Seorang fotografer alam bertemu dengan pemandu lokal yang gagah saat melakukan perjalanan eksplorasi ke hutan Amazon. Di tengah keindahan alam liar, mereka menemukan hasrat yang menggelora di antara ancaman alam dan bahaya yang tak terduga.
Zara melangkahkan kakinya ke jalan berbatu yang sempit di kota kecil ini, meresapi suasana yang begitu kontras dengan kehidupan kota besar yang biasa ia tinggalkan. Matahari sore memancarkan sinar keemasan yang memantul dari dinding-dinding bangunan sederhana di sekelilingnya. Aroma kopi dan rempah-rempah memenuhi udara, bercampur dengan bau lembab dari hutan yang mengelilingi kota ini. Semua ini adalah persiapan sebelum petualangan besar dimulai.
Kota kecil di tepi hutan Amazon ini hanya memiliki beberapa jalan utama dan beberapa rumah kecil yang tersebar. Zara, fotografer alam berpengalaman, tiba di sini dengan tujuan untuk mengeksplorasi keindahan dan keragaman hayati hutan Amazon. Perjalanannya dimulai dengan harapan dan rasa ingin tahu yang tinggi.
Setelah mendaftar di penginapan lokal dan menata perlengkapannya, Zara memutuskan untuk menjelajahi kota kecil ini sebelum bertemu dengan pemandunya. Dia menuju ke sebuah kafe kecil di sudut jalan, yang direkomendasikan oleh banyak orang sebagai tempat yang ideal untuk bersantai dan berkenalan dengan penduduk lokal.
Saat Zara duduk di meja dekat jendela, dia melihat seorang pria bertubuh tinggi dan gagah berdiri di bar kafe, berbincang dengan pemiliknya. Pria itu mengenakan pakaian lapangan dan topi dengan logo yang menunjukkan keterkaitannya dengan hutan. Matanya yang gelap tampak memancarkan rasa percaya diri dan ketenangan. Zara menyadari bahwa pria itu pasti Diego, pemandu lokal yang dijanjikan oleh agen perjalanan.
Zara memutuskan untuk memperkenalkan diri dan menghampiri Diego. Saat dia mendekat, Diego mengalihkan pandangannya dan memberikan senyuman hangat yang disertai tatapan penuh rasa ingin tahu.
"Selamat sore," sapa Zara dengan ramah. "Anda pasti Diego. Nama saya Zara, saya datang untuk ekspedisi ke hutan Amazon."
Diego berdiri dan mengulurkan tangan untuk berjabat tangan. "Selamat sore, Zara. Senang akhirnya bertemu dengan Anda. Saya sudah mendengar banyak tentang Anda dan proyek Anda."
Zara menyambut jabat tangan Diego dengan senyuman. "Saya juga senang bisa bertemu dengan Anda. Apakah kita bisa membicarakan rencana perjalanan kita malam ini?"
Diego mengangguk. "Tentu saja. Saya sudah menyiapkan rencana kasar untuk perjalanan kita. Tapi sebelum itu, bagaimana kalau kita minum sesuatu terlebih dahulu? Saya ingin memastikan Anda merasa nyaman sebelum kita memulai petualangan."
Mereka duduk bersama di meja yang lebih dekat dengan jendela, menikmati kopi dan berbagai hidangan lokal. Selama percakapan, Diego menjelaskan beberapa detail tentang hutan, menjawab pertanyaan-
pertanyaan Zara dengan penuh pengetahuan dan antusiasme. Zara merasa terkesan dengan keterampilan dan wawasan Diego, serta ketenangannya yang membuatnya merasa nyaman.
"Jadi, apa yang paling Anda harapkan dari ekspedisi ini?" tanya Diego, menatap Zara dengan rasa ingin tahu yang mendalam.
Zara memandang keluar jendela, mengamati pemandangan kota yang tenang sebelum menjawab. "Saya ingin menangkap keindahan alam yang jarang terlihat oleh orang lain. Hutan Amazon memiliki keanekaragaman hayati yang menakjubkan, dan saya ingin momen-momen spesial ini terabadikan dalam foto."
Diego tersenyum. "Itu terdengar seperti misi yang luar biasa. Hutan Amazon menyimpan banyak rahasia dan keajaiban. Saya yakin kita akan menemukan banyak hal menarik di sana."
Setelah makan malam, Diego dan Zara memutuskan untuk berkeliling kota sejenak, memperkenalkan Zara pada beberapa tempat menarik di sekitarnya dan mengatur persiapan terakhir untuk perjalanan mereka ke hutan. Suasana di malam hari terasa damai dan penuh harapan. Zara merasa bahwa petualangan ini akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan.
Ketika hari mulai gelap dan kota perlahan-lahan tertidur, Zara dan Diego kembali ke penginapan. Zara merasa antusias dan sedikit cemas, tetapi lebih dari segalanya, dia siap untuk menghadapi petualangan yang akan datang. Dengan Diego sebagai pemandunya, dia merasa yakin bahwa perjalanan ini akan penuh dengan keajaiban dan penemuan yang tak terduga.
Setelah mereka menyelesaikan kopi dan camilan, Diego mengajak Zara keluar dari kafe dan menuju ke area kecil di luar yang diisi dengan beberapa pasar malam lokal. Lampu-lampu berwarna-warni dan suara riuh dari penjual makanan serta pengunjung memberikan suasana yang hidup dan penuh warna.
"Bagaimana kalau kita menjelajahi pasar ini sebentar?" ajak Diego, sambil menunjuk ke arah kerumunan. "Kita bisa mencicipi beberapa makanan lokal dan saya bisa menunjukkan beberapa tempat menarik di sini."
Zara tersenyum. "Tentu saja, itu terdengar menyenangkan. Saya sangat tertarik untuk merasakan budaya lokal sebelum kita menuju ke hutan."
Mereka berjalan menyusuri jalan pasar, berhenti di berbagai stan untuk mencicipi hidangan seperti arepas dan coxinhas, serta membeli beberapa barang kerajinan tangan sebagai kenang-kenangan. Zara sangat terkesan dengan warna-warni dan aroma makanan, serta keramahan orang-orang di pasar.
"Apa yang paling menarik bagi Anda tentang hutan Amazon?" tanya Diego sambil memilih sepotong buah eksotis dari sebuah stan.
Zara berpikir sejenak sebelum menjawab. "Sebenarnya, saya sangat tertarik dengan keanekaragaman hayati dan ekosistemnya. Setiap sudut hutan ini memiliki kehidupan dan keajaiban tersendiri yang belum banyak dieksplorasi."
Diego mengangguk. "Memang, hutan Amazon adalah salah satu tempat paling misterius di dunia. Ada banyak spesies yang belum dikenal, dan banyak bagian dari hutan yang masih belum dijelajahi."
"Mengingat betapa luasnya hutan ini, bagaimana Anda bisa mengetahui tempat-tempat terbaik untuk dikunjungi?" tanya Zara, penasaran.
"Saya sudah bekerja sebagai pemandu di sini selama bertahun-tahun," jawab Diego. "Saya telah menjelajahi berbagai bagian hutan dan memiliki jaringan kontak dengan para peneliti dan penduduk lokal yang membantu saya mendapatkan informasi terbaru tentang tempat-tempat menarik."
Zara tampak terkesan. "Sepertinya Anda memiliki banyak pengalaman dan pengetahuan. Itu sangat membantu."
"Mungkin," kata Diego sambil tersenyum. "Tapi saya juga percaya bahwa setiap perjalanan membawa kejutan tersendiri. Setiap kali saya masuk ke hutan, saya selalu menemukan sesuatu yang baru."
Ketika mereka berkeliling, mereka melewati sebuah stan musik di mana sekelompok musisi lokal memainkan alat musik tradisional. Zara dan Diego berhenti sejenak, dan Zara tidak bisa menahan diri untuk menari mengikuti irama musik.
"Sepertinya Anda menikmati musik ini," kata Diego, tertawa melihat Zara yang bergoyang dengan penuh semangat.
"Ya, musiknya luar biasa!" jawab Zara. "Itu menambah suasana malam ini."
Setelah beberapa saat menikmati musik dan suasana pasar, Diego mengajak Zara untuk berjalan ke pinggir kota, tempat di mana mereka bisa melihat pemandangan malam yang indah. Mereka berdiri di tepi tebing kecil yang menghadap ke hutan, dengan lampu kota di kejauhan yang tampak seperti bintang-bintang.
"Tempat ini adalah salah satu favorit saya," kata Diego. "Dari sini, Anda bisa merasakan kedekatan dengan hutan meskipun kita masih berada di luar."
Zara memandang ke arah hutan dengan rasa kekaguman. "Saya tidak sabar untuk benar-benar memasuki hutan dan melihat semua yang telah Anda ceritakan."
Diego memandang Zara dengan tatapan penuh pengertian. "Saya juga tidak sabar. Kita akan menghadapi banyak tantangan, tetapi juga banyak keajaiban. Saya yakin ini akan menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi kita berdua."
Mereka berdiri di sana beberapa lama, menikmati keheningan dan keindahan malam. Saat tiba waktunya untuk kembali ke penginapan, Zara merasa lebih yakin dan bersemangat tentang perjalanan yang akan datang.
"Terima kasih untuk malam ini, Diego," kata Zara saat mereka kembali ke jalan utama. "Saya merasa sudah lebih siap untuk petualangan kita."
"Sama-sama," jawab Diego dengan senyuman hangat. "Saya juga senang bisa mengenal Anda lebih dekat sebelum kita memulai perjalanan."
Mereka berpisah di depan penginapan Zara, dengan janji untuk bertemu keesokan paginya untuk memulai ekspedisi. Zara merasa bersemangat dan sedikit cemas, tetapi lebih dari segalanya, dia merasa siap untuk menghadapi apa pun yang akan datang.
Bersambung...
Ketika seorang pria harus pindah ke kota lain untuk mengejar karier, ia dan kekasihnya menjalani hubungan jarak jauh. Meski sulit dan penuh tantangan, mereka berjanji untuk tetap setia hingga suatu hari mereka dapat bersatu kembali.
Saat hubungan mereka diuji oleh jarak dan waktu, seorang wanita tetap setia menunggu kekasihnya yang harus bekerja di luar negeri. Setiap tantangan yang mereka hadapi hanya memperkuat cinta mereka, meskipun banyak godaan yang datang menguji kesetiaannya.
Seorang anak laki-laki yang suka menulis puisi membuatkan puisi cinta pertama untuk teman sekelasnya yang cantik. Namun, saat ia membacakannya di depan kelas sebagai tugas sekolah, ia tak menyangka teman-temannya akan tertawa. Kini ia harus memilih antara merasa malu atau mencoba lagi.
Sari, seorang wanita karier sukses, memiliki kehidupan pernikahan yang tampaknya sempurna. Namun, ketika ia mulai jatuh cinta pada koleganya, Fajar, rahasia kelam suaminya terungkap. Ternyata, suaminya juga berselingkuh. Dalam keputusasaan, Sari harus memutuskan apakah ia ingin menyelamatkan pernikahan atau meraih kebahagiaan dengan Fajar.
Lina, seorang wanita yang menikah bahagia selama 10 tahun, merasa suaminya, Ardi, mulai menjauh. Ketika ia bertemu dengan Ivan, teman masa kecilnya, api lama menyala kembali. Lina dihadapkan pada pilihan sulit: bertahan dalam pernikahan yang mulai dingin atau mengikuti hatinya yang kini bergejolak pada Ivan.
Seorang siswa yang berbakat dalam bermain piano bertemu dengan siswi baru yang memiliki suara indah. Mereka berdua bekerja sama untuk kompetisi musik sekolah, dan melalui melodi, perasaan cinta mulai tumbuh di antara mereka.
Alicia adalah istri yang menyedihkan selama tiga tahun. Yang dia dapatkan dari apa yang disebut suaminya hanyalah ketidakpedulian, rasa jijik, dan lebih banyak ketidakpedulian. Sebuah kesempatan bersatu memicu harapan dalam dirinya bahwa Erick akhirnya berubah pikiran. Sayangnya, dia menemukan bahwa niat pria itu yang sebenarnya adalah untuk berdamai dengan cintanya yang hilang. Baik cinta dan kesabaran memiliki tanggal kedaluwarsa. Alicia tidak tahan lagi. Dia melemparkan surat cerai ke wajahnya. Alih-alih segera menandatanganinya, Erick menekannya ke dinding dan meludahi wajahnya, "Kamu ingin menceraikanku? Tidak akan terjadi!" Terlepas dari keengganannya, Alicia memutuskan untuk mengubah hidupnya. Dia mulai menaiki tangga kesuksesan dan segera menarik banyak pengagum. Erick tidak senang dengan ini. Ketika mereka bertemu satu sama lain suatu hari, Alicia ditemani beberapa anak. Sesuatu yang mendorong Erick untuk bertindak di luar karakter. "Biarkan aku menjadi ayah mereka," tawarnya. Alicia memutar mata ke atas padanya. "Aku tidak butuh bantuanmu, Tuan Ellis. Aku bisa mengurus anak-anakku sendiri." Namun, Erick tidak menerima jawaban tidak ....
Cerita ini khusus 21+, karena terdapat adegan panas. Cerita ini di mulai ketika Fahrizal masih berumur 13 tahun, tapi dia sudah bisa menunjukkan kelebihannya di atas ranjang.
ADULT HOT STORY 🔞🔞 Kumpulan cerpen un·ho·ly /ˌənˈhōlē/ adjective sinful; wicked. *** ***
Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."
Untuk membayar hutang, dia menggantikan pengantin wanita dan menikahi pria itu, iblis yang ditakuti dan dihormati semua orang. Sang wanita putus asa dan kehabisan pilihan. Sang pria kejam dan tidak sabaran. Pria itu mencicipi manisnya sang wanita, dan secara bertahap tunduk pada nafsu adiktif. Sebelum dia menyadarinya, dia sudah tidak dapat melepaskan diri dari wanita tersebut. Nafsu memicu kisah mereka, tetapi bagaimana cinta bersyarat ini akan berlanjut?
"Anda tidak akan pernah mengahargai apa yang Anda miliki sampai Anda kehilangannya!" Inilah yang terjadi pada Satya yang membenci istrinya sepanjang pernikahan mereka. Tamara mencintai Satya dengan sepenuh hati dan memberikan segalanya untuknya. Namun, apa yang dia dapatkan sebagai balasannya? Suaminya memperlakukannya seperti kain yang tidak berguna. Di mata Satya, Tamara adalah wanita yang egois, menjijikkan, dan tidak bermoral. Dia selalu ingin menjauh darinya, jadi dia sangat senang ketika akhirnya menceraikannya. Kebahagiaannya tidak bertahan lama karena dia segera menyadari bahwa dia telah melepaskan sebuah permata yang tak ternilai harganya. Namun, Tamara telah berhasil membalik halaman saat itu. "Sayang, aku tahu aku memang brengsek, tapi aku sudah belajar dari kesalahan. Tolong beri aku kesempatan lagi," pinta Satya dengan mata berkaca-kaca. "Ha ha! Lucu sekali, Satya. Bukankah kamu selalu menganggapku menjijikkan? Kenapa kamu berubah pikiran sekarang?" Tamara mencibir. "Aku salah, sayang. Tolong beri aku satu kesempatan lagi. Aku tidak akan menyerah sampai kamu setuju."Dengan marah, Tamara berteriak, "Menyingkirlah dari hadapanku! Aku tidak ingin melihatmu lagi!"