"Jika ingin jam terbangmu banyak, kamu harus menggaet salah satu pilot, atau kalau kau mau manajemen maskapai sekali pun." "Maksud kamu?" "Ya gitu deh kamu pasti paham lah." "Tidur dengan banyak pilot?" Jeni menganggukan kepalanya pada Clara, wanita itu menelan salivanya lalu menggelng
Clara menghela napas panjang ketika langkahnya melewati lorong menuju kamar hotel sahabatnya, Jeni. Pikirannya dipenuhi dengan kekhawatiran dan pertanyaan yang tak terjawab. Ada sesuatu yang tidak biasa dalam nada suara Jeni ketika mereka berbicara malam sebelumnya. Sesuatu yang tidak diungkapkan, namun merayap di antara kata-kata yang diucapkan.
"Jika ingin job terbangmu banyak, kamu harus mendekati para pilot atau manajemen masakpai."
Jeni tidak menjelaskan maksudnya lebih detail, karena pada saat itu seseorang menghubunginya.
Dengan tangan gemetar, Clara mengetuk pintu kamar Jeni, berharap dapat mengungkapkan kegelisahannya dan menemukan jawaban atas pertanyaan yang memenuhi benaknya. Namun, saat pintu terbuka, dunianya berhenti sejenak.
Di dalam kamar, suasana terasa berbeda. Ada aroma parfum yang memenuhi udara, tapi yang lebih mengejutkan, Clara melihat Jeni berbaring di atas tempat tidur dengan seorang pria yang tidak asing lagi. Pria itu adalah seorang pilot, wajahnya tak asing bagi Clara, mungkin karena sering terlihat dalam penerbangan yang sama dengannya.
Ketika Clara memahami apa yang dia lihat, hatinya berdegup kencang, dan wajahnya memerah dalam kebingungan. Dia tidak bisa bergerak, terpaku di ambang pintu dengan pandangan terbelalak. Mereka berdua tampak tidak sadar akan keberadaannya di sana, tenggelam dalam momen intim yang mereka bagi.
"Mas...Lakukan lah" Keduanya bermain sedang bergumul Dan Clara tidak menyangka dengan apa yang dilakukan Jeni.
Pria itu tampak bersemangat lalu melepaskan pakaiannya dengan cepat. kembali memejamkan matanya. Membuat penyatuan dengan kecepatan tinggi mengantam dinding kenikm4tan, Jeni merintih menahan setiap sentuhan pria itu. dia adalah Dimas kapten Pilot yang saat ini terbang bersama dirinya.
Clara ingin menjerit, ingin berlari menjauh dari pemandangan itu yang terasa seperti mencoreng citra sahabatnya. Namun, kakinya seolah-olah terpaku pada lantai, dan suaranya tercekat di kerongkongannya.
Pandangannya terus terpaku pada adegan itu, meskipun pikirannya berusaha menolaknya. Rasanya seperti ada pukulan telak yang menghantamnya, memecah kepercayaan dan keyakinannya pada sahabatnya.
"Gila ini sungguh gila, aku pikir Jeni sudah gila!"
"Clara!"
Saat mereka akhirnya menyadari keberadaannya, Clara bisa melihat kejutan di wajah Jeni, diikuti dengan kepanikan yang hampir terlihat di matanya. Wanita itu, dengan cepat memperbaiki pakaiannya, mencoba menemukan kata-kata untuk menjelaskan apa yang mereka lihat.
"Shit!!" umpat pria itu kesal. karena dirinya tentu saja hampir saja menuju puncaknya namun gagal.
"Clara aku mohon berhenti!"
Jeni menghentikan langkah Clara dengan cara meraih tangannya dari belakang, sementara pilot tersebut berjalan dengan cepat melewati keduanya kembali ke kamar hotelnya setelah memakain pakaiannya kembali.
"Anggap saja aku tidak melihat adegan tadi, Jeni aku memang ceroboh aku pikir kau sedang beristirahat di kamar hotelmu."
"Aku ingin bicara denganmu," kata Jeni, sedikit menyeret tangan Clara agar masuk kembali ke dalam kamarnya. Clara mengikutinya dari belakang meski banyak sekali pikirian dalam benak wanita itu.
"Ini bukan rahasia umum lagi, Cla."
"Apa maksudnya?" tanya Clara, tidak paham.
"Kau akan paham jika sudah lama menjadi pramugari, tapi ingat tidak semua pramugari sama, tapi dalam konteks ini, ini bukan rahasia umum lagi jika ada skandal pramugari dengan pilot."
"Di- dia kapten Dimas bukan?"
"Ia, dia Dimas," ucapnya lirih.
Clara memang termasuk baru menjadi seorang pramugari, Jeni termasuk senior karena sudah lama bekerja sebagai pramugari bahkan jam terbang Jeni banyak setiap bulannya, Clara sebagai junior tentunya sering bertanya kepada Jeni tentang masalah jam terbang, apalagi saat ini Jam terbang Clara masih terhitung jari, sebulan Clara hanya bisa terbang dengan dua kali penerbangan berbeda dengan teman-teman yang lainnya. Sehingga Clara banyak bertanya pada wanita itu, apakah pramugari memang bekerjanya hanya sekali atau dua kali dalam sebulan? Tapi kenapa beberapa temannya banyak sekali jam terbangnya tidak seperti dirinya.
"Ta_tapi bukanya dia sudah beristri ya Jen, aku lihat istrinya sering ikut terbang," tanyanya sedikit gugup takut Jeni tersinggung.
Wanita itu pun tersenyum lalu mengangguk.
"Ini bukan hal yang tabu, Cla. Kau nanti akan paham sendiri, tanpa aku harus menjelaskan bahkan jika bukan terbang bersamaku hari ini kau akan melihat pramugari lain melakukan hal yang sama dengan pilotnya."
"Itu artinya berselingkuh?"
"No, kita tidak pernah melakukan itu atas dasar suka sama suka, semua ini demi karir saja. Itu sih prinsipku aku tidak tahu dengan prinsip pramugari lain."
Clara terdiam, mencerna semua perkataan yang kelaur dari mulut Jeni, dia mengerti apa maksud perkataan Jeni beberapa hari yang lalu tentang jam terbang.
"Jadi apa kita harus mengorbankan tubuh kita agar mendapatkan jam terbang banyak?" kata Clara. Dia jadi paham maksud jeni saat ini.
"Cla, memang itu yang dimaksud aku, Pilot akan nyaman terbang dengan tim yang mana termasuk salah satunya pramugari, jika kita mendapatkan jam terbang banyak kita juga harus memberikan servis yang baik pada sang pilot, ada istilah friend benefit."
Clara kurang setuju akan hal itu, namun sepertinya memang benar bukan hal yang asing lagi dalam maksapai, dia teringat pada teman seangkatannya yang memang job terbangnya banyak, apa iya mereka melakukan hal yang sama, bagaiamana dengan dirinya nanti terdengar ngeri memang tapi apa iya dirinya harus merelakan sebuah keperawanan demi kariernya agar menjulang.
"Bagimana dengan Hans yang tahu ini nantinya," kata Clara dalam hatinya.
"Hay kau tidak perlu melakukannya sekarang, tapi jika kau mau, aku banyak chanel pilot mana saja yang mudah diajak kerja sama."
Jeni meninggalkan Clara terpaku mencerna semua yang mereka bicarakan. Jeni akan mandi karena tubuhnya lengket akibat tempur singkatnya bersama Dimas, pria itu pasti kecewa karena aktivitas percintaanya terganggu oleh Clara. Biasanya mereka akan melakukannya beberapa ronde namun karena ada junior mereka yang melihat itu, semuanya tampak seperti kacau.
"Bagaimana ini?" otak Clara sedang berpikir keras. Dia tidak tahu jika dunia penerbangan sekejam ini. Atau mungkin tidak semua seperti ini, hanya saja kebetulan dengan apa yang dia alami.
Pikirannya kembali berputar pada ingatan ibunya seminggu yang lalu yang bertanya tentang kurangnya kiriman uang. Sementara jam terbang Clara bulan ini hanya satu, dua saja. Itu artinya Clara hanya mendapatkan gaji pokok saja, ditambah jam terbang yang dihitung perjam. Jika Clara pikir, gaji pokok dirinya itu hanya cukup untuk menutupi kebutuhan hidup, sedangkan hidup di Jakarta sangatlah mahal.
"Apa yang kau pikirkan, Clara...tidak-tidak aku tidak ingin memberikan kehormatanku pada pria yang tidak aku cintai," gumam Clara dalam lamunan.
"Kau sedang memikirkan apa Clara," kata Jeni begitu keluar dari kamar mandi dengan tubuh yang berbalut handuk, tentu saja Jeni memiliki postur tubuh yang cukup bagus. Kulitnya mulus wajahnya cantik tidak ada pilot yang tidak tertarik akan kecantikannya kecuali satu Mario. Pilot dingin sedingin salju.
"Ah, tidak Jen, aku tidak memikirkan apa pun. Hanya saja_"
"Ada apa, jangan sungkan, kau seperti tidak mengenal aku saja."
Jeni memakai pakaiannya di hadapan Clara, mereka sebentar lagi akan kembali terbang bersama karena di hotel ini mereka dengan para pilot hanya transit beberapa jam saja, tujuan mereka ke luar negeri.
"Bisa enggak aku pinjam uangmu dulu Jen, bulan depan aku ganti, begitu aku gajian aku langsung bayar."
Jeni mengerutkan keningnya menatap heran pada Clara bukankah dirinya dan Clara baru saja gajian, kenapa wanita itu meminjam uang lagi.
"Loh bukannya kamu habis gajian dua hari yang lalu, Cla?"
"Tidak cukup Jen, Ibuku di rumah mengatakan tidak cukup untuk biaya pengobatan, apalagi lusa Ibuku akan di operasi."
Jeni mendekati Clara setelah dia selesai memakai baju, Jeni wanita yang tidak tegaan jika menyangkut orang tua, dia menatap Clara yang menunduk.
"Berapa yang kamu mau, aku ada sedikit tabungan."
"Tidak banyak, aku hanya butuh sepuluh juta, aku bayar dua kali gajian ya Jen."
"Dari mana kamu bisa bayar itu semua dalam waktu dua bulan sedangkan jam terbang kamu pun tidak banyak Clara."
Clara memejamkan matanya lalu menggeleng.
"Oke, tidak perlu kamu memikirkan sekarang, katakan berapa nomor rekening kamu aku kirim."
Clara pun mengirimkan nomor rekening dirinya pada Jeni, namun dalam benaknya terbesit apa dia ambil saja tawaran Jeni, sehingga dia tidak perlu lagi memikirkan hutang hutang ibunya bekas berobat
"Pak, aku mohon jangan!" tangis Raya pecah saat Pak Kades mendekat dengan tatapan tajam. "Kamu seharusnya tidak di sini Ray, " ucapnya kacau, namun sorot matanya kosong. Pria itu kacau balau dan pengaruh sakau. Tanpa sadar Pak Kades menarik Raya dengan Kasar lalu melucuti tubuhnya, " Pak, aku mohon jangan lakukan ini." Raya berteriak meminta tolong namun tak ada satu orang pun yang menolongnya karena warga masih terlelap. dan saat itu pula Pak Kades merenggut kesucian Raya, gadis yang sedang KKN di desa tersebut. bagaimana kisah selanjutnya? Padahal Kades tersebut sudah memilki istri dan Anak. lalu bagaimana Nasib Raya kedepannya?
Kesalahan fatal yang Sarah lakukan dengan kekasihnya Reyhan membuat semuanya berubah, bahkan cinta keduanya pun terpaksa kandas di tengah jalan. Selama dua tahun Sarah menanggung beban sendiri, namun keduanya dipertemukan kembali dalam keadaan yang tidak tepat. Bagaimana kisahnya?
Sarah terlalu bucin dengan Reyhan kekasihnya, hingga semua yang Reyhan inginkan dia penuhi termasuk melayani nafsu kekasihnya. Namun, kesalahan yang keduanya lakukan membuat semuanya berubah. Bahkan cinta mereka terpaksa harus kandas, Sarah menanggung beban hidupnya sendiri mengorbankan cinta dan perasaannya, keduanya dipertemukan kembali dalam keadaan yang tidak tepat. Bagaimana kisah selanjutnya?
Nadia Pamungkas saat ini sedang mengenyam bangku kuliah di Jakarta, dia pikir ide kedua orang tuanya menyuruh tinggal bersama kakak Tasya bukanlah suatu ide buruk. Namun ternyata Ini merupakan malapetaka besar bagi dirinya juga keluarganya terutama kak Tasya. Tasya menikah dengan Aldo pria blasteran Indo Jerman, karena dulu Tasya kuliah di Jerman keduanya akhirnya bertemu kemudian menikah. Kini keduanya sama-sama bekerja di salah satu perusahaan besar di Jakarta. Awalnya tampak biasa, Nadia pun merasakan tidak ada yang janggal dengan suami kakaknya dia begitu baik dan perhatian beda dengan kakaknya yang selalu sibuk, namun semakin lama Aldo berubah dia menunjukkan ketertarikannya pada Nadia, hingga pada akhirnya mereka melakukan satu kesalahan besar. Bagaimana kisah selanjutnya?
(21+) Banyak adegan dewasa. Harap bijak dalam membaca. Pernikahan Aruna dan William awalnya baik-baik saja. Namun setelah Aruna bertemu kembali dengan mantan kekasih yang memiliki dendam semua seakan berubah. Jones mantan kekasih Aruna tidak terima melihat kebahagiaan Aruna dan suaminya. Berbagai cara dilakukan termasuk melibatkan Karin (adik Aruna) untuk menjalankan misinya. Aruna depresi karena ulah mantan kekasihnya apalagi setelahnya kenyataan pahit menimpa pernikahannya. “Kamu gila Jones!” “Kau tahu apa yang membuat aku begitu menggilaimu?”
Setelah menyembunyikan identitas aslinya selama tiga tahun pernikahannya dengan Kristian, Arini telah berkomitmen sepenuh hati, hanya untuk mendapati dirinya diabaikan dan didorong ke arah perceraian. Karena kecewa, dia bertekad untuk menemukan kembali jati dirinya, seorang pembuat parfum berbakat, otak di balik badan intelijen terkenal, dan pewaris jaringan peretas rahasia. Sadar akan kesalahannya, Kristian mengungkapkan penyesalannya. "Aku tahu aku telah melakukan kesalahan. Tolong, beri aku kesempatan lagi." Namun, Kevin, seorang hartawan yang pernah mengalami cacat, berdiri dari kursi rodanya, meraih tangan Arini, dan mengejek dengan nada meremehkan, "Kamu pikir dia akan menerimamu kembali? Teruslah bermimpi."
Warning 21+ Harap bijak memilih bacaan. Mengandung adegan dewasa! Bermula dari kebiasaan bergonta-ganti wanita setiap malam, pemilik nama lengkap Rafael Aditya Syahreza menjerat seorang gadis yang tak sengaja menjadi pemuas ranjangnya malam itu. Gadis itu bernama Vanessa dan merupakan kekasih Adrian, adik kandungnya. Seperti mendapat keberuntungan, Rafael menggunakan segala cara untuk memiliki Vanessa. Selain untuk mengejar kepuasan, ia juga berniat membalaskan dendam. Mampukah Rafael membuat Vanessa jatuh ke dalam pelukannya dan membalas rasa sakit hati di masa lalu? Dan apakah Adrian akan diam saja saat miliknya direbut oleh sang kakak? Bagaimana perasaan Vanessa mengetahui jika dirinya hanya dimanfaatkan oleh Rafael untuk balas dendam semata? Dan apakah yang akan Vanessa lakukan ketika Rafael menjelaskan semuanya?
Menikahi single mom yang memiliki satu anak perempuan, membuat Steiner Limson harus bisa menyayangi dan mencintai bukan hanya wanita yang dia nikahi melainkan anak tirinya juga. Tetapi pernikahan itu rupanya tidak berjalan mulus, membuat Steiner justru jatuh cinta terhadap anak tirinya.
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Selama dua tahun, Brian hanya melihat Evelyn sebagai asisten. Evelyn membutuhkan uang untuk perawatan ibunya, dan dia kira wanita tersebut tidak akan pernah pergi karena itu. Baginya, tampaknya adil untuk menawarkan bantuan keuangan dengan imbalan seks. Namun, Brian tidak menyangka akan jatuh cinta padanya. Evelyn mengonfrontasinya, "Kamu mencintai orang lain, tapi kamu selalu tidur denganku? Kamu tercela!" Saat Evelyn membanting perjanjian perceraian, Brian menyadari bahwa Evelyn adalah istri misterius yang dinikahinya enam tahun lalu. Bertekad untuk memenangkannya kembali, Brian melimpahinya dengan kasih sayang. Ketika orang lain mengejek asal-usul Evelyn, Brian memberinya semua kekayaannya, senang menjadi suami yang mendukung. Sekarang seorang CEO terkenal, Evelyn memiliki segalanya, tetapi Brian mendapati dirinya tersesat dalam angin puyuh lain ....
MAMPIR KE KARYA KEDUA AKU YA, JUDUL: HANYA MENJADI WANITA PENGGANTI *** Mahendra Atmaja, duda anak satu yang usianya sudah 48 tahun. Mahendra menduda sejak usia putranya 1 tahun. Selama 21 tahun Mahendra begitu setianya menunggu mantan istrinya kembali. Namun, kesetiannya diuji ketika sahabatnya menjebak dirinya dalam satu kamar hotel bersama dengan gadis usianya masih 21 tahun. Gadis cantik itu bernama Mauren, karena membutuhkan biaya pengobatan sang Adik, gadis itu menerima tawaran Tuan Jian (Sahabat Mahendra) untuk menggoda dan merayu sang duda tersebut. Selain itu, Mauren harus bisa membuat laki-laki yang pantas menjadi ayahnya itu bisa jatuh cinta padanya. Berhasilkah gadis itu meluluhkan hati Duda tersebut?