/0/20082/coverbig.jpg?v=20250124101050)
Seorang pengusaha sukses dan terpandang menjalani kehidupan ganda sebagai penguasa dunia malam. Saat ia bertemu dengan seorang wanita misterius yang juga menyimpan rahasia besar, hubungan mereka dipenuhi dengan godaan dan konflik antara identitas asli dan yang tersembunyi.
Adrian Hartman berdiri di teras luar klub malamnya, Elysium, dengan pemandangan kota yang berkilauan di bawahnya. Cahaya neon yang menyala dari berbagai arah membuat kota malam itu terlihat seperti lautan bintang yang tak berujung. Di dalam klub, suara musik elektronik yang menggema dan tawa pengunjung yang meriah menciptakan suasana yang penuh energi.
Sebagai pengusaha sukses di dunia bisnis, Adrian dikenal dengan ketenangannya, keanggunan, dan kepemimpinan yang tidak tergoyahkan. Namun, dunia yang dikenalnya di siang hari sangat berbeda dengan dunia malam yang ia jalani di Elysium. Di sinilah ia adalah penguasa yang tak tertandingi, di mana kekuasaan dan kejahatan berpadu dalam permainan yang rumit.
Malam itu, Elysium menyelenggarakan pesta eksklusif untuk merayakan pembukaan koleksi baru dari seorang desainer terkenal. Para tamu yang hadir adalah kalangan elit, model, dan orang-orang dengan kekuasaan.
Adrian mengawasi semua ini dari sudut pandangnya yang angkuh, mengenakan setelan jas hitam yang memancarkan aura misteri. Di matanya, pesta ini hanyalah salah satu dari banyak cara untuk menjaga reputasi klub dan mengatur keseimbangan di dunia bawah tanah yang dia kuasai.
Di tengah keramaian, Adrian merasakan sesuatu yang berbeda. Tatapannya teralihkan pada sosok wanita yang berdiri di sisi bar, dikelilingi oleh kerumunan tetapi seolah-olah tidak menyatu dengan mereka. Elena, namanya, berpakaian dalam gaun hitam yang elegan dengan potongan leher rendah yang menampilkan punggungnya yang ramping. Kulitnya yang pucat bersinar di bawah cahaya lampu klub, dan mata birunya, yang bagaikan dua kolam es, memancarkan aura dingin dan misterius.
Adrian merasa ada sesuatu yang menarik tentang wanita ini. Keberadaannya di sini, di tengah-tengah semua kemewahan dan kesibukan, terasa seperti kehadiran yang tidak pada tempatnya. Dia tidak hanya menarik perhatian Adrian, tetapi juga tampaknya sengaja menghindari sorotan.
Ketika Adrian melangkah mendekat, tatapan mereka bertemu. Ada ketegangan di udara seolah-olah ada sesuatu yang tidak terucapkan antara mereka. Adrian merasa seperti sedang melihat sesuatu yang tersembunyi di balik topeng Elena-sesuatu yang lebih dalam dari apa yang tampak.
"Selamat malam," kata Adrian dengan nada suara yang lembut namun tegas. "Saya Adrian Hartman. Sepertinya kamu menikmati malam ini."
Elena menoleh dan memberikan senyuman samar yang menawan. "Selamat malam, Tuan Hartman. Saya Elena."
Suara Elena lembut dan penuh dengan ketenangan yang membuat Adrian merasa seperti ia berada di tepi jurang yang gelap dan dalam. Ada kesan bahwa dia tidak hanya ada di sini untuk berpesta, melainkan untuk sesuatu yang lebih besar-sesuatu yang mungkin akan mengubah segalanya.
"Mari kita bicara di luar," kata Adrian, mengisyaratkan teras yang lebih sepi di luar klub. "Ada sesuatu tentang kamu yang menarik perhatian saya."
Elena mengangguk, dan bersama-sama mereka meninggalkan kerumunan di dalam klub, melangkah ke tempat yang lebih tenang di luar. Suara musik semakin jauh, digantikan oleh bisikan angin malam dan suara kota yang samar.
Di teras, Adrian melanjutkan, "Kamu tampaknya berbeda dari pengunjung lainnya malam ini. Apa yang membawa kamu ke sini?"
Elena menatap Adrian dengan tatapan yang penuh rahasia. "Kadang-kadang, kita harus menjelajahi dunia yang tidak kita kenal untuk menemukan sesuatu yang berharga. Mungkin aku juga sedang mencari sesuatu."
Kata-kata Elena menggantung di udara, dan Adrian merasa seolah-olah ia baru saja membuka pintu ke sesuatu yang tidak dapat ia pahami sepenuhnya. Rasa penasaran yang mendalam mulai menggerogoti pikirannya, dan ia tidak bisa menahan dorongan untuk mengetahui lebih lanjut tentang wanita ini.
Sebelum percakapan mereka bisa berlanjut lebih jauh, Elena melihat ke arah jalan dan kembali menatap Adrian. "Terima kasih atas tawarannya, tetapi aku rasa aku harus pergi. Sampai jumpa, Tuan Hartman."
Dengan satu tatapan terakhir yang penuh makna, Elena berbalik dan melangkah menjauh. Adrian merasa seolah-olah sebuah misteri baru telah dibuka, dan ia tidak akan puas sampai ia memecahkan teka-teki yang disembunyikan di balik topeng wanita ini.
Adrian mengamati Elena yang semakin menjauh. Tanpa berpikir panjang, ia memutuskan untuk mengejarnya. Segera, ia menyusulnya ke area teras luar yang gelap dan sepi, jauh dari keramaian klub.
"Jangan pergi begitu saja," seru Adrian. "Aku ingin tahu lebih banyak tentangmu."
Elena berhenti dan menoleh, menatap Adrian dengan keheranan yang tertahan. "Kenapa kamu begitu tertarik padaku?"
Adrian berhenti beberapa langkah di depannya, perasaannya bercampur antara ketertarikan dan rasa ingin tahu. "Ada sesuatu tentang dirimu yang menarik perhatian saya. Biasanya, tamu di sini tidak begitu misterius.
Aku merasa seperti ada sesuatu yang kamu sembunyikan."
Elena tersenyum tipis, dan ada kedalaman di tatapannya yang membuat Adrian merasa tidak nyaman.
"Terkadang, sesuatu yang misterius justru lebih menarik daripada yang tampak jelas. Aku lebih suka menjaga rahasia daripada mengungkapkannya."
Adrian mendekat sedikit, mencoba untuk membaca ekspresi Elena. "Aku bisa menghargai rahasia, tapi aku juga tahu bahwa kebenaran sering kali lebih rumit daripada yang kita bayangkan. Jika kamu merasa nyaman, mungkin aku bisa membantu."
Elena mengerutkan dahi, dan ada keraguan di matanya. "Dan apa yang membuatmu berpikir bahwa aku butuh bantuanmu?"
Adrian memandangnya dengan penuh keyakinan. "Kita tidak pernah tahu kapan kita akan membutuhkan bantuan. Kadang-kadang, kita hanya perlu seseorang yang bisa kita percayai dalam situasi yang tidak terduga. Aku memiliki pengalaman dalam menangani berbagai masalah, baik besar maupun kecil."
Elena terlihat berpikir sejenak sebelum akhirnya menghela napas. "Baiklah, aku akan memberitahumu satu hal. Tapi hanya satu. Aku bukan seperti wanita lainnya di sini, dan aku memiliki alasan yang kuat untuk berada di klub malam ini."
Adrian menatap Elena dengan penuh perhatian. "Apa alasan itu?"
Elena mengalihkan tatapannya ke arah lampu kota yang bersinar di kejauhan. "Aku sedang mencari seseorang. Seseorang yang mungkin saja terlibat dalam dunia yang kamu kelola. Dan aku merasa bahwa malam ini, di sini, adalah tempat yang tepat untuk menemukannya."
Adrian merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan cerita Elena. "Siapa orang yang kamu cari? Dan bagaimana kamu bisa yakin orang itu ada di sini?"
Elena mengangkat bahunya sedikit, seolah-olah itu tidak penting. "Aku tidak bisa memberitahumu siapa orang itu. Tapi aku yakin aku akan menemukan petunjuk malam ini. Mungkin seseorang di sini bisa membantuku atau memberi tahu sesuatu."
Adrian memikirkan kata-kata Elena. "Bagaimana jika aku bisa membantumu dalam pencarianmu? Aku punya akses ke banyak orang dan informasi di dunia malam ini. Tentu saja, hanya jika kamu mau bekerjasama."
Elena menatap Adrian dengan tatapan tajam. "Kenapa kamu mau membantuku? Apa keuntungan yang bisa kamu dapatkan?"
Adrian tersenyum sedikit. "Aku suka tantangan, dan kamu jelas bukan tamu biasa. Selain itu, aku penasaran dengan rahasia yang kamu simpan. Jika ada peluang untuk mengetahui lebih banyak, aku akan mengambilnya."
Elena menilai Adrian sejenak, kemudian akhirnya mengangguk. "Baiklah, kita bisa bekerjasama. Tapi ingat, ini adalah permainan yang sangat berbahaya. Kita harus berhati-hati dan tidak membiarkan siapa pun mengetahui apa yang sebenarnya sedang kita lakukan."
Adrian mengulurkan tangannya. "Deal. Aku akan membantu sebaik mungkin. Tapi kamu harus memberitahuku jika ada hal-hal yang perlu aku ketahui."
Elena meraih tangan Adrian dengan lembut dan memberi genggaman yang singkat. "Deal. Mari kita mulai dengan mencari tahu siapa di antara pengunjung klub malam ini yang mungkin memiliki informasi yang kita butuhkan."
Adrian mengangguk dan mereka berdua kembali masuk ke dalam klub, suasana di dalamnya masih sama meriahnya seperti sebelumnya. Namun, kali ini, ada rasa ketegangan yang baru di antara mereka, seperti ada sesuatu yang lebih besar menunggu untuk terungkap.
Saat mereka melangkah kembali ke tengah kerumunan, Adrian merasa bahwa malam ini adalah awal dari sebuah perjalanan yang akan mengubah banyak hal. Dan Elena, dengan semua misteri yang melingkupinya, adalah bagian penting dari perjalanan itu.
Bersambung...
Ketika seorang pria harus pindah ke kota lain untuk mengejar karier, ia dan kekasihnya menjalani hubungan jarak jauh. Meski sulit dan penuh tantangan, mereka berjanji untuk tetap setia hingga suatu hari mereka dapat bersatu kembali.
Saat hubungan mereka diuji oleh jarak dan waktu, seorang wanita tetap setia menunggu kekasihnya yang harus bekerja di luar negeri. Setiap tantangan yang mereka hadapi hanya memperkuat cinta mereka, meskipun banyak godaan yang datang menguji kesetiaannya.
Seorang anak laki-laki yang suka menulis puisi membuatkan puisi cinta pertama untuk teman sekelasnya yang cantik. Namun, saat ia membacakannya di depan kelas sebagai tugas sekolah, ia tak menyangka teman-temannya akan tertawa. Kini ia harus memilih antara merasa malu atau mencoba lagi.
Sari, seorang wanita karier sukses, memiliki kehidupan pernikahan yang tampaknya sempurna. Namun, ketika ia mulai jatuh cinta pada koleganya, Fajar, rahasia kelam suaminya terungkap. Ternyata, suaminya juga berselingkuh. Dalam keputusasaan, Sari harus memutuskan apakah ia ingin menyelamatkan pernikahan atau meraih kebahagiaan dengan Fajar.
Lina, seorang wanita yang menikah bahagia selama 10 tahun, merasa suaminya, Ardi, mulai menjauh. Ketika ia bertemu dengan Ivan, teman masa kecilnya, api lama menyala kembali. Lina dihadapkan pada pilihan sulit: bertahan dalam pernikahan yang mulai dingin atau mengikuti hatinya yang kini bergejolak pada Ivan.
Seorang siswa yang berbakat dalam bermain piano bertemu dengan siswi baru yang memiliki suara indah. Mereka berdua bekerja sama untuk kompetisi musik sekolah, dan melalui melodi, perasaan cinta mulai tumbuh di antara mereka.
Hanya ada satu pria di hati Regina, dan itu adalah Malvin. Pada tahun kedua pernikahannya dengannya, dia hamil. Kegembiraan Regina tidak mengenal batas. Akan tetapi sebelum dia bisa menyampaikan berita itu pada suaminya, pria itu menyodorinya surat cerai karena ingin menikahi cinta pertamanya. Setelah kecelakaan, Regina terbaring di genangan darahnya sendiri dan memanggil Malvin untuk meminta bantuan. Sayangnya, dia pergi dengan cinta pertamanya di pelukannya. Regina lolos dari kematian dengan tipis. Setelah itu, dia memutuskan untuk mengembalikan hidupnya ke jalurnya. Namanya ada di mana-mana bertahun-tahun kemudian. Malvin menjadi sangat tidak nyaman. Untuk beberapa alasan, dia mulai merindukannya. Hatinya sakit ketika dia melihatnya tersenyum dengan pria lain. Dia melabrak pernikahannya dan berlutut saat Regina berada di altar. Dengan mata merah, dia bertanya, "Aku kira kamu mengatakan cintamu untukku tak terpatahkan? Kenapa kamu menikah dengan orang lain? Kembalilah padaku!"
Sayup-sayup terdengar suara bu ustadzah, aku terkaget bu ustazah langsung membuka gamisnya terlihat beha dan cd hitam yang ia kenakan.. Aku benar-benar terpana seorang ustazah membuka gamisnya dihadapanku, aku tak bisa berkata-kata, kemudian beliau membuka kaitan behanya lepas lah gundukan gunung kemabr yang kira-kira ku taksir berukuran 36B nan indah.. Meski sudah menyusui anak tetap saja kencang dan tidak kendur gunung kemabar ustazah. Ketika ustadzah ingin membuka celana dalam yg ia gunakan….. Hari smakin hari aku semakin mengagumi sosok ustadzah ika.. Entah apa yang merasuki jiwaku, ustadzah ika semakin terlihat cantik dan menarik. Sering aku berhayal membayangkan tubuh molek dibalik gamis panjang hijab syar'i nan lebar ustadzah ika. Terkadang itu slalu mengganggu tidur malamku. Disaat aku tertidur…..
Angeline adalah seorang pekerja keras, ia baru saja dipecat dari tempat kerjanya karena fitnah rekan kerjanya. Angeline yang harus menjadi tulang punggung keluarganya berusaha mencari pekerjaan apa pun yang bisa menghasilkan. Hingga akhirnya ia bertemu dengan Bryan yang menawarkan sebuah pekerjaan dengan bayaran yang sangat tinggi. Bryan adalah seorang presdir perusahaan ternama. Dirinya yang sebagai keturunan terakhir dituntut untuk segera menikah agar bisa meneruskan keturunan. Dijodohkan dengan kenalan ibu tirinya, membuat Bryan enggan melakukannya karena tau niat dibalik sikap sang ibu tiri. Bryan pun bertemu dengan Angeline dan menawarkan pekerjaan untuk menyewakan rahimnya dan melahirkan keturunannya. Apakah Angeline bersedia untuk menyewakan rahimnya dan melahirkan anak dari Bryan? Akan kah benih-benih cinta tumbuh di antara keduanya dan menjadikan pernikahan mereka sebagai pernikahan yang sah?
Bagi Sella Wisara, pernikahan terasa seperti sangkar yang penuh duri. Setelah menikah, dia dengan bodoh menjalani kebidupan yang menyedihkan selama enam tahun. Suatu hari, Wildan Bramantio, suaminya yang keras hati, berkata kepadanya, "Aisha akan kembali, kamu harus pindah besok." "Ayo, bercerailah," jawab Sella. Dia pergi tanpa meneteskan air mata atau mencoba melunakkan hati Wildan. Beberapa hari setelah perceraian itu, mereka bertemu lagi dan Sella sudah berada di pelukan pria lain. Darah Wildan mendidih saat melihat mantan isrtinya tersenyum begitu ceria. "Kenapa kamu begitu tidak sabar untuk melemparkan dirimu ke dalam pelukan pria lain?" tanyanya dengan jijik. "Kamu pikir kamu siapa untuk mempertanyakan keputusanku? Aku yang memutuskan hidupku, menjauhlah dariku!" Sella menoleh untuk melihat pria di sebelahnya, dan matanya dipenuhi dengan kelembutan. Wildan langsung kehilangan masuk akal.
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.
Neneng tiba-tiba duduk di kursi sofa dan menyingkapkan roknya, dia lalu membuka lebar ke dua pahanya. Terlihat celana dalamnya yang putih. “Lihat Om sini, yang deket.” Suradi mendekat dan membungkuk. “Gemes ga Om?” Suradi mengangguk. “Sekarang kalo udah gemes, pengen apa?” “Pengen… pengen… ngejilatin. Boleh ga?” “Engga boleh. Harus di kamar.” Kata Neneng terkikik. Neneng pergi ke kamar diikuti Suradi. Dia melepaskan rok dan celana dalamnya sekaligus. Dia lalu berbaring di ranjang dan membentangkan ke dua pahanya.