da kejadian lucu yang nggak bis
an rumah Mas Pram. Bukan depannya persis tapi agak samp
sih dinas di Blora. Menurut cerita Mbak Hana, tetangga sekaligus temanku ngajar di
rumah. Entah itu lauk pauk, atu sekedar makanan r
nan ya mau-mau saja. Lumayan menghemat pengel
a sama dia. Karena tiap dikirim makanan, Mas Pram selalu
u. Jangan tanya siapa yang bayar, sudah pasti si Janda. Mas Pram ngga baka
ingga kemudian aku kembali di tugaskan di Jepara. Suatu sore, Mba
Janda yang akhirnya kutahu bernama J
i tambak, Mbak,"
, wong pintu rumahnya terbuka," uc
perlu apa nyari Mas
" ucap Mbak Juli ngegas. Padahal aku ngomongnya pelan
da perlu, bicara sama saya saja, nanti saya sampai
sering ngecengin suamiku ini, aku tetap berusaha netral
ono kayak pembantu gini? Cantikan juga aku, glowing dan seksi!" ucapnya deng
percaya? Tanya saja orang sekampung, sia
hinanya. Mata Mbak Juli memindaiku dari atas kebawa, seolah memastikan
ku kalem, karena aku tahu Mbak Juli ini hanya korban, di
yang bener, nggak usah mennghayal jadi istri majikan! Mentang-mentang
ertuaku, dan beberap
Kok ribut-ribut?"
ya aja, biar nanti saya sampaikan. Karena saya ini istrinya. Eh dia nggak percaya, malah ngatain saya jelek, nggak pante
memang istrinya Pram
istri, kenapa sampeyan ngga
a," jawab mertuaku t
Pramono sudah punya istri. Biar saya nggak berharap banyak, ngga
nggak minta! Namanya rejeki nggak boleh di
ya, biar dapat makanan gratisan? Rugi dong s
nya, pakai acara ngasih makanan segala! Makanan nggak enak juga, mau melet anak saya, ya? Untung
cela, tapi dimakan ju
ng balas cacian. Aku dan para tetangga menjadi penonton setia.
am saja tidak membalas ucapan Mbak Ju
yang diribu
bak Juli?" Mas Pram yang baru datang, buru-buru
masih memberi harapan pada perempuan lain! Maksud
an nggak pernah janji apa-apa sama
berharap lebih! Kalau kamu sudah punya istri, harusnya kam
, masak ditolak?" u
a merah padam. Sepertinya dia b
saya! Lain kali buang saja mukamu yang nggak punya malu itu! Bisa-bisanya memanfatkan pere
pulang ke kontraknya. Tak lama terdengar pi
bener, Mas?" tanyaku saat kami
er," ucap Mas
Masak nggak tahu kalau Mbak Ju
sendiri yang ngasih," sanggah Mas
Mbak Juli, Mas. Di
kenapa jadi per
udah jelas kalau kelakuan dia membuat Mbak Juli salah
an untuk pindah. Dia sudah terlanjur mal
sampai sekarang, aku tetap memaafkannya, toh hub
anapun bakal mikir seribu k
mbung