o
yang kau lak
jungkal karena mengetahui kebenaran bahwa pria di club malam itu sedang ada di sini. Masih
ona merasa lidahnya
ng seperti dia," uca
suka dengan sikap pria
tol vodka," imbu
ongkronganmu," tukas Alona sewot, "pergi sana
upa mengatakan padamu, Apple, selamat datang di kiblatnya hiburan mala
milik kedai yang hampir membuka suara, "dan janga
Jadi, kau hanya mau dia yang memanggilmu sepe
lai merasa kesal . "Sana ... s
engan perbuatanmu mengusir pelanggannya." Mata pria itu teralih pada wanita paruh baya ya
nggannya kurang ajar s
, yang ada malah rasa mual yang bahkan selama ini jarang sekali dialaminya, mungki
drrt ...
irik saku
u malas sambil menempelk
.
ekali sih? Baru bicar
.
ulang. Tidak pe
rendah itu," gerutunya sambil
'kan tiba-tiba ada macan yang menangkapmu saat kau pulang ke
raut wajah tidak p
ng di wajahnya. "Sampa
a gelisah, jika laki-laki itu berada di sini, kemungkinan besar pria yang tidur dengannya malam itu juga t
-
rut bergejolak, buru-buru ia berlari ke kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya, tapi hanya ada cairan putih di sana. Her
wajah tirusnya dan Alona menikmati itu, tak sengaja tatapannya jatuh pada jendela besar di seberang jalan. Matan
antakan. Alona meneguk ludah susah payah ketika suatu kilas ingatan menyadarkannya bahwa pria di seberang jalan itu adalah pria di bandara wa
gusap perut datarnya. Rasa mual tiba-tiba kembali ia
ek
taknya mampu membuat letak jantungnya bergeser bahkan lepas dari tempatnya. Ini terdengar gila, lebih gila dari kejadian apa pun yang selama ini membua
i di sini. Tiba-tiba Alona ingat satu hal bahwa malam itu si pria tengah mabuk, dan juga pencahayaan kama
a, bukan ... bukan menyapa, tapi ... memberi sambutan seakan-akan ia kan masuk ke dalam hidup
*
B