/0/22336/coverbig.jpg?v=75c1c02c125165ac8768b55986559191)
BANYAK ADEGAN DEWASA ++ Niat mencari pemandangan indah di kampung neneknya, Bayu justru terpikat janda muda yang cantik dan molek. Meski sudah mempunyai pasangan di kota, Bayu tak bis menahan hasratnya terhadap Lina. Lantas bagaimana akhirnya? BACA SELENGKAPNYA
Namaku Bayu, seorang fotografer lepas yang sedang ingin rehat dari hiruk-pikuk kota. Mumpung ada waktu luang, aku memutuskan pergi ke kampung nenek di lereng gunung. Udara di sini sejuk, pemandangannya indah, dan rasanya tepat untuk menambah koleksi foto-foto pemandangan alamku.
Pada saat tiba di rumah nenek, suasana kampung itu langsung membuatku merasa tenang. Namun, yang menarik perhatianku bukan hanya pemandangan pegunungan atau ladang-ladang hijau yang terhampar luas di depan rumah. Ternyata, di sebelah rumah nenekku, tinggal seorang perempuan yang sulit menggambarkannya. Namanya Lina. Wajahnya cantik, dia sederhana tapi hal itu yang membuatnya sangat menarik.
Setelah bertanya sama nenekku, ternyata Lina adalah seorang janda muda, dan dia punya anak kecil yang usianya mungkin sekitar dua tahun. Aku sempat melihatnya bermain dengan anaknya di halaman depan rumahnya yang sederhana, sambil tersenyum lebar meski dengan wajah letih. Sesuatu dalam dirinya menggugah hatiku. Aku tahu, tak seharusnya aku merasa tertarik seperti ini, mungkin karena dia tampak berbeda dari perempuan-perempuan kota yang biasa kutemui.
Pakaian Lina sederhana Namun, justru di situlah daya tariknya. Bukan kemewahan, melainkan kesederhanaannya yang begitu menggoda. Setiap kali aku melihatnya, rasanya ada dorongan untuk mendekat, untuk mengenal dia lebih dalam. Aku tak tahu pasti kenapa aku merasakan ini. Mungkin karena cara dia tersenyum pada anaknya, mungkin juga karena tatapan matanya yang penuh dengan kehidupan, meski jelas dia memikul beban berat sebagai seorang ibu tunggal.
Secara diam-diam dari jendela rumah nenek, atau pada saat aku berjalan di sekitar kampung untuk mengambil foto. Entah apa yang harus kulakukan. Aku selalu teringat dengan Lina.
Sore itu, aku memberanikan diri untuk mendekatinya. Matahari sudah mulai turun, meninggalkan warna jingga yang lembut di langit. Aku melihat Lina duduk di depan rumahnya, memangku anak kecilnya yang tertawa riang. Momen itu tampak sempurna di mataku, dan aku tahu ini kesempatan yang tepat.
Aku berjalan mendekat dengan hati berdebar. Saat jarakku sudah cukup dekat, Lina mengangkat kepalanya, menyadari kehadiranku. Senyum lembut tersungging di wajahnya, membuatku merasa sedikit lebih nyaman.
"Selamat sore, Mbak Lina, ya?" Aku membuka percakapan, berusaha menjaga nada suaraku tetap santai.
Lina mengangguk sambil tersenyum.
"Iya, sore juga. Maaf, Mas siapa ya?" tanyanya dengan suara lembut yang membuatku merasa hangat.
"Bayu, Mbak. Aku tinggal di rumah sebelah, rumah nenek," jawabku sambil menunjuk ke arah rumah nenek.
"Kebetulan lagi liburan di sini."
"Oh, cucunya mbah Darti?" Lina tersenyum lebih lebar.
Aku mengangguk, merasa percakapan berjalan lebih lancar dari yang kukira,"Iya, aku baru ke sini lagi, Mbakmu. Lagi cari suasana baru, sekalian hobi fotografi aku bisa tersalurkan di sini"
"Oh, hobi motret? Bagus itu," sahutnya sambil mengelus kepala anaknya yang mulai menguap, tanda kelelahan.
"Di sini banyak pemandangan bagus buat difoto."
"Iya, itu juga yang bikin saya betah di sini." Aku terdiam sebentar, lalu melanjutkan dengan sedikit ragu.
"Kalau Mbak Lina enggak keberatan, suatu waktu mungkin bisa saya fotoin"
Dia tertawa pelan, suara tawanya begitu lembut,"Aku? Aduh, enggak pantas difoto. Sudah ibu-ibu begini"
Aku tersenyum dan menggeleng,"Justru itu, Mbak. Kesederhanaan dan kealamian itu yang paling indah buat difoto. Lagi pula mbak itu cantik kok, natural banget malah"
Dia tampak tersipu, wajahnya sedikit memerah, tapi senyumnya tetap ramah,"Wah, bisa saja Mas Bayu. Tapi, nanti boleh deh, kalau anak saya enggak rewel"
Pembicaraan itu terus mengalir dengan ringan. Lina ternyata orang yang sangat ramah, lembut bicaranya, dan meskipun ada kesedihan di matanya, dia tetap tampak kuat. Anak kecilnya yang duduk di pangkuannya sesekali menarik perhatianku, dan Lina dengan sabar menenangkan anaknya setiap kali dia mulai merengek.
Setelah beberapa saat, aku merasa hubungan kami sedikit lebih dekat. Aku pamit karena hari sudah mulai gelap, dan Lina pun harus masuk untuk menidurkan anaknya.
"Sampai jumpa, Mbak" ucapku sebelum berbalik.
"Kalau butuh apa-apa, jangan sungkan, ya."
Lina tersenyum lagi, tatapan matanya hangat,"Iya, Mas Bayu. Terima kasih."
Aku berjalan kembali ke rumah nenek dengan perasaan yang sulit dijelaskan. Entah bagaimana, pertemuan sederhana itu membuatku merasa ada sesuatu yang berubah. Aku ingin mengenal Lina lebih dalam, bukan sekadar perempuan tetangga. Ada sesuatu dalam dirinya yang menarikku, dan aku merasa... aku harus lebih dekat dengannya.
**
Sekitar jam tujuh malam, suasana di kampung semakin tenang. Aku duduk di depan rumah nenekku yang terbuat dari papan kayu, menikmati secangkir kopi hangat sambil menghisap rokok. Malam itu angin berhembus lembut, membawa aroma khas pegunungan yang menenangkan. Langit sudah gelap, tetapi bintang-bintang mulai muncul satu per satu.
Pada saat itu, aku melihat sosok yang sangat aku harapkan. Lina keluar dari rumahnya dengan secangkir teh di tangannya. Senyumnya yang manis memancarkan kehangatan malam yang dingin. Dia tampak anggun dengan pakaian sederhana, rambutnya yang panjang terurai sedikit. Hatiku berdebar, dan aku berusaha menata pikiranku sebelum menyapanya.
"Malam, Mbak Lina!" sapaku, berusaha terdengar santai.
"Malam, Mas Bayu." Lina mendekat, wajahnya cerah diterangi cahaya rembulan.
"Mas lagi ngapain?"
"Ini, lagi menikmati kopi sambil meresapi suasana. Kampung ini benar-benar indah," jawabku, menyilangkan kaki.
Dia tertawa lembut,"Iya, memang enak sekali. Sederhana, tapi damai"
Kami berdua terdiam sejenak, menikmati keheningan malam. Aku melihat dia menyesap tehnya perlahan, lalu terlintas ide di kepalaku.
"Mau bergabung? Bisa kita bicarakan tentang kampung ini atau apa pun yang Mbak suka."
"Boleh juga, ya." Lina tersenyum, lalu duduk di bangku yang ada di sampingku.
"Kampung ini punya banyak cerita loh"
Mendengar itu, semangatku bangkit,"Cerita yang menarik? Aku pasti ingin mendengarnya."
Dia mulai bercerita tentang kehidupannya di kampung, tentang bagaimana dia mengurus anaknya, tantangan yang dihadapi sebagai seorang janda muda, dan segala hal yang menyertainya. Suaranya lembut dan menenangkan, dan aku bisa melihat ketulusan di wajahnya saat dia berbicara.
"Kadang, iya aku merasa kesepian," ucapnya, menatap jauh ke arah bintang-bintang.
"Tapi, anakku menjadi alasan untuk terus berjuang. Dia sumber kebahagiaanku," imbuhnya pelan.
Aku merasakan ada kedalaman dalam setiap kata yang Lina ucapkan.
"Itu sangat luar biasa, Mbak. Tentu bukan hal yang mudah," ucapku, berusaha menunjukkan empati.
"Tapi, sepertinya anak itu sangat beruntung punya ibu sepertimu, Mbak," ucapku sambil menatapnya dalam-dalam.
Dia menatapku dengan mata yang bersinar,"Terima kasih, Mas Bayu"
Percakapan kami mengalir begitu alami, seolah-olah kami sudah saling mengenal lama. Setiap tawa dan cerita dari Lina membuatku semakin tertarik padanya. Rasa ketertarikan itu semakin menguatkan tekadku untuk mengenalnya lebih dalam.
"Bagaimana kalau kita sering berbincang seperti ini? Mungkin aku bisa membantu Mbak Lina dengan fotografi, atau apa pun yang bisa saya lakukan," tawarku, berusaha tidak terdengar terlalu memaksakan.
Lina menatapku, sepertinya merenungkan tawaranku,"Itu ide yang bagus, Mas. Aku suka jika ada teman untuk berbagi cerita"
Malam semakin larut, tetapi kami berdua tetap terbenam dalam obrolan, membangun ikatan yang belum pernah kukira akan terjadi. Perasaan di dalam diriku tumbuh lebih kuat, aku ingin menjadi bagian dari hidupnya, membantu meringankan beban yang dia pikul. Sepertinya, malam ini adalah awal dari sesuatu yang indah.
"Mbak, boleh aku tanya sesuatu?"
"Ya boleh lah, Mas. Tanya aja... Emang mau tanya apaan?" balasnya, terlihat tidak keberatan. Tetapi aku sendiri yang merasa gugup.
**
BERISI ADEGAN HOT++ Seorang duda sekaligus seorang guru, demi menyalurkan hasratnya pak Bowo merayu murid-muridnya yang cantik dan menurutnya menggoda, untuk bisa menjadi budak seksual. Jangan lama-lama lagi. BACA SAMPAI SELESAI!!
BERISI ADEGAN HOT++ Leo pria tampan dihadapan dengan situasi sulit, calon mertuanya yang merupakan janda meminta syarat agar Leo memberikan kenikmatan untuknya. Begitu juga dengan Dinda, tanpa sepengetahuan Leo, ternyata ayahnya memberikan persyaratan yang membuat Dinda kaget. Pak Bram yang juga seorang duda merasa tergoda dengan Dinda calon menantunya. Lantas, bagaimana dengan mereka berdua? Apakah mereka akan menerima semua itu, hidup saling mengkhianati di belakang? Atau bagaimana? CERITA INI SERU BANGET... WAJIB KAMU KOLEKSI DAN MEMBACANYA SAMPAI SELESAI !!
BERISI ADEGAN HOT ++ Capten Adrian, lelaki berwajah tampan dengan usia 35 tahun dan sudah mempunyai 1 anak. Kesibukannya di dunia penerbangan yang selalu bergaul dengan pramugari yang cantik-cantik, tentunya Capten Adrian merasa senang. Dengan didorong hawa nafsu Capten Adrian berambisi untuk menyalurkan hasratnya ke setiap rekan kerjanya. Lantas bagaimana dengan rumah tangganya? Apakah Dewi yang menjadi istrinya akan diam saja? *Ikutin ceritanya sampai selesai!!
Bangkitnya Yen Liao membuat gaduh dan membuat masyarakat desa ketakutan, terlebih lagi tuan Jimin Yu yang memang menginginkan kekuasaan hingga membuat Yen Liao meregang nyawa. Apa yang akan terjadi dengan bangkitnya Yen Liao? Ikuti kisahnya sampai selesai !
TERDAPAT ADEGAN HOT 21+ Amira seorang gadis berusia 17 tahun diperlukan tidak baik oleh ayah tirinya. Dia dipaksa menjadi budak nafsu demi mendapatkan banyak uang. Akan kah Amira bisa melepaskan diri dari situasi buruk itu? Sedangkan ayah tirinya orang yang kejam. Lantas bagaimana nasib Amira? Yuk baca cerita selengkapnya di sini !
BERISI ADEGAN HOT21+ Aldi yang ditinggal istrinya bekerja di luar negri, membuat dirinya sulit untuk bisa menyalurkan syahwatnya. Godaan datang dari ibu mertuanya yang memiliki paras cantik dan tubuh yang menggoda. Apa yang akan terjadi dengan mereka? Apakah Aldi mampu menahan godaan itu?
Kedua orang yang memegangi ku tak mau tinggal diam saja. Mereka ingin ikut pula mencicipi kemolekan dan kehangatan tubuhku. Pak Karmin berpindah posisi, tadinya hendak menjamah leher namun ia sedikit turun ke bawah menuju bagian dadaku. Pak Darmaji sambil memegangi kedua tanganku. Mendekatkan wajahnya tepat di depan hidungku. Tanpa rasa jijik mencium bibir yang telah basah oleh liur temannya. Melakukan aksi yang hampir sama di lakukan oleh pak Karmin yaitu melumat bibir, namun ia tak sekedar menciumi saja. Mulutnya memaksaku untuk menjulurkan lidah, lalu ia memagut dan menghisapnya kuat-kuat. "Hhss aahh." Hisapannya begitu kuat, membuat lidah ku kelu. Wajahnya semakin terbenam menciumi leher jenjangku. Beberapa kecupan dan sesekali menghisap sampai menggigit kecil permukaan leher. Hingga berbekas meninggalkan beberapa tanda merah di leher. Tanganku telentang di atas kepala memamerkan bagian ketiak putih mulus tanpa sehelai bulu. Aku sering merawat dan mencukur habis bulu ketiak ku seminggu sekali. Ia menempelkan bibirnya di permukaan ketiak, mencium aroma wangi tubuhku yang berasal dari sana. Bulu kudukku sampai berdiri menerima perlakuannya. Lidahnya sudah menjulur di bagian paling putih dan terdapat garis-garis di permukaan ketiak. Lidah itu terasa sangat licin dan hangat. Tanpa ragu ia menjilatinya bergantian di kiri dan kanan. Sesekali kembali menciumi leher, dan balik lagi ke bagian paling putih tersebut. Aku sangat tak tahan merasakan kegelian yang teramat sangat. Teriakan keras yang tadi selalu aku lakukan, kini berganti dengan erangan-erangan kecil yang membuat mereka semakin bergairah mengundang birahiku untuk cepat naik. Pak Karmin yang berpindah posisi, nampak asyik memijat dua gundukan di depannya. Dua gundukan indah itu masih terhalang oleh kaos yang aku kenakan. Tangannya perlahan menyusup ke balik kaos putih. Meraih dua buah bukit kembarnya yang terhimpit oleh bh sempit yang masih ku kenakan. .. Sementara itu pak Arga yang merupakan bos ku, sudah beres dengan kegiatan meeting nya. Ia nampak duduk termenung sembari memainkan bolpoin di tangannya. Pikirannya menerawang pada paras ku. Lebih tepatnya kemolekan dan kehangatan tubuhku. Belum pernah ia mendapati kenikmatan yang sesungguhnya dari istrinya sendiri. Kenikmatan itu justru datang dari orang yang tidak di duga-duga, namun sayangnya orang tersebut hanyalah seorang pembantu di rumahnya. Di pikirannya terlintas bagaimana ia bisa lebih leluasa untuk menggauli pembantunya. Tanpa ada rasa khawatir dan membuat curiga istrinya. "Ah bagaimana kalau aku ambil cuti, terus pergi ke suatu tempat dengan dirinya." Otaknya terus berputar mencari cara agar bisa membawaku pergi bersamanya. Hingga ia terpikirkan suatu cara sebagai solusi dari permasalahannya. "Ha ha, masuk akal juga. Dan pasti istriku takkan menyadarinya." Bergumam dalam hati sembari tersenyum jahat. ... Pak Karmin meremas buah kembar dari balik baju. "Ja.. jangan.. ja. Ngan pak.!" Ucapan terbata-bata keluar dari mulut, sembari merasakan geli di ketiakku. "Ha ha, tenang dek bapak gak bakalan ragu buat ngemut punyamu" tangan sembari memelintir dua ujung mungil di puncak keindahan atas dadaku. "Aaahh, " geli dan sakit yang terasa di ujung buah kembarku di pelintir lalu di tarik oleh jemarinya. Pak Karmin menyingkap baju yang ku kenakan dan melorotkan bh sedikit kebawah. Sayangnya ia tidak bisa melihat bentuk keindahan yang ada di genggaman. Kondisi disini masih gelap, hanya terdengar suara suara yang mereka bicarakan. Tangan kanan meremas dan memelintir bagian kanan, sedang tangan kiri asyik menekan kuat buah ranum dan kenyal lalu memainkan ujungnya dengan lidah lembut yang liar. Mulutnya silih berganti ke bagian kanan kiri memagut dan mengemut ujung kecil mungil berwarna merah muda jika di tempat yang terang. "Aahh aahh ahh," nafasku mulai tersengal memburu. Detak jantungku berdebar kencang. Kenikmatan menjalar ke seluruh tubuh, mendapatkan rangsangan yang mereka lakukan. Tapi itu belum cukup, Pak Doyo lebih beruntung daripada mereka. Ia memegangi kakiku, lidahnya sudah bergerak liar menjelajahi setiap inci paha mulus hingga ke ujung selangkangan putih. Beberapa kali ia mengecup bagian paha dalamku. Juga sesekali menghisapnya kadang menggigit. Lidahnya sangat bersemangat menelisik menjilati organ kewanitaanku yang masih tertutup celana pendek yang ia naikkan ke atas hingga selangkangan. Ujung lidahnya terasa licin dan basah begitu mengenai permukaan kulit dan bulu halusku, yang tumbuhnya masih jarang di atas bibir kewanitaan. Lidahnya tak terasa terganggu oleh bulu-bulu hitam halus yang sebagian mengintip dari celah cd yang ku kenakan. "Aahh,, eemmhh.. " aku sampai bergidik memejam keenakan merasakan sensasi sentuhan lidah di berbagai area sensitif. Terutama lidah pak Doyo yang mulai berani melorotkan celana pendek, beserta dalaman nya. Kini lidah itu menari-nari di ujung kacang kecil yang menguntit dari dalam. "Eemmhh,, aahh" aku meracau kecil. Tubuhku men
Pada hari Livia mengetahui bahwa dia hamil, dia memergoki tunangannya berselingkuh. Tunangannya yang tanpa belas kasihan dan simpanannya itu hampir membunuhnya. Livia melarikan diri demi nyawanya. Ketika dia kembali ke kampung halamannya lima tahun kemudian, dia kebetulan menyelamatkan nyawa seorang anak laki-laki. Ayah anak laki-laki itu ternyata adalah orang terkaya di dunia. Semuanya berubah untuk Livia sejak saat itu. Pria itu tidak membiarkannya mengalami ketidaknyamanan. Ketika mantan tunangannya menindasnya, pria tersebut menghancurkan keluarga bajingan itu dan juga menyewa seluruh pulau hanya untuk memberi Livia istirahat dari semua drama. Sang pria juga memberi pelajaran pada ayah Livia yang penuh kebencian. Pria itu menghancurkan semua musuhnya bahkan sebelum dia bertanya. Ketika saudari Livia yang keji melemparkan dirinya ke arahnya, pria itu menunjukkan buku nikah dan berkata, "Aku sudah menikah dengan bahagia dan istriku jauh lebih cantik daripada kamu!" Livia kaget. "Kapan kita pernah menikah? Setahuku, aku masih lajang." Dengan senyum jahat, dia berkata, "Sayang, kita sudah menikah selama lima tahun. Bukankah sudah waktunya kita punya anak lagi bersama?" Livia menganga. Apa sih yang pria ini bicarakan?
Arga adalah seorang dokter muda yang menikahi istrinya yang juga merupakan seorang dokter. Mereka berdua sudah berpacaran sejak masih mahasiswa kedokteran dan akhirnya menikah dan bekerja di rumah sakit yang sama. Namun, tiba-tiba Arga mulai merasa jenuh dan bosan dengan istrinya yang sudah lama dikenalnya. Ketika berhubungan badan, dia seperti merasa tidak ada rasa dan tidak bisa memuaskan istrinya itu. Di saat Arga merasa frustrasi, dia tiba-tiba menemukan rangsangan yang bisa membangkitkan gairahnya, yaitu dengan tukar pasangan. Yang menjadi masalahnya, apakah istrinya, yang merupakan seorang dokter, wanita terpandang, dan memiliki harga diri yang tinggi, mau melakukan kegiatan itu?
ADULT HOT STORY 🔞🔞 Kumpulan cerpen un·ho·ly /ˌənˈhōlē/ adjective sinful; wicked. *** ***
Pada hari pernikahannya, saudari Khloe berkomplot dengan pengantin prianya, menjebaknya atas kejahatan yang tidak dilakukannya. Dia dijatuhi hukuman tiga tahun penjara, di mana dia menanggung banyak penderitaan. Ketika Khloe akhirnya dibebaskan, saudarinya yang jahat menggunakan ibu mereka untuk memaksa Khloe melakukan hubungan tidak senonoh dengan seorang pria tua. Seperti sudah ditakdirkan, Khloe bertemu dengan Henrik, mafia gagah tetapi kejam yang berusaha mengubah jalan hidupnya. Meskipun Henrik berpenampilan dingin, dia sangat menyayangi Khloe. Dia membantunya menerima balasan dari para penyiksanya dan mencegahnya diintimidasi lagi.
Chelsea mengabdikan tiga tahun hidupnya untuk pacarnya, tetapi semuanya sia-sia. Dia melihatnya hanya sebagai gadis desa dan meninggalkannya di altar untuk bersama cinta sejatinya. Setelah ditinggalkan, Chelsea mendapatkan kembali identitasnya sebagai cucu dari orang terkaya di kota itu, mewarisi kekayaan triliunan rupiah, dan akhirnya naik ke puncak. Namun kesuksesannya mengundang rasa iri orang lain, dan orang-orang terus-menerus berusaha menjatuhkannya. Saat dia menangani pembuat onar ini satu per satu, Nicholas, yang terkenal karena kekejamannya, berdiri dan menyemangati dia. "Bagus sekali, Sayang!"