, kayaknya aku butuh ART untuk membantuku. Aku lelah, lagian perut ini makin besar aku jadi kerepotan" Kataku pada Mas Pramono.
"Kok pembantu sih Dek ...? Bayarannya mahal! Kalau masih mampu mending dikerjakan sendiri," jawabnya menolak permintaanku.
Sebenarnya aku tahu, jawabannya akan seperti ini. Tapi aku benar-benar kuwalahan, aku berharap Mas Pram punya sedikit rasa iba, pada istrinya yang sedang hamil besar ini.
"Tapi aku benar-benar butuh Mas ..., rumah ini terlalu besar untuk ku-urus sendiri. Kan aku tahu sendiri, jam tujuh pagi aku sudah harus ngajar pagi-pagi. Apalagi nanti kalau sudah lahiran, ada bayi yang harus di urus, pasti tambah repot.
Kalau dipaksa mengerjakan semuanya sendiri, aku bisa sakit Mas. Biaya rumah sakit mahal, nanti kamu malah nggak bisa kerja. Pekerjaanmu jadi terbengkalai, rugi kan?" Bicara dengan Mas Pram harus menjelaskan untung dan ruginya. Kalau tidak
"Yo wes lah, kupikir dulu, kalau upahnya tidak terlalu mahal bolehlah," akhirnya kata itu terucap dari bibir Mas Pram.
Aku tersenyum senang, semoga Mas Pram segera menemukan pembantu yang mau bekerja di rumah ini.
* * * * *
Sudah sebulan sejak percakapan kami waktu itu, tapi Mas Pram belum juga menemukan ART untukku. Mungkin mereka nggak mau punya majikan pelit seperti suamiku itu. Maklum kepelitan Mas Pram sudah terkenal di mana-mana.
"Mas, kok belum dapat ART sih ... ? Aku sudah kepayahan bawa badan ini, " ucapku kala itu, saat kami sedang berdua di kamar.
"Yang sabar to Dek ... Nyari pembantu jaman sekarang itu susah, mereka maunya kerja ringan, tapi gaji minta ditinggikan," ucapnya dengan nada kesal.
"Memang mereka minta gaji berapa Mas?"
"Lima puluh ribu perhari, kerja dari jam delapan, pulang jam empat sore. Kayak kerja kantoran saja. Bahkan ada yang minta gaji UMR (UMR Jepara 2.200.000,-) gila nggak tuh!"
"Lima puluh ribu itu tidak mahal Mas, memang rata-rata bayarannya segitu, memang Mas tawar berapa?"
"Dua puluh lima ribu."
Aku hanya bisa mengelus dada, kalau begini caranya. Kalau begini caranya, sampai anakku bisa main bola, gak bakalan dapat pembantu.
Bersambung ....
Demi menutup aibku, aku menikah dengan salah seorang karyawan Papa. Awalnya aku tidak bisa menerima, karena kami beda kasta. Tapi sikap dinginnya justru membuatku tertantang, sulit memang, karena dia laki-laki setia yang tidak mudah berpaling dari wanitanya. Tapi aku tidak akan menyerah, aku akan melakukan segala cara untuk menaklukannya. Karena aku jatuh cinta.
Wanita yang ku nikahi ternyata serakah, dia tidak hanya ingin mengusai hartaku, tapi juga hidupku. Tapi semua kusadari setelah aku kehilangan segalanya.
Chika berharap pernikahannya akan bertahan seumur hidup, nyatanya Irsan tega menceraikan Chika, atas permintaan ibunya. Sakit hati dan terluka, berniat balas dendam justru Chika kecantol ayah tiri mantan suaminya. Bagaimana perjalanan cinta mereka?
Hati Melani gundah gulana, pacarnya diam-diam menikahi gadis lain. Parahnya lagi, Robin tak mau melepaskan Melani begitu saja. Dalam pelariannya menghindari Robin, Melani bertemu Yudha, dosen tampan mirip Aldebaran. Tapi sayang sang dosen ganteng ini juteknya minta ampun. Siapakah yang akan bersanding dengan Melani akhirnya? Robin atau Yudha.
Lima tahun setelah bercerai, aku kembali dipertemukan dengan mantan istriku, Uma. Dia sudah bermertamorfosa menjadi wanita cantik dan sukses, dokter kandungan sekaligus direktur rumah sakit swasta di kotaku. Penyesalan menghantui hidupku, melihat Uma dan anak-anakku. Salahkah aku berharap bisa kembali bersatu dengan mereka?
Dua tahun lalu, Nina menikah dengan pria yang belum pernah ditemuinya. Dia tidak tahu namanya atau usianya; dia tidak tahu apa-apa tentang orang yang dinikahinya ini. Pernikahan mereka tidak lebih dari sebuah kontrak dengan kondisi, dan salah satu klausulnya adalah bahwa dia tidak boleh tidur dengan pria lain. Namun, Nina kehilangan keperawanannya kepada orang asing ketika dia mengetuk pintu yang salah pada suatu malam. Dengan kompensasi yang harus dia bayar membebaninya, dia memutuskan untuk membuat perjanjian perceraian sendiri. Ketika dia akhirnya bertemu suaminya untuk menyerahkan surat-surat itu, dia terkejut menemukan bahwa suaminya tidak lain adalah pria yang telah "selingkuh" dengannya!
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Ketika istrinya tak lagi mampu mengimbangi hasratnya yang membara, Valdi terjerumus dalam kehampaan dan kesendirian yang menyiksa. Setelah perceraian merenggut segalanya, hidupnya terasa kosong-hingga Mayang, gadis muda yang polos dan lugu, hadir dalam kehidupannya. Mayang, yang baru kehilangan ibunya-pembantu setia yang telah lama bekerja di rumah Valdi-tak pernah menduga bahwa kepolosannya akan menjadi alat bagi Valdi untuk memenuhi keinginan terpendamnya. Gadis yang masih hijau dalam dunia dewasa ini tanpa sadar masuk ke dalam permainan Valdi yang penuh tipu daya. Bisakah Mayang, dengan keluguannya, bertahan dari manipulasi pria yang jauh lebih berpengalaman? Ataukah ia akan terjerat dalam permainan berbahaya yang berada di luar kendalinya?
Tiga tahun lalu, keluarganya menentang pilihan William untuk menikahi wanita yang dicintainya dan memilih Fransiska sebagai pengantinnya. William tidak mencintainya. Malah, dia membencinya. Tidak lama setelah mereka menikah, Fransiska menerima tawaran dari universitas impiannya dan mengambil kesempatan itu. Tiga tahun kemudian, wanita tercinta William sakit parah. Untuk memenuhi keinginan terakhirnya, dia menelepon Fransiska untuk kembali dan memberinya perjanjian perceraian. Scarlett sangat terluka oleh keputusan mendadak William, tetapi dia memilih untuk membiarkannya pergi dan setuju untuk menandatangani surat cerai. Namun, William tampaknya menunda proses dengan sengaja, yang membuat Fransiska bingung dan frustasi. Sekarang, Fransiska terjebak di antara konsekuensi dari keragu-raguan William. Apakah dia bisa melepaskan diri darinya? Akankah William akhirnya sadar dan menghadapi perasaannya yang sebenarnya?
Pada hari ulang tahun pernikahan mereka, simpanan Jordan membius Alisha, dan dia berakhir di ranjang orang asing. Dalam satu malam, Alisha kehilangan kepolosannya, sementara wanita simpanan itu hamil. Patah hati dan terhina, Alisha menuntut cerai, tapi Jordan melihatnya sebagai amukan lain. Ketika mereka akhirnya berpisah, Alisha kemudian menjadi artis terkenal, dicari dan dikagumi oleh semua orang. Karena penuh penyesalan, Jordan menghampirinya dengan harapan akan rujuk, tetapi dia justru mendapati wanita itu berada di pelukan seorang taipan yang berkuasa. "Ayo, sapa kakak iparmu."