Alona Eriska adalah seorang wanita berumur dua puluh lima tahun yang trauma akan pernikahan. Ia berencana untuk hamil tanpa suami dan membesarkan anaknya sebagai orang tua tunggal. Suatu hari, ia bertekad untuk pergi ke club malam dan menggoda seorang pria yang menurutnya memiliki bibit berkualitas untuk anaknya nanti. Wickley Watson, seorang duda kaya raya asal Las Vegas yang dikabarkan telah membunuh istrinya sendiri. Dia tersenyum licik saat menyadari Alona menjebaknya dan menghilang begitu saja setelah percintaan mereka. Lalu, mampukah Alona memyelesaikan misinya?
One
Wanita itu menatap sekali lagi cermin di hadapannya.
Rambut? ceklis.
Wajah? ceklis.
Lipstik? ceklis.
Dress? ceklis.
Wangi? ceklis.
Okay, cantik dan sexy.
Alona Erisca, gadis berumur dua puluh empat tahun itu sengaja berdandan mencolok malam ini. Jika biasanya dia terlihat natural dengan make up tipis, maka lain untuk kali ini. Wajahnya kini dipoles tebal bedak padat, ada pula perona pipi yang membuat auranya semakin berwarna, serta tak lupa riasan mata indah , dan terakhir bibir tipisnya dipoles lipstik merah menggoda.
Gadis itu menyambar clutch beserta kunci mobil dan bergegas untuk menjalankan misinya. Hingar bingar suara dentuman musik begitu kental di ruangan penuh gemerlap ini. Yeah, club malam adalah surga dunia bagi penikmat kebebasan. Namun, tidak bagi Alona, gadis itu bahkan baru kali ini memasuki tempat yang disebut-sebut sebagai rajanya hiburan ini.
Alona mengedarkan pandangan untuk beradaptasi dengan tempat ini, ternyata banyak sekali pemandangan yang mengotori matanya. Tetapi Alona tidak mempedulikan itu, misinya malam ini harus tuntas.
Dengan melenggok anggun, Alona berjalan menuju meja bartender. Baju merah darah yang melekat pas di tubuh membuat banyak mata lelaki menyorot ke arahnya, belum lagi belahan dada rendah serta dress pendek yang hanya melewati beberapa senti di bawah bokong, sudah barang tentu membuat para pria di sana meneguk ludah susah payah. Akan tetapi, Alona mengacuhkan mereka semua, belum ada seorang pun pria yang masuk standar kualifikasinya.
Gadis itu duduk dengan gerakan anggun serta memesan minuman tanpa alkohol, dia tidak boleh mabuk malam ini. Mata tajamnya kembali berpetualang mencari mangsa, dan mata Alona tertuju pada dua pasangan mesum di ujung ruangan. Tempatnya memang tidak terlalu padat seperti di sini, tapi bukan pasangan itu yang menarik perhatian Alona, melainkan pria yang malah tampak sibuk memainkan ponsel saat tubuh kokohnya ditempeli tiga wanita seksi sekaligus.
Tiba-tiba saja pria itu bangkit dan tampak meninggalkan ketiga wanita merana itu seraya mengumpat kepada dua temannya yang tengah asik bercumbu. Jantung Alona rasanya mulai bergerak liar saat pria itu berjalan ke arahnya. Yeah, inilah pria yang dicarinya, mangsanya. Detak itu semakin menggila ketika pria itu duduk di kursi sebelahnya. Oh, apa yang harus Alona lakukan di saat jalang profesional saja ditolak olehnya?
"Seperti biasa." Suara beratnya seakan mampu menyesatkan jiwa Alona ke alam bawah sadar, aroma maskulin pria tersebut membuat bulu kuduk gadis itu meremang, ia ingin tahu bagaimana rasanya memeluk dada bidang milik pria di sebelahnya ini?
Tiba-tiba pria itu menoleh, Alona tertegun sesaat, ia mengira-ngira kebaikan apa yang sudah diperbuatnya di masa lalu sehingga Tuhan mempertemukan dia dengan pria yang ... ehm, apa ya? Tampan? Bukan-bukan, kata tampan saja tidak mampu mendeskripsikan seperti apa pria itu, ia terlihat mengangumkan dengan garis wajah yang pas di parasnya.
"Kau memandangku seperti kucing kelaparan, Nona." Alona terkejut bukan main karena ketahuan mengagumi wajah tampan pria itu.
"Tidak, hanya saja kau berbeda." Gadis itu nyaris memukul bibirnya yang hampir meneruskan kalimat 'dan tampan'.
Pria itu mengangkat sebelah alisnya dan Alona bersumpah ingin sekali menyentuh alis tebal tersebut. "Kau juga berbeda," ucapnya seraya menarik sebelah sudut bibir.
Seorang bartender datang membawa pesanan pria itu sehingga obrolan mereka terhenti, padahal Alona berharap lebih.
Sang Pria tampan itu menyesap minumannya perlahan, gilanya bagi Alona hal itu sangat mempesona, bahkan ia harus menelan ludah susah payah saat melihat jakun pria itu bergerak naik turun saat meneguk minumannya. Oh, sungguh ini benar-benar pemandangan yang menggoda.
"Jangan terlalu berharap aku akan mabuk." Lagi-lagi Alona tersentak karena ucapan pria ini selalu benar bahkan tanpa menoleh ke arahnya. Gadis itu memang berharap pria itu mabuk agar lebih mudah menjalankan misinya.
"Kau terlalu mudah dibaca," ucapnya datar seraya meneguk kembali minumannya. "Kau ingin tidur denganku?" tanyanya blak-blakan.
Jika tidak sedang dalam keadaan begini, Alona pasti akan langsung menampar wajah pria yang menanyakan hal seperti itu padanya, tapi kali ini berbeda, Alona butuh benih pria itu agar dia bisa hamil. Gadis itu berdehem sejenak, dia tidak ingin melewatkan kesempatan ini, juga tidak ingin terlihat seperti wanita murahan pada umumnya.
"Aku lihat kau menolak tiga wanita cantik sebelumnya," ujarAlona seraya menunjuk tempat duduk pria itu tadi.
Pria itu menyeringai. "Memperhatikanku, eh?"
"Tidak," bantah Alona gelagapan.
Sambil tersenyum miring pria itu berbisik, "Kalau kau tentu tak akan kutolak."
Alona meremang karena hembusan napas pria itu di tengkuknya, entah sejak kapan posisi mereka jadi seintim ini.
Pria itu semakin membuai Alona lewat kecupan-kecupan kecil di dekat telinga, "Siapa namamu?" bisiknya. Perlahan bibir pria itu merayap menuju pipi dan berhenti tepat di sudut bibir gadis itu, mata gelapnya menatap lurus ke manik cokelat Alona.
"A ... alona," jawab gadis itu gugup. Sungguh ini adalah pengalaman pertamanya dengan seorang pria.
Dengan gerakan lambat pria itu mengulum bibir Alona, awalnya hanya sekedar menempel. Namun lama kelamaan semakin keras dan tak beraturan. Alona terengah-engah kehabisan napas, dan seperti angin segar baginya saat pria itu melepaskan ciumannya. Akan tetapi Alona segera memekik kaget saat pria itu tiba-tiba menariknya menjauh dari keramaian.
***
Alona tersenyum tanpa mampu menyembunyikan rasa kikukannya, padahal pria di hadapannya terlihat santai dan terkendali. Tiba-tiba pria itu menggeram dan menatap Alona lebih lekat. "Kau akan mendapatkan apa yang kau dambakan, Alona," bisiknya rendah.
Setelahnya, Alona tak mampu mendeskripsikan perasaannya seperti apa saat tangan keras pria itu mulai membelai kulit putihnya.Gadis itu mencoba untuk rileks, tidak ingin sang pria curiga bahwa ini adalah pengalaman pertamanya.
Segala sentuhan itu mampu membuat Alona mengerang tak terkendali, tapi sekuat tenaga dirinya menahan agar tetap sadar. Mewujudkannya impiannya sedari tadi, Alona menyentuh lembut dada bidang pria itu dan membuat empunya kembali menggeram di sela-sela aktifitasnya memuja tubuh Alona.
Gadis itu menahan pria itu ketika ingin menggunakan pengaman, "No, aku sudah pakai alat kontrasepsi," cegahnya, berharap sang pria akan percaya.
Alona berinisiatif mencumbu pria itu mengikuti teori yang sering ia baca untuk menghilangkan keraguan sang pria. Gadis itu merasa berhasil saat pria itu merespon dan kembali menyerangnya dengan keras. Masih tetap mencumbu Alona, pria itu menjejalkan miliknya, meski merasa sesak dan sakit tapi Alona menahannya sekuat tenaga.
Seketika mata hazel itu terbuka saat merasa pergerakan pria itu terhenti dan menatapnya nyalang. "Kau menjebakku?" desisnya.
Alona mengerang. "No, cepat selesaikan, ini sakit."
Namun sang pria tidak menggubris dan tetap menatap Alona tajam. Tidak ada cara lain, dengan sekuat tenaga gadis itu membalik posisi sehingga dirinya bisa bebas mengendalikan. Alona bergerak dengan lembut dan menggoda. "Tidak ada rencana apa pun, aku hanya bosan menyandang status perawan," ucapnya terengah. "Just one night stand, i promise."
****
TBC
Zuhra Kalinka, harus menerima kepahitan karena sang kekasih lebih memilih pergi melanjutkan studinya ke luar negeri di saat wanita itu sedang mengandung. Memiliki anak tanpa status ayah yang jelas tentu bukan hal yang membanggakan mengingat dirinya tinggal di kepulauan yang sangat menjunjung tinggi adat istiadat. Lalu, apa yang akan Zuhra lakukan saat seseorang datang dan siap bertanggung jawab atas kehamilannya. Pria dingin yang diam-diam membuat wanita itu jatuh cinta.
Silvana adalah seorang mahasiswi akhir yang sedang dipusingkan oleh skripsi. Tapi, ada yang lebih memusingkan baginya yaitu uang untuk biaya wisudanya. Untuk membantu sang ayah dalam mencicil biaya kelulusan, Silvana berusaha mencari pekerjaan sampingan untuk meringankan beban orang tuanya. Siapa sangka, bayangan mengasuh bocah kecil nan mungil dalam benaknya harus hancur berantakan saat yang diasuh adalah seorang bayi besar menyebalkan yang gemar memarahi dan membentaknya. Dia Max Elgort, sang penguasa yang mempunyai kekurangan di bagian mata. Sanggipkah Silvana bertahan saat benih cinta mulai bersemi di hatinyaa saat pria itu masih terpaku pada masa lalu? Lalu, apakah Max akan tetap mempertahankan janjinya pada sang mantan kekasih yang meninggal saat berkendara bersamanya dan mengakibatkan pria itu buta?
Untuk membayar hutang, dia menggantikan pengantin wanita dan menikahi pria itu, iblis yang ditakuti dan dihormati semua orang. Sang wanita putus asa dan kehabisan pilihan. Sang pria kejam dan tidak sabaran. Pria itu mencicipi manisnya sang wanita, dan secara bertahap tunduk pada nafsu adiktif. Sebelum dia menyadarinya, dia sudah tidak dapat melepaskan diri dari wanita tersebut. Nafsu memicu kisah mereka, tetapi bagaimana cinta bersyarat ini akan berlanjut?
Setelah tiga tahun menikah yang penuh rahasia, Elsa tidak pernah bertemu dengan suaminya yang penuh teka-teki sampai dia diberikan surat cerai dan mengetahui suaminya mengejar orang lain secara berlebihan. Dia tersentak kembali ke dunia nyata dan bercerai. Setelah itu, Elsa mengungkap berbagai kepribadiannya: seorang dokter terhormat, agen rahasia legendaris, peretas ulung, desainer terkenal, pengemudi mobil balap yang mahir, dan ilmuwan terkemuka. Ketika bakatnya yang beragam diketahui, mantan suaminya diliputi penyesalan. Dengan putus asa, dia memohon, "Elsa, beri aku kesempatan lagi! Semua harta bendaku, bahkan nyawaku, adalah milikmu."
Billy melepas Rok ku, aku hanya bisa menggerakan kaki ku agar Billy lebih mudah membuka Rok ku, sehingga Rok ku terlepas menyisakan celana pendek dan CD di dalamnya. Lalu Billy melepas celana pendek ku dan pahaku terpampang jelas oleh Billy, paha putih mulus tanpa cacat. Billy lulu menelusuri pahaku. Aku hanya bisa menikmati dengan apa yang billy lakukan padaku.
Menikahi single mom yang memiliki satu anak perempuan, membuat Steiner Limson harus bisa menyayangi dan mencintai bukan hanya wanita yang dia nikahi melainkan anak tirinya juga. Tetapi pernikahan itu rupanya tidak berjalan mulus, membuat Steiner justru jatuh cinta terhadap anak tirinya.
//Mature conten 21+// Meghan Crafson, mantan model majalah dewasa. Di usianya yang sudah menginjak 30 tahun dia masih kelihatan cantik dan seksi layaknya remaja 20 tahunan. Dinikahi seorang Crazy Rich asal New York hanya membuatnya bahagia dari segi financial saja. Namun dia tak mendapatkan kepuasan sex dari suaminya yang sudah berusia 50 tahun itu. Sampai akhirnya kedatangan Hardin merubah segalanya. Hardin Willbowrn, pria tampan dengan postur tubuh atletis menyerupai aktor Hollywood itu adalah putera tunggal suaminya. Gejolak nafsu liar Meghan menginginkan anak tirinya itu. Dia pun berusaha menggoda Hardin di belakang suaminya. Sebagai pria normal, tentu Hardin kesulitan menolak gelombang gairah liar yang ibu tirinya tawarkan. Bagaimanakah kisah selanjutnya? Akankah Hardin menolak gairah liar ibu tirinya itu? Atau dia malah terjun dalam kenikmatan salah yang ditawarkan Meghan?