/0/19217/coverbig.jpg?v=9bc5732d7d827855db7ee5fcf0b96fa5)
Kisah cinta antara Rina dan Arman terus berlanjut, penuh dengan tantangan dan kebahagiaan. Mereka belajar untuk saling mendukung dan menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan hubungan pribadi. Setiap hari di PT Jaya Abadi menjadi semakin bermakna bagi Rina, karena dia tidak hanya menemukan karir yang diimpikan, tetapi juga cinta yang tak terduga.
Rina merasa gugup saat memasuki gedung megah PT Jaya Abadi, perusahaan terkenal yang telah lama diimpikannya. Dia telah mempersiapkan diri dengan matang untuk wawancara kerja sebagai sekretaris. Rina bertekad untuk memberikan yang terbaik.
Setelah menunggu beberapa saat, seorang asisten memanggil namanya dan mengantarnya ke ruang wawancara. Di sana, duduk seorang pria tampan dengan sikap tegas yang langsung menarik perhatian Rina. Dia adalah Arman, CEO perusahaan tersebut.
Arman: "Silakan duduk, Rina. Saya sudah melihat CV Anda dan tertarik dengan pengalaman Anda. Apa yang membuat Anda ingin bergabung dengan PT Jaya Abadi?"
Rina: (menyembunyikan rasa gugupnya) "Terima kasih, Pak Arman. Saya sangat tertarik dengan visi dan misi perusahaan ini yang berfokus pada inovasi dan keberlanjutan. Saya ingin menjadi bagian dari tim yang berkontribusi pada kesuksesan besar ini."
Arman: (tersenyum tipis) "Bagus. Kami memang mencari seseorang yang memiliki semangat seperti Anda. Bisakah Anda ceritakan sedikit tentang pengalaman Anda sebagai sekretaris di perusahaan sebelumnya?"
Rina: "Tentu, Pak. Di perusahaan sebelumnya, saya bertanggung jawab mengatur jadwal eksekutif, menangani korespondensi, dan mempersiapkan laporan. Saya juga berperan dalam koordinasi acara perusahaan dan sering berinteraksi dengan klien penting."
Arman: "Sepertinya Anda memiliki keterampilan yang kami butuhkan. Bagaimana Anda menangani situasi yang mendesak atau perubahan mendadak dalam jadwal?"
Rina: "Saya selalu berusaha untuk tetap tenang dan fleksibel, Pak. Saya percaya bahwa komunikasi yang baik dan prioritas yang jelas adalah kunci untuk mengatasi situasi mendesak. Pengalaman saya telah mengajarkan bagaimana tetap efisien dalam kondisi apapun."
Arman: (mengangguk puas) "Itu sikap yang bagus, Rina. Satu pertanyaan terakhir, apa yang Anda harapkan dari pekerjaan ini?"
Rina: "Saya berharap dapat memberikan kontribusi maksimal dan belajar dari pengalaman di perusahaan ini. Saya ingin tumbuh bersama PT Jaya Abadi dan mencapai tujuan bersama."
Arman terdiam sejenak, mempertimbangkan jawaban Rina. Dia kemudian tersenyum, membuat hati Rina berdebar.
Arman: "Baiklah, Rina. Saya suka sikap dan dedikasi Anda. Kami akan segera menghubungi Anda untuk pemberitahuan selanjutnya. Terima kasih sudah datang hari ini."
Rina: "Terima kasih, Pak Arman. Saya sangat berharap bisa menjadi bagian dari tim Anda."
Saat Rina keluar dari ruang wawancara, dia merasa optimis. Dia tahu bahwa kesempatan ini adalah langkah besar menuju impiannya, dan mungkin juga sebuah awal dari perasaan khusus yang mulai tumbuh di hatinya terhadap bos tampannya.
Rina menunggu dengan penuh harap di rumahnya. Setiap bunyi ponsel yang berdering membuat jantungnya berdegup kencang. Tak bisa dipungkiri, selain ingin mendapatkan pekerjaan impian, ada sesuatu yang lain yang membuatnya semakin bersemangat: Arman. Senyuman tipisnya, tatapan tegasnya, dan cara bicaranya yang penuh wibawa, semuanya telah meninggalkan kesan mendalam di hati Rina.
Pada hari ketiga setelah wawancara, telepon yang ditunggu-tunggu akhirnya datang.
Telepon Berdering
Rina: "Halo, Rina di sini."
Suara di Telepon: "Selamat siang, Rina. Ini Maya dari HR PT Jaya Abadi. Saya ingin memberitahukan bahwa Anda diterima untuk posisi sekretaris. Apakah Anda bisa mulai bekerja minggu depan?"
Rina: (dengan antusias) "Tentu, saya bisa mulai minggu depan. Terima kasih banyak atas kesempatannya."
Maya: "Baiklah, kami akan mengirimkan detail lebih lanjut melalui email. Sampai jumpa minggu depan."
Rina: "Sampai jumpa, terima kasih!"
Setelah menutup telepon, Rina melompat kegirangan. Ini adalah langkah besar dalam karirnya, dan dia tidak sabar untuk memulainya.
Hari pertama Rina di PT Jaya Abadi dimulai dengan orientasi dari tim HR. Mereka menunjukkan padanya ruang kerjanya, memperkenalkannya kepada beberapa kolega, dan memberikan gambaran umum tentang tugas-tugasnya. Setelah orientasi selesai, Maya mengantarnya ke lantai atas untuk bertemu dengan Arman.
Pintu ruang kerja Arman terbuka, dan dia sedang berbicara dengan seseorang di telepon. Rina menunggu dengan sabar di luar hingga Arman memberi isyarat untuk masuk.
Arman: (meletakkan telepon) "Selamat datang, Rina. Senang melihat Anda bergabung dengan tim kami. Bagaimana hari pertama Anda sejauh ini?"
Rina: "Sangat baik, Pak. Terima kasih atas sambutannya."
Arman: "Bagus. Saya harap Anda bisa beradaptasi dengan cepat. Tugas Anda adalah mengatur jadwal saya, menangani korespondensi, dan memastikan semua urusan administrasi berjalan lancar. Ada pertanyaan sejauh ini?"
Rina: "Tidak ada, Pak. Saya siap untuk mulai bekerja."
Arman: "Bagus. Anda bisa mulai dengan memeriksa email saya dan menjadwalkan beberapa pertemuan penting. Maya akan membantu Anda jika ada yang perlu ditanyakan."
Rina: "Baik, Pak. Terima kasih."
Rina meninggalkan ruang kerja Arman dan menuju meja kerjanya. Dia mulai memeriksa email, menyusun jadwal pertemuan, dan merapikan dokumen-dokumen yang perlu ditandatangani oleh Arman. Pekerjaan ini memang menantang, tetapi Rina merasa senang bisa berada di lingkungan yang profesional dan dinamis.
Hari demi hari berlalu, dan Rina semakin terbiasa dengan ritme kerjanya. Dia sering berinteraksi dengan Arman, dan setiap kali bertemu, dia merasa ada percikan yang tak bisa dijelaskan. Arman selalu bersikap profesional, tetapi Rina tak bisa menahan diri untuk tidak memperhatikannya.
Suatu hari, setelah selesai mengatur jadwal pertemuan yang padat, Arman memanggil Rina ke ruangannya.
Arman: "Rina, ada acara makan malam dengan beberapa klien penting malam ini. Saya ingin Anda ikut untuk membantu mengatur semuanya dan memastikan acara berjalan lancar. Bisakah Anda?"
Rina: "Tentu, Pak. Saya akan siap."
Arman: "Bagus. Saya akan menjemput Anda pukul 7 malam. Pastikan Anda siap tepat waktu."
Rina: "Baik, Pak. Terima kasih."
Saat pukul 7 malam, Arman menjemput Rina di depan kantornya. Mereka menuju restoran mewah di pusat kota. Rina merasa sedikit gugup, tapi juga bersemangat.
Di restoran, Rina melihat betapa mahirnya Arman dalam berinteraksi dengan klien. Dia pandai membuat suasana menjadi nyaman dan profesional. Rina ikut membantu dengan mengatur dokumen-dokumen yang diperlukan dan memastikan semua kebutuhan klien terpenuhi.
Setelah acara selesai, Arman mengajak Rina duduk sejenak di teras restoran.
Arman: "Kerja yang bagus malam ini, Rina. Saya sangat menghargai bantuan Anda."
Rina: "Terima kasih, Pak. Saya senang bisa membantu."
Arman: (tersenyum) "Anda benar-benar aset berharga bagi perusahaan ini. Saya yakin Anda akan berkembang dengan cepat."
Rina: (merasa tersanjung) "Terima kasih, Pak. Itu berarti banyak bagi saya."
Mereka berbincang sejenak, membicarakan hal-hal ringan tentang pekerjaan dan hobi. Rina merasa semakin nyaman dan mulai melihat sisi lain dari Arman yang lebih santai dan ramah.
Waktu berlalu, dan Rina semakin dekat dengan Arman. Meskipun tetap profesional di kantor, mereka sering menghabiskan waktu bersama setelah jam kerja, entah itu untuk makan malam atau sekadar mengobrol di kafe. Perasaan Rina terhadap Arman semakin mendalam, tapi dia masih ragu untuk mengungkapkannya.
Suatu hari, setelah rapat yang melelahkan, Arman mengajak Rina untuk berjalan-jalan di taman dekat kantor.
Arman: "Rina, saya ingin berbicara dengan Anda tentang sesuatu yang lebih pribadi."
Rina: (terkejut) "Tentu, Pak. Apa itu?"
Arman: "Selama beberapa bulan terakhir, saya merasa sangat nyaman dengan Anda. Anda tidak hanya sekedar sekretaris bagi saya, tapi juga teman yang bisa diandalkan. Saya mulai merasakan sesuatu yang lebih dari sekedar hubungan profesional."
Rina terdiam sejenak, merasakan debaran jantungnya semakin cepat.
Rina: "Saya juga merasakan hal yang sama, Pak. Tapi saya takut perasaan ini akan mengganggu pekerjaan kita."
Arman: (tersenyum) "Saya mengerti kekhawatiran Anda. Tapi saya yakin kita bisa menjaga profesionalisme kita di kantor dan tetap menjalani hubungan ini dengan baik. Saya ingin kita memberi kesempatan pada perasaan ini."
Rina tersenyum, merasa lega dan bahagia. Mereka sepakat untuk menjaga hubungan mereka tetap profesional di kantor, tapi memberikan kesempatan pada perasaan mereka di luar kantor.
Malam itu, mereka berjalan bersama di taman, merasakan kebahagiaan baru yang mengisi hati mereka. Hubungan mereka pun mulai berkembang, membawa Rina ke babak baru dalam hidupnya, di mana karir dan cinta berjalan seiringan.
Dikhianati oleh tunangannya, membuat Alina Mahendra bersumpah tidak akan lagi menyerahkan hatinya pada siapa pun. Namun, segalanya berubah ketika ia tanpa sengaja bertemu dengan Adriel Wicaksana, seorang duda karismatik sekaligus pemilik perusahaan properti terbesar di negeri ini. Alina berusaha menjauh dari pria itu, namun takdir berkata lain. Anak Adriel, Naya, yang baru berusia delapan tahun, dengan polosnya percaya bahwa Alina adalah ibu barunya. Situasi semakin kacau saat Alina diterima bekerja sebagai guru privat Naya. Hubungan mereka yang awalnya hanya sebatas profesional berubah menjadi permainan emosi yang rumit. Adriel yang mendominasi, Naya yang semakin lengket, dan Alina yang terus dihantui trauma masa lalu. Dalam permainan ini, siapa yang akan menyerah lebih dulu? Atau akankah hati yang keras itu akhirnya luluh? Atau justru... akan ada luka baru yang lebih dalam?
Laluna Cattline adalah seorang pewaris perusahaan teknologi besar yang dikenal berjiwa bebas, suka melanggar aturan, dan tak mau dikekang. Namun, hidupnya berubah drastis ketika ia dipaksa menikah dengan Leonidas Draven, pemimpin dingin dan penuh perhitungan dari keluarga mafia yang menguasai sisi gelap kota New York. Semua ini berawal dari perjanjian lama antara ayah Laluna yang terlilit utang dan keluarga Draven yang menawarkan perlindungan dengan harga tinggi. Bagi Leonidas, pernikahan ini hanyalah transaksi bisnis untuk memperkuat kekuasaan, tapi bagi Laluna, ini adalah hukuman yang mematikan. Namun, Laluna tak pernah tahu bahwa Leonidas menyimpan luka masa lalu yang membuatnya begitu kejam. Sementara itu, Leonidas tak menyangka bahwa sikap Laluna yang liar dan berani melawan membuatnya mulai mempertanyakan hidupnya yang selama ini hanya dipenuhi darah dan kekuasaan. Di balik pernikahan penuh konflik ini, tersembunyi intrik besar: pengkhianatan dalam keluarga Draven, dendam masa lalu, dan rahasia gelap ayah Laluna yang bisa menghancurkan segalanya. "Istrimu tidak tahu tempatnya." "Kalau begitu, aku akan mengajarinya cara bertahan di neraka." Akankah Laluna bertahan dan menemukan caranya melawan dunia Leonidas? Atau malah, dia akan terjatuh lebih dalam ke perangkap pria yang berjanji menghancurkan hidupnya?
Nadine Arwen dijual oleh ayah tirinya kepada seorang muncikari dan dibeli oleh Leonardo Ethan, seorang taipan sukses yang sedang mencari istri dengan syarat harus perawan. Namun, di balik pernikahan mendadak ini, Leonardo memiliki agenda tersembunyi: ia ingin menghindari pernikahan yang dipaksakan oleh kakeknya. Pernikahan mereka jauh dari kata bahagia. Leonardo bersikap dingin dan tidak peduli terhadap Nadine. Apa pun yang Nadine lakukan selalu salah di mata suaminya, seakan Leonardo menyimpan dendam dan obsesi tersembunyi yang membuat Nadine merasa terperangkap dalam kehidupan yang penuh kesulitan. Mampukah Nadine bertahan dalam pernikahan tanpa cinta ini? Atau, akankah ia memilih untuk menyerah menghadapi pria yang misterius dan dingin seperti Leonardo?
Pak Darma adalah seorang pengusaha yang pernah sukses. Namun, karena beberapa keputusan bisnis yang salah dan kejatuhan pasar yang tidak terduga, ia mulai kehilangan kendali atas perusahaannya. Akhirnya, ia terpaksa meminjam uang dalam jumlah besar dari seorang konglomerat kejam, Dimas Santoso. Dimas adalah CEO dari perusahaan multinasional yang sangat berpengaruh, namun dikenal karena sifatnya yang dingin dan tidak berperasaan. Alia tak pernah tahu bahwa ayahnya sedang berada di ujung tanduk, berusaha menyelamatkan perusahaan keluarga dari kebangkrutan. Setiap hari, Alia bekerja keras dan mencoba memberikan yang terbaik di tempat kerjanya, tak menyadari bahwa di rumah, ayahnya sedang berjuang melawan waktu dan tekanan finansial yang tak kunjung reda.
Novel Cinta dan Gairah 21+ ini berisi kumpulan cerpen romantis terdiri dari berbagai pengalaman romantis dari berbagai latar belakang profesi yang ada seperti ibu rumah tangga, mahasiswa, CEO, kuli bangunan, manager, para suami dan lain-lain .Semua cerpen romantis yang ada pada novel ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga bisa sangat memuaskan fantasi para pembacanya. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Yahh saat itu tangan kakek sudah berhasil menyelinap kedalam kaosku dan meremas payudaraku. Ini adalah pertama kali payudaraku di pegang dan di remas langsung oleh laki2. Kakek mulai meremas payudaraku dengan cepat dan aku mulai kegelian. “ahhhkkk kek jangannnhh ahh”. Aku hanya diam dan bingung harus berbuat apa. Kakek lalu membisikkan sesuatu di telingaku, “jangan berisik nduk, nanti adikmu bangun” kakek menjilati telingaku dan pipiku. Aku merasakan sangat geli saat telingaku di jilati dan memekku mulai basah. Aku hanya bisa mendesah sambil merasa geli. Kakek yang tau aku kegelian Karena dijilati telinganya, mulai menjilati telingaku dengan buas. Aku: “ahhkkk ampunnn kek, uddaahhhhh.” Kakek tidak memperdulikan desahanku, malah ia meremas dengan keras payudaraku dan menjilati kembali telingaku. Aku sangat kegelian dan seperti ingin pipis dan “crettt creettt” aku merasakan aku pipis dan memekku sangat basah. Aku merasa sangat lemas, dan nafasku terasa berat. Kakek yang merasakan bila aku sudah lemas langsung menurunkan celana pendekku dengan cepat. Aku pun tidak menyadarinya dan tidak bisa menahan celanaku. Aku tersadar celanaku sudah melorot hingga mata kakiku. Dan tiba2 lampu dikamarku menyala dan ternyata...
Binar Mentari menikah dengan Barra Atmadja,pria yang sangat berkuasa, namun hidupnya tidak bahagia karena suaminya selalu memandang rendah dirinya. Tiga tahun bersama membuat Binar meninggalkan suaminya dan bercerai darinya karena keberadaannya tak pernah dianggap dan dihina dihadapan semua orang. Binar memilih diam dan pergi. Enam tahun kemudian, Binar kembali ke tanah air dengan dua anak kembar yang cerdas dan menggemaskan, sekarang dia telah menjadi dokter yang berbakat dan terkenal dan banyak pria hebat yang jatuh cinta padanya! Mantan suaminya, Barra, sekarang menyesal dan ingin kembali pada pelukannya. Akankah Binar memaafkan sang mantan? "Mami, Papi memintamu kembali? Apakah Mami masih mencintainya?"
Pelan tapi pasti Wiwik pun segera kupeluk dengan lembut dan ternyata hanya diam saja. "Di mana Om.. ?" Kembali dia bertanya "Di sini.." jawabku sambil terus mempererat pelukanku kepadanya. "Ahh.. Om.. nakal..!" Perlahan-lahan dia menikmati juga kehangatan pelukanku.. bahkan membalas dengan pelukan yang tak kalah erat. Peluk dan terus peluk.. kehangatan pun terus mengalir dan kuberanikan diri untuk mencium pipinya.. lalu mencium bibirnya. Dia ternyata menerima dan membalas ciumanku dengan hangat. "Oh.. Om.." desahnya pelan.
Ketika Nadia mengumpulkan keberanian untuk memberi tahu Raul tentang kehamilannya, dia tiba-tiba mendapati pria itu dengan gagah membantu wanita lain dari mobilnya. Hatinya tenggelam ketika tiga tahun upaya untuk mengamankan cintanya hancur di depan matanya, memaksanya untuk meninggalkannya. Tiga tahun kemudian, kehidupan telah membawa Nadia ke jalan baru dengan orang lain, sementara Raul dibiarkan bergulat dengan penyesalan. Memanfaatkan momen kerentanan, dia memohon, "Nadia, mari kita menikah." Sambil menggelengkan kepalanya dengan senyum tipis, Nadia dengan lembut menjawab, "Maaf, aku sudah bertunangan."
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?