(21+) Lantaran dipaksa menghadiri sebuah pesta ulang tahun di sebuah klub malam, Jenar yang merupakan gadis lugu dan pendiam bertemu dengan seorang aktor papan atas bernama Remo. Akibat mabuk yang terlalu berat, Remo dan Jenar menghabiskan malam bersama. Peristiwa itu menjadi titik balik dalam hidup mereka.Jenar yang sebetulnya sudah memiliki pacar merasa hidupnya hancur, hubungannya dengan sang kekasih berada di ujung tanduk, sementara Remo berjanji untuk bertanggung-jawab meski dirinya sendiri terkenal sebagai playboy berat, belum lagi Remo ternyata pria yang cukup posesif. Siapa yang akhirnya dipilih Jenar? Sanggupkah Remo mengubah gaya hidupnya dan setia pada Jenar? Bagaimana kelanjutan kisah cinta mereka yang manis dan pahit?
Jarum pendek jam dinding menunjuk angka lima. Jenar menutup laptopnya, lalu melepas kacamata anti radiasi yang selalu dia kenakan saat bekerja di depan perangkat komputer. Sudah waktunya pulang, pikirnya dengan hati riang. Gadis berusia 23 tahun itu hidup dengan cara sederhana dan juga dengan pola pikir yang sederhana. Baginya, hidupnya kini sudah sempurna, setidaknya hampir sempurna.
Lulus dari fakultas akuntansi setahun yang lalu dengan tepat waktu, bekerja di sebuah perusahaan kecil delapan jam sehari, tinggal di sebuah kost yang dia dekorasi sendiri, libur di akhir pekan dan bisa bermalas-malasan seharian, semuanya sempurna. Jenar tak pernah merasa kekurangan lagi, meski orang-orang bilang hidupnya terlalu membosankan dan agak datar. Jenar tak peduli apa kata orang. Apa lagi, sejak sebulan yang lalu, untuk pertama kali dalam hidupnya, dia punya pacar.
Pacarnya bekerja satu divisi dengannya, seorang senior bernama Jaka. Mereka mulai saling tertarik sejak beberapa bulan lalu, tak disangka Jaka melakukan gerakan cepat dengan menyatakan perasaan bulan lalu, dan Jenar menerimanya. Jenar suka berkhayal sendiri, Jenar dan Jaka, sebuah kombinasi yang tepat di kartu undangan pernikahan. Jenar memang tak mau buang waktu dengan berlama-lama berpacaran, dia dan Jaka sepakat untuk serius.
Dua sejoli itu sama-sama berasal dari keluarga baik-baik, semakin cepat menikah akan semakin baik. Rencananya akhir tahun ini mereka akan menikah, setelah pernikahan itu terjadi, hidup Jenar akan sempurna seutuhnya.
***
"Nar, mau langsung balik, ya?"
Teman kerja Jenar, Ratu, menyapanya setelah dia selesai mengemasi seluruh barang-barangnya ke dalam tas. "Iya, nih. Kenapa?" Jenar mengikat rambut panjang sepunggungnya.
"Hari ini gue ulang tahun, loh! Lu mesti datang, ya!" ajak Ratu.
Jenar bengong sesaat. Ratu persis seperti namanya, cewek kaya raya ini punya gaya hidup yang berbanding terbalik dari Jenar. Ratu memiliki tas-tas mahal, bajunya selalu ketat dan mencolok, wajahnya selalu didempul riasan, dan dia juga memiliki ponsel-ponsel terbaru yang super canggih dan mahal. Pokoknya, dia dan Ratu seolah punya dinding penyekat. Entah kenapa tiba-tiba Ratu mengajaknya untuk menghadiri pesta ulang tahunnya, meski mereka tak begitu akrab.
"Eh ... selamat ulang tahun ya, Rat! Tapi ... gue mesti langsung pulang sekarang, soalnya gue mesti nonton acara reality show favorit gue malam ini." Jenar menolak pelan.
Air muka Ratu langsung berubah, egonya jelas terluka lantaran dia tak terbiasa menerima penolakan, mungkin Jenar adalah orang pertama yang menolak ajakannya. "Gak asyik banget sih lu! Kita kan sama-sama karyawan baru di sini, anggap aja ini pengenalan! Mau ya? Gue tunggu loh!" Ratu kukuh memaksa, dia tak akan menyerah sampai Jenar mengiyakan tawarannya, yang lebih tepat disebut sebagai paksaan.
Jenar menghela napas panjang. "Oke, deh, Rat ... di mana acaranya?" tanya Jenar yang pasrah menerima.
Ratu mengeluarkan sebuah kartu kecil. "Nih, lu datang aja ke klub malam ini ntar jam sepuluh, terus lu tunjukin kartu ini ke security-nya, biar lu dibolehin masuk!" jawab Ratu.
Jenar menerima kartu kecil itu dengan gugup. Seumur hidup dia belum pernah masuk ke klub malam, ini akan jadi pengalaman pertama kalau dia sungguh akan datang. "Klub ... malam?" bisik Jenar tak percaya.
"Santai aja, kali! Kita kan udah cukup umur, lu tinggal datang aja! Gue tunggu ya, see you there, Jenar!" Ratu melambaikan tangannya sebelum dia keluar duluan.
Selama beberapa menit Jenar memandangi kartu bertuliskan STARCLUB VIP PASS itu. Hati Jenar mencelos, ini sama sekali tidak sesuai dengan gaya hidupnya. Namun, tak enak pula menolak ajakan Ratu, dia sudah menurunkan levelnya untuk mengajak orang seperti Jenar ke pesta ulang tahunnya, setidaknya dia mesti hadir meski hanya beberapa menit.
"Kita pulang sekarang?"
Jenar terkejut lagi, mendadak Jaka muncul di hadapannya. Pria berkulit kuning langsat itu memiliki wajah yang manis dengan perawakan pria baik-baik, dia seperti Jenar versi laki-laki. "Oh iya ... aku udah siap," jawab Jenar. "Tapi, nanti malam aku akan keluar ya! Aku cuma mau ngasih tau kamu aja."
Alis Jaka terangkat. "Ke mana? Ada apa malam ini? Kamu mau aku temani?" tanya Jaka.
Jenar menggaruk alisnya bingung. "Eh ... si Ratu, kamu kenal kan? Dia tiba-tiba aja ngundang aku ke pesta ulang tahunnya malam ini, gak enak kalau ditolak, dia sampe maksa gitu."
Ekspresi Jaka berubah total, kini dia tampak cemas. Dia sudah tahu reputasi Ratu yang suka pergi dugem dan dekat dengan dunia malam. "Kamu yakin mau datang? Itu sama sekali gak cocok dengan kita, dia pasti minum minuma keras."
"Iya aku tau, tapi kan ... aku beda dari dia, aku gak mungkin minum, aku gak mungkin melakukan hal kayak gitu." Jenar berusaha meyakinkan Jaka.
"Kalau gitu aku temani, ya." Ucapan Jaka lebih bisa disebut sebagai paksaan dan bukannya permintaan.
"Janganlah, gak apa-apa kok, aku akan baik-baik aja. Aku gak akan ngapa-ngapain, aku janji langsung pulang nanti, ya ya ya? Aku gak akan lewat jam sebelas malam nanti pulangnya. Setelah sampe di kost-an, aku bakal langsung hubungin kamu nanti, aku akan kirim bukti kalau pulang selamat."
Bibir Jaka bergerak-gerak, dia sepertinya menimbang-nimbang. "Ya udah, tapi cukup sebentar aja ya, apa perlu nanti kamu aku antar dan jemput?" tanya Jaka lagi.
Jenar langsung menolak, tak mau merepotkan Jaka. "Gak apa-apa, nanti aku bisa naik taksi, kok!" tolak Jenar.
"Ok, aku antar balik ya sekarang?" Jaka menyerahkan helm pada Jenar.
Sepasang kekasih seumur jagung itu lantas pulang bersama dengan sepeda motor tua kesayangan Jaka. Usai mengantar Jenar ke gedung kost tempat Jenar tinggal, Jaka langsung berbalik untuk pulang, pria muda itu masih tinggal bersama orang tuanya.
***
Sampai di dalam kost, Jenar langsung membongkar habis lemarinya. Dia tak punya banyak pakaian pesta, bahkan malah nyaris tak punya. "Gawat ... aku cuma bakal jadi bahan lelucon nanti di sana, habislah aku ... huh ..." keluh Jenar sambil memandangi gaun-gaun bututnya. "Apa aku batal aja, ya? Tapi besok aku gak akan enak pas ketemu sama Ratu," gumam Jenar bicara pada dirinya sendiri.
Tangan Jenar mengangkat satu gaun yang rasanya agak mendingan. Gaun malam berwarna hitam itu adalah gaun yang dia pakai saat malam perpisahan setelah lulus SMA beberapa tahun yang lalu, masih muat di tubuh rampingnya sebab tubuhnya memang termasuk sulit gemuk. Gaun polos itu berlengan buntung, ketat di badan, membuat tubuh Jenar terlihat cukup seksi.
Jenar sebetulnya cantik, dia juga punya wajah dan senyum yang manis, hanya saja kepribadiannya yang pendiam dan datar membuatnya tak terlihat menarik, Jenar tak pernah merasa dia cantik.
"Udahlah, ini aja, deh! Bodo amat!" putus Jenar sekenanya seraya menyusun lagi pakaian yang dia bongkar di atas tempat tidur manisnya.
Jenar harus bersiap-siap sekarang.
***
Kirana si perempuan unik, dia jutek tapi cengeng, galak dan doyan gosip. Panji si pria kompleks, dia berhati lembut tapi juga temperamen, dia yang judes sekaligus serampangan. Usai lulus SMA, Panji menghilang dibawa angin, ditelan bumi, tidak ada satu pun teman sekolah yang tahu keberadaannya. Tapi kemudian setelah bertahun-tahun, dia kembali lagi ke kehidupan Kirana tanpa diduga. Mimpi-mimpi Kirana dibangunkan kembali meski kini dia sudah punya gandengan baru. Kirana dijungkir balikkan, dia mengaku cinta mati pada Panji, walau dia tahu resiko berhubungan dengan pria tanpa komitmen seperti Panji: dia hanya akan buang-buang waktu dalam penantian. Demi mengikat Panji agar tidak pergi lagi, Kirana nekat, dia mendesak supaya bisa tinggal bersama Panji, bahkan pingin mengandung anaknya. Berhasilkah cara licik Kirana? Apa pria bebas seperti Panji pada akhirnya tunduk pada sebuah ikatan? Mungkinkah mereka bersama selamanya? Atau Panji datang hanya untuk mematahkan hati Kirana untuk kedua kali? Kisah ini bukan hanya romantis, tapi juga diisi humor segar nan nyeleneh yang ajaib ^^
(21+) Bhaga kembali ke rumah orang tuanya tanpa mengetahui bahwa ada gadis lain bernama Atma yang menumpang dan merawat ayah Bhaga yang sedang sakit. Atma yatim piatu dan hanya lulusan SMP, tapi kepribadiannya begitu lembut dan halus. Ketulusan hati keduanya telah menumbuhkan rasa cinta dalam hati mereka masing-masing. Namun, jarak sosial yang terlalu jauh menjadi penghalang. Belum lagi, Bhaga sudah memiliki tunangan di kota, sedang Atma telah dijodohkan oleh Ibu Bhaga sendiri. Mereka akhirnya jatuh dalam jurang cinta terlarang penuh dosa diam-diam. Bagaimanakah mereka bisa mengatasi segala pelik yang datang? Mampukah mereka menang melawan stigma?
Ayahnya menjadi seorang pengkhianat pada group mafia terbesar di negaranya bernama group Limson, membuat Arabella harus hidup dalam bahaya. Bagaimana tidak, Arabella harus menjadi tawanan kamar Tuan Stanley yang merupakan ketua mafia group Limson atau dia berkeliaran diluar sana dan diburu oleh anggota mafia lainnya.
Dimasa lalu dia tidak jadi menikah dengan kekasihnya karena jebakan seorang perempuan yang adalah teman baiknya hingga dia harus terjebak pernikahan yang tidak dia inginkan, dimasa kini siapa sangka dia bertemu dengan gadis yang mirip dengan mantan kekasihnya, tanpa sengaja terlibat skandal one night stand dan tanpa di duga rupanya itu adalah putri mantan kekasihnya. bagaimana kelanjutan hubungan mereka? apakah restu akan mereka kantongi untuk menuju ke jenjang yang lebih serius?
Bagi publik, dia adalah sekretaris eksekutif CEO. Di balik pintu tertutup, dia adalah istri yang tidak pernah diakui secara resmi. Jenessa sangat gembira ketika mengetahui bahwa dia hamil. Tapi kegembiraan itu digantikan dengan ketakutan ketika suaminya, Ryan, menghujani kasih sayangnya pada cinta pertamanya. Dengan berat hati, dia memilih untuk melepaskan pria itu dan pergi. Ketika mereka bertemu lagi, perhatian Ryan tertangkap oleh perut Jenessa yang menonjol. "Anak siapa yang kamu kandung?!" tuntutnya. Tapi dia hanya mencemooh. "Ini bukan urusanmu, mantan suamiku tersayang!"
Selama tiga tahun yang sulit, Emilia berusaha untuk menjadi istri Brandon yang sempurna, tetapi kasih sayang pria itu tetap jauh. Ketika Brandon menuntut perceraian untuk wanita lain, Emilia menghilang, dan kemudian muncul kembali sebagai fantasi tertinggi pria itu. Menepis mantannya dengan seringai, dia menantang, "Tertarik dengan kolaborasi? Siapa kamu, sih?" Pria tidak ada gunanya, Emilia lebih menyukai kebebasan. Saat Brandon mengejarnya tanpa henti, dia menemukan banyak identitas rahasia Emilia: peretas top, koki, dokter, pemahat batu giok, pembalap bawah tanah ... Setiap wahyu meningkatkan kebingungan Brandon. Mengapa keahlian Emilia tampak tak terbatas? Pesan Emilia jelas: dia unggul dalam segala hal. Biarkan pengejaran berlanjut!
"Kamu butuh pengantin wanita, aku butuh pengantin pria. Bagaimana kalau kita menikah?" Karena sama-sama ditinggalkan pasangan masing-masing, Elis memutuskan untuk menikah dengan pria asing cacat dari tempat pesta pernikahan sebelah. Mengasihani keadaan pria yang cacat itu, dia bersumpah untuk memanjakannya begitu mereka menikah. Sedikit yang dia tahu bahwa pria itu sebenarnya adalah pebisnis kaya raya yang berkuasa. Joshua mengira Elis hanya menikah dengannya demi uangnya, dan berencana menceraikannya ketika wanita itu tidak lagi berguna baginya. Namun setelah menjadi suaminya, dia dihadapkan pada dilema baru. "Wanita itu terus meminta cerai, tapi aku tidak ingin bercerai! Apa yang harus kulakukan?"