/0/2709/coverbig.jpg?v=07e5e78525664dd3080a36ee9ef3a2de)
Zuhra Kalinka, harus menerima kepahitan karena sang kekasih lebih memilih pergi melanjutkan studinya ke luar negeri di saat wanita itu sedang mengandung. Memiliki anak tanpa status ayah yang jelas tentu bukan hal yang membanggakan mengingat dirinya tinggal di kepulauan yang sangat menjunjung tinggi adat istiadat. Lalu, apa yang akan Zuhra lakukan saat seseorang datang dan siap bertanggung jawab atas kehamilannya. Pria dingin yang diam-diam membuat wanita itu jatuh cinta.
Langkah Zuhra terasa berat saat memasuki rumah yang hampir empat tahun ini ditinggalinya
bersama ayah dan bundanya.
"Assalamualaikum," ucap Zuhra seceria mungkin.
"Wa'alaikumsalam."
"Dari mana saja kamu?" tanya Ayah Zuhra, terlihat sekali pria paruh baya itu sedang menahan amarah.
"Da-dari rumah teman, Yah," jawab Zuhra gugup.
Tentu saja dia gugup, ayahnya pasti akan sangat marah karena anak gadis satu-satunya tidak pulang semalam dan baru kembali pagi ini.
"Duduk," perintah Pak Albar -Ayah Zuhra- tegas. Dengan gelisah Zuhra menuruti perintah ayahnya.
Gadis itu duduk di hadapan ayah dan bundanya seperti
seorang tersangka. Masih ada satu lagi yang tidak boleh disepelekan. Tatapan tajam pria yang duduk di sebelah sang bunda, Randy Marcello, abang tercintanya.
"Ada apa, Yah?" tanya Zuhra berharap bisa menghentikan tatapan menyelidik ayahnya.
Bunda Zuhra menyodorkan sebuah benda pipih berwarna putih yang menyerupai sebuah stik, ada dua garis merah di sana.
"Bisa kamu jelaskan?" tanya bunda Zuhra dengan suara bergetar.
Zuhra tidak bisa berkata apa-apa, rasa terkejut menyebar menguasainya. Pembuluh darahnya seakan berhenti bekerja. Sekujur tubuh Zuhra seakan tersiram bongkahan es yang membekukan.
Zuhra menyesal tidak langsung membuang benda itu kemarin. Dia meletakkannya begitu saja di kamar mandi saking syoknya melihat dua garis yang muncul. Zuhra terburu- buru menemui seseorang yang menyebabkan kekacauan ini di apartemennya. Namun jawaban yang diberikan pria itu sungguh membuat dunia Zuhra semakin hancur.
"It-itu " Sungguh lidahnya terasa kelu. Tubuh gadis
itu bergetar hebat.
Dengan sisa kekuatan, Zuhra bersimpuh di kaki sang bunda. "Maafin Zuhra, Bun. Zuhra salah, Bun. Zuhra salah," ucapnya di sela tangisan.
Dapat dirasakannya tubuh sang bunda ikut bergetar. Zuhra bahkan tidak mampu untuk mengangkat kepala. Sungguh dia tidak akan sanggup melihat bundanya menangis karena kebodohannya.
Ya, Zuhra sadar ia terlalu bodoh. Semalaman ia menangisi keputusan pria berengsek itu. Namun seberapa banyak air mata yang dikeluarkan, tidak akan mampu mengubah kenyataan apa pun. Kenyataan bahwa dirinya hamil tanpa seorang suami. Kenyataan bahwa masa depannya hancur. Kenyataan bahwa dirinya telah melukai hati ayah dan bundanya.
"Apa ini ulah pria bajingan itu?" desis Randy geram.
Zuhra semakin terisak, apalagi kali ini ia menyadari keterdiaman ayahnya. Zuhra yakin ayahnya pasti sangat kecewa sehingga untuk berbicara pun enggan.
Randy Marcello adalah orang yang sedari dulu paling menentang hubungan antara Zuhra dan Reno.
Reno yang terkenal sebagai seorang bad boy membuat Randy tidak menyukainya Apalagi mengetahui bahwa Reno adalah anak tunggal dari seorang pengusaha kaya raya yang hobinya menghambur-hamburkan uang.
"Aku akan menghajar pria itu," ucap Randy seraya beranjak dari duduknya.
"Jangan, Mas," cegah Zuhra.
"Lo ngelindungin dia?" Randy mulai kehabisan kesabaran.
Zuhra menggeleng lemah. "Bukan gitu, Mas."
"Terus apa?" Randy menatap tajam adiknya, "pokoknya gue harus kasih pelajaran si berengsek itu," tandasnya.
"Dia udah pergi." Ucapan Zuhra yang serupa bisikan itu nyatanya mampu menyurutkan langkah Randy.
"Apa maksud kamu?" Kali ini Ayah Zuhra yang angkat bicara. Gurat-gurat kekecawaan masih terpancar jelas dari wajahnya.
Zuhra tidak mampu untuk membuka mulut barang sedikit pun. Kenyataan bahwa dirinya hamil di luar nikah saja sudah barang tentu menjadi tamparan keras bagi keluarganya. Ditambah fakta bahwa lelaki itu pergi tanpa tanggung jawab, pastilah menjadi aib yang sangat besar.
"Jawab, Nak." Kali ini suara bundanya mulai melembut.
Zuhra tergugu. "D-dia pergi, Bun." Lagi-lagi gadis itu terisak. "Dia berangkat ke Inggris kemarin sore."
Zuhra terkesiap.
Randy dengan kasar menghancurkan guci di sebelahnya.
"BERENGSEK!!" Teriaknya geram.
"Maafin Zuhra, Yah." Isak gadis itu saat melihat ayahnya mulai tertunduk dengan bahu bergetar.
Hanya tangisan dan kata maaf yang bisa dia ucapkan, karena rasa kecewa ayah dan bundanya pastilah teramat besar.
Zuhra menyesali kebodohannya sendiri yang terbuai oleh janji-janji manis Reno. Harusnya sedari dulu dia mendengarkan nasihat abangnya untuk menjauhi pria itu. Namun sayangnya sebuah alasan klise membuatnya buta. Cinta!
✏✏✏
Suara ketukan di pintu terdengar hati-hati.
"Ra, gue boleh masuk?" Suara sapaan itu membuyarkan lamunan Zuhra.
"Masuk aja, gak dikunci, Nad." jawabnya parau.
Nadia muncul dari balik pintu, tanpa aba-aba gadis itu langsung merengkuh tubuh mungil Zuhra.
"Yang sabar, ya," bisiknya lembut.
Zuhra mengangguk kecil. Air matanya terus mengalir meski gadis itu mencoba tetap tersenyum.
Apakah ini ujian bagi hidupnya, atau sebuah karma?
Entahlah, Zuhra terlalu lelah untuk menerka-nerka semuanya.
"Terus ke depannya gimana?" tanya Nadia setelah melepas pelukan.
Zuhra menggeleng pelan. "Gue gak tahu."
Nadia terdiam sejenak, menimbang-nimbang pertanyaannya.
"Lo nggak coba hubungin keluarganya Reno?" tanyanya hati-hati.
Zuhra menarik napas dalam-dalam, "Gue gak punya akses ke sana."
"Maksud lo?"
"Dia nggak pernah ngenalin gue ke keluarganya, Nad," jawabnya lesu.
"Ya lo kan bisa ngenalin diri, tunjukin foto-foto kebersamaan lo bareng Reno, siapa tahu usaha lo berhasil."
Zuhra menatap langit-langit kamar seperti menerawang sesuatu.
"Renonya aja nggak mau tanggung jawab, Nad, apalagi orang tuanya." Zuhra diam sejenak, "Apa gue gugurin aja kali ya?" gumamnya yang lantas membuat Nadia terperanjat kaget.
"Jangan yang aneh-aneh deh, Ra. Dosa lo ngelakuin itu aja belum lo tebus, sekarang malah mau nambah dosa lagi," omelnya.
Zuhra terdiam sambil meremas jemari saking frustasinya. Dia tahu apa yang dikatakan Nadia itu benar, dirinya sadar betul kalau dosanya kali ini sangatlah besar, tetapi sekarang dia benar-benar merasa buntu. Tidak ada satu hal pun yang terpikir untuk pemecah masalahnya saat ini.
"Gue bukannya sok suci, Ra, tapi apa lo tega ngebunuh anak lo sendiri? Darah daging lo, Ra. Darah daging lo."
"Terus gue harus apa?" lirihnya.
"Berdoa semoga Yang Maha Kuasa kasih jalan. Sekarang lo istirahat, gue mau keluar nemuin bunda, dia
juga pasti syok berat, kan?" Zuhra mengangguk patuh.
"Inget, banyak yang sayang sama lo, jadi jangan mikir yang aneh-aneh." Pesan Nadia sebelum gadis itu benar-benar keluar dari kamar Zuhra.
Sepeninggal Nadia, Zuhra kembali termenung. Tanpa sadar, sebelah tangan mengusap perut datar miliknya dengan lembut.
Zuhra masih tak menyangka bahwa sekarang ada kehidupan lain di sana.
✏✏✏
Pagi-pagi sekali Zuhra dikejutkan dengan berita yang disampaikan oleh orang tuanya. Mereka berencana menikahkan Zuhra dengan anak teman ayahnya.
"Tapi, Yah, Zuhra nggak kenal sama pria itu, gimana kami bisa menikah?" tolak Zuhra keras.
"Dia baik, itu cukup, kan? Pengenalan itu bisa setelah kalian menikah, yang terpenting anak kamu punya status jelas, Ra," tutur ayahnya tegas.
"Tapi, Yah--""
"Kamu harus nurut kali ini, karena ini demi kebaikan kamu dan bayi kamu juga," putus ayahnya tak terbantah.
"Bun " Zuhra berharap bundanya mau membantu.
"Turuti saja, Nak. Menurut Bunda juga itu yang terbaik."
Lenyap sudah harapan Zuhra, ayah dan bundanya sudah sepakat untuk menikahkan dirinya dengan seorang pria yang menurut mereka baik dan cocok untuk Zuhra. Tentu saja Zuhra menolak, bukan apa-apa, siapa laki-laki yang mau menikahi seorang perempuan yang sedang hamil dengan orang lain tanpa imbalan. Pasti ada yang tidak beres
di sini, kalau bukan karena imbalan sudah pasti karena pria itu punya kelainan. Gay, misalnya.
Oh, tidak. Membayangkan saja Zuhra tidak sanggup, apalagi menjalaninya.
****
TBC
Alona Eriska adalah seorang wanita berumur dua puluh lima tahun yang trauma akan pernikahan. Ia berencana untuk hamil tanpa suami dan membesarkan anaknya sebagai orang tua tunggal. Suatu hari, ia bertekad untuk pergi ke club malam dan menggoda seorang pria yang menurutnya memiliki bibit berkualitas untuk anaknya nanti. Wickley Watson, seorang duda kaya raya asal Las Vegas yang dikabarkan telah membunuh istrinya sendiri. Dia tersenyum licik saat menyadari Alona menjebaknya dan menghilang begitu saja setelah percintaan mereka. Lalu, mampukah Alona memyelesaikan misinya?
Silvana adalah seorang mahasiswi akhir yang sedang dipusingkan oleh skripsi. Tapi, ada yang lebih memusingkan baginya yaitu uang untuk biaya wisudanya. Untuk membantu sang ayah dalam mencicil biaya kelulusan, Silvana berusaha mencari pekerjaan sampingan untuk meringankan beban orang tuanya. Siapa sangka, bayangan mengasuh bocah kecil nan mungil dalam benaknya harus hancur berantakan saat yang diasuh adalah seorang bayi besar menyebalkan yang gemar memarahi dan membentaknya. Dia Max Elgort, sang penguasa yang mempunyai kekurangan di bagian mata. Sanggipkah Silvana bertahan saat benih cinta mulai bersemi di hatinyaa saat pria itu masih terpaku pada masa lalu? Lalu, apakah Max akan tetap mempertahankan janjinya pada sang mantan kekasih yang meninggal saat berkendara bersamanya dan mengakibatkan pria itu buta?
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.
Zain, seorang pengusaha terkenal yang terlihat muda di usianya yang mendekati empat puluh. Ia adalah seorang pria yang nyaris sempurna tanpa cela. Namun, tidak seorang pun yang tahu. Lima tahun yang lalu pasca menyaksikan pengkhianatan istrinya, Zain mengalami kecelakaan tragis. Dampak kecelakaan itu ia mengalami disfungsi seksual. Demi harga dirinya, Zain menjaga aib itu rapat-rapat. Namun, hal itu dimanfaatkan Bella untuk berbuat semena-mena. Kecewa karena Zain tidak mampu memberinya kepuasan, Bella bermain gila dengan banyak pria. Zain tidak berkutik, hanya bisa pasrah karena tidak ingin kekurangan dirinya diketahui oleh orang banyak. Namun, semuanya berubah saat Zain mengenal Yvone, gadis muda yang mabuk di kelab malam miliknya. Untuk pertama kalinya, Zain kembali bergairah dan memiliki hasrat kepada seorang wanita. Namun, Yvone bukanlah gadis sembarangan. Ia adalah kekasih Daniel, anak tirinya sendiri. Mampukah Zain mendapatkan kebahagiaannya kembali?
Rumornya, Laskar menikah dengan wanita tidak menarik yang tidak memiliki latar belakang apa pun. Selama tiga tahun mereka bersama, dia tetap bersikap dingin dan menjauhi Bella, yang bertahan dalam diam. Cintanya pada Laskar memaksanya untuk mengorbankan harga diri dan mimpinya. Ketika cinta sejati Laskar muncul kembali, Bella menyadari bahwa pernikahan mereka sejak awal hanyalah tipuan, sebuah taktik untuk menyelamatkan nyawa wanita lain. Dia menandatangani surat perjanjian perceraian dan pergi. Tiga tahun kemudian, Bella kembali sebagai ahli bedah dan maestro piano. Merasa menyesal, Laskar mengejarnya di tengah hujan dan memeluknya dengan erat. "Kamu milikku, Bella."
Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."
Blurb : Adult 21+ Orang bilang cinta itu indah tetapi akankah tetap indah kalau merasakan cinta terhadap milik orang lain. Milik seseorang yang kita sayangi
Ketika mereka masih kecil, Deddy menyelamatkan nyawa Nayla. Bertahun-tahun kemudian, setelah Deddy berakhir dalam keadaan koma akibat kecelakaan mobil, Nayla menikah dengannya tanpa berpikir dua kali dan bahkan menggunakan pengetahuan medisnya untuk menyembuhkannya. Selama dua tahun, Nayla setia, mencari kasih sayangnya dan ingin melunasi utang budinya yang menyelamatkan nyawanya. Akan tetapi ketika cinta pertama Deddy kembali, Nayla, yang dihadapkan dengan perceraian, tidak ragu untuk menandatangani surat perceraian. Meskipun dicap sebagai barang bekas, hanya sedikit yang tahu bakatnya yang sebenarnya. Dia adalah seorang pengemudi mobil balap, seorang desainer terkenal, seorang peretas jenius, dan seorang dokter ahli. Menyesali keputusannya, Deddy memohon pengampunannya. Pada saat ini, seorang CEO yang menawan turun tangan, memeluk Nayla dan menyatakan, "Enyah! Dia adalah istriku!" Terkejut, Nayla berseru, "Apa katamu?"