Bertemu mantan yang masih sendiri, pengusaha sukses dan tampan siapa yang tidak mau? Mungkin hanya seorang Dominique Anastasia yang menolaknya. Dominique Anastasia terus berlari menghindari mantannya, mantan yang dianggap seperti "setan", posesif dan diktator yang membuat bulu kuduk Dominique berdiri dan merinding. Haiden Aramgyan pengusaha sukses, single, tampan juga kaya sangat mudah baginya membuat hati wanita berpaling dan bertekuk lutut, namun dia hanya terobsesi pada seorang Dominique. Dominique yang menurutnya manis dan imut.
Ruko Yolanda cakes pukul sebelas malam beberapa angkot berwarna merah sudah berjejer di samping ruko menunggu para karyawan yang akan pulang kerja.
"Domi, aku yang naik duluan yah. Kamu yang di belakang!" Sophie bergegas masuk kedalam angkot yang tersisa satu tempat duduk.
"Iyah hati-hati di jalan ya, Sop!" Dominique melenggang masuk ke dalam angkot di belakangnya berpisah pulang dengan Sophie malam ini.
"Tumben banget malam ini angkot penuh, biasanya sepi." Batin Dominique melirik angkot Shopie yang melaju lebih dahulu.
Sophie mendapatkan sisa duduk paling pojok untuknya itu adalah tempat yang paling nyaman buat menyandar melepaskan penat seharian bekerja.
Tangan Sophie membuka sedikit kaca angkot agar semilir angin malam dapat masuk menambah kesejukan. Udara malam hari dengan pemandangan jalan raya yang tidak pernah sepi dengan segala aktivitasnya. Hilir mudik kendaraan masih sangat ramai.
Sophie tidak tidur, dia hanya menutup matanya yang kelelahan dan telinganya mendengar celotehan-celotehan tidak jelas dari para penghuni angkot.
Ada yang saling ledek sesama teman, meluapkan emosi karena kesal di marahi bosnya, tertawa, bercanda yang tidak jelas juntrungannya dan ada juga yang turun ketika mereka sampai di tujuan.
Di pertengahan perjalanan angkot berhenti.
Bruk!! Telinga Sophie mendengar tempat duduk sopir di buka berarti ada satu orang yang duduk di depan dengan sopir.
Dan, brak-brak!!! Tiga orang pria masuk tergesa Sophie membuka mata, satu orang duduk di ambang pintu dua lagi berpencar berhimpit di antara para penumpang wanita. Sophie melihat gelagat aneh dari mereka. 'Aneh banget. Mau apa mereka?' Shopie yang bergelayut tanya di hati.
Mereka menatap para penumpang wanita dengan tajam seolah akan memakan dan menerkamnya. Suasana berubah hening seketika saat pria yang duduk di ambang pintu mengeluarkan pistol.
"Jangan berteriak kalau mau selamat serahkan semua barang-barang kalian!" ucapnya sambil menodongkan pistol kearah penumpang.
Hati Sophie sudah ketar ketir panas dingin di buatnya. Jantungnya berdetak tidak karuan, panik dan takut bercampur jadi satu. Mata Sophie melirik kearah sopir di lehernya sudah terhunus golok yang mengancam, meminta sopir menyerahkan uang setoran angkot serta melajukan angkot seperti biasa.
Riuh dalam angkot beberapa saat lalu berubah menjadi malam yang mencekam. Celotehan, tawa dan canda semuanya sirna berubah menjadi ketegangan disertai isak tangis.
Dua pria lain yang berhimpitan dengan para penumpang wanita tadi mengeluarkan golok,
"Ayo, serahkan!!" ucapnya mendelik tajam masih menodong-nodongkan goloknya.
Mereka ketakutan sampai tidak bisa bergerak hanya menuruti kemauan mereka yang melucuti paksa dan merampas barang-barang juga uang dari para penumpang wanita.
Sophie melihat sendiri dengan matanya saat salah satu dari mereka menjambret kalung seorang wanita sambil menodongkan goloknya di leher. Dan dia pun tak luput menjadi sasaran mereka, Sophie terpaksa menyerahkan dompet beserta isinya karena golok sudah menyambangi lehernya. Setelah melancarkan aksi mendapatkan semua barang rampasan mereka turun.
Angkot harusnya melaju pada pemberhentian terakhirnya terminal, tapi malam ini angkot berbelok arah pada Polsek terdekat.
Sophie yang syock boro-boro menangis seperti yang lain dia hanya diam dengan tubuhnya yang bergetar.
Sopir angkot turun dengan membawa para penumpang yang terlihat syock menggiring mereka untuk membuat laporan pada polisi sebagai korban dan saksi pembegalan dalam angkot.
Sophie duduk di depan ruang tunggu polisi setelah dia membuat laporan berita acaranya, dia mengeluarkan ponsel yang sedari tadi terus berbunyi dari saku dalam jaketnya. Ponsel Sophie selamat dari pembegalan karena dia menutupi dengan jaket.
"Sayang kamu dimana? Kok belum sampai?" suara dari seberang telpon.
"Polsek!" jawab Sophie dengan suaranya yang mulai parau.
Orang tadi kaget mendengar jawaban Sophie langsung menjalankan motor menuju tempat yang disebut. Tidak berapa lama motor berhenti ia melihat Sophie duduk sendiri di ruang tunggu polisi.
"Ada apa sayang? Kenapa kamu disini?" ucapnya memburu dengan pertanyaan terlihat khawatir dan panik.
Sophie masih belum menjawab. Dia hanya tertunduk, "sayang kamu nggak apa-apa kan?" tanyanya lagi menggoyangkan tubuh Sophie yang belum bereaksi dengan pertanyaannya.
Sophie mengangkat wajahnya menatap sepersekian detik kemudian Sophie sudah menangis sejadinya di pelukan sang pacar. Rasa yang dia tahan sejak tadi seketika membucah keluar dan tak tertahan.
Angkot Dominique berhenti di depan tukang nasi goreng pinggir jalan langganannya.
"Bang, biasa pedas pakai ati ampela telornya di dadar pakai daun bawang, nggak usah pakai acar dan ketimun, ingat jangan lupa lagi kemarin ada acar sama ketimunnya tuh!" ucap Dominique mengingatkan lagi pesanan nasi gorengnya.
"Eh Neng Domi, maaf kemarin ramai Neng, abang kelupaan, jadi nggak sengaja acar sama timunnya kemasukin ke nasi gorengnya si eneng," kata abang nasi goreng. "Ya sudah nggak apa-apa Bang, tapi sekarang jangan lupa lagi yaa," pinta Dominique.
"Iya Neng." Si abang nasi goreng langsung membuat pesanan Dominique.
Dominique duduk di bangku plastik sambil membuka ponsel memeriksa isi pesan yang sedari tadi berbunyi dari grup tempat kerjanya.
Huh, malam-malam masih ngebahas kerjaan. Orang-orang pulang nggak bawa kerjaan bisa tidur dengan nyenyak sedangkan kerjaanku ada saja yang di bahas. Keluh Dominique dalam hatinya.
Setelah melihat deretan pesan dalam grup yang meminta agar personil bisa lebih meningkatkan omset jualan dan service pada para pelanggan.
"Neng Domi, ini pesanannya."
"Eh iya berapa, Bang?"
"Biasa Neng lima belas ribu!" Dominique mengeluarkan uang puluhan ribu dua lembar dan memberikan pada abang nasi goreng.
"Ini kembaliannya Neng."
"Iya makasih ya, Bang!"
Dominique meninggalkan tukang nasi goreng berjalan pelan menuju gang rumah sewanya. Rumah kecil yang dia sewa tahunan karena rumah peninggalan kedua orangtuanya terpaksa dia jual untuk melunasi hutang-hutang ayahnya. Dominique harus bisa membagi pengeluaran dengan gajinya yang pas-pasan agar dia bisa berhemat dan bertahan hidup dengan keperluan yang lainnya.
***
Di sebuah apartmen mewah,
"Bagaimana John?" ucap seorang pria tampan berbadan besar berotot dengan punggung dan lengannnya yang penuh dipenuhi dengan tato hanya mengenakan handuk yang membalut di pinggang berdiri di jendela apartemennya sambil meminun wine.
John memberikan satu amplop yang berisi berbagai informasi dan foto seseorang. Pria tampan tadi menatap foto itu begitu dalam.
"Apa Tuan Haiden mau melihatnya langsung?"
"Uhmm ... sudah sepuluh tahun. Kau bahkan belum banyak berubah!" gumanya.
"Besok saya akan mengantarkan, anda?"
"Hmm!"
"Baiklah Tuan, saya tinggal. Selamat beristirahat jika ada hal mendesak anda bisa langsung menghubungi saya!" John berkata. Pria tadi hanya mengangguk dan John pergi menghilang dari hadapannya.
***
Dominique meletakan bungkusan nasi gorengnya di meja makan. Ia melempar tasnya sembarangan, tak berapa lama dia keluar dari kamarnya membawa handuk dan baju ganti masuk ke kamar mandi untuk berbersih dan berganti baju.
'Cepat makan lalu tidur' Dominiqie mengambil piring dan sendok dari dapur yang letaknya tidak jauh dari meja makan. Dia mulai membuka bungkusan nasi gorengnya awalnya dia menikmati hingga setelah beberapa suapan yang masuk ke mulutnya tiba-tiba buluk kuduk di tangannya berdiri.
Dominique makan nasi goreng merinding. 'Ada apa nih kok jadi merinding begini?' Dominique menghentikan makannya memegangi tengkuknya menengok kanan dan kiri. Sepiii.
'Akh masa ada setan sih!'Dominique bergidig. Melempar sendoknya. Meninggalkan nasi goreng miliknya.
Dominique kabur berlari masuk ke kamarnya menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut, " Jangan ganggu dong jangan ganggu pergi kau setaaannn ...," ucap Dominique dari balik selimutnya seperti lagu mbah dukunnya Alam.
Dan saat peristiwa itu terjadi di tempat lain seseorang sedang menatap foto Dominique dari ranjangnya dan berkata,
"Aku merindukanmu Domi, kali ini aku tidak akan melepaskanmu lagi!"
Marla terpilih sebagai pelayan di keluarga Austin. Tak pernah dia duga kalau itu hanya sebuah alasan dari Margaret untuk menjodohkannya dengan Richard cucu tertua keluarga tersebut. Sosok Richard Branson Austin adalah pria dingin dan jarang sekali berbicara. Berbanding terbalik dengan Ascar Branson Austin yang pembangkang dan pengacau. Dua sisi yang berbeda, akankah Marla bertahan di rumah tersebut atau malah melarikan diri dari perjodohan yang sudah direncanakan sejak pertama kali.
Annabella dan Logan Mason, dua dunia yang berbeda mencoba menyatukan rasa. Annabella merasa Logan bisa membantu kesulitan keluarganya, jadi dia meminta Logan untuk menikah kontrak dengannya. Dua orang yang saling membutuhkan, namun terjebak dengan perasaan yang tidak bisa mereka hindari.
Maya terpaksa menerima pernikahan kontrak dengan Reno demi menyelamatkan ibunya yang terbaring di rumah sakit. Sedangkan, Reno mengambil kesempatan memanfaatkan ketidak berdayaan Maya untuk mengikatnya dalam kontrak pernikahan. Reno sediri, mengikat Maya agar dirinya bisa mendapatkan warisan dan menguatkan posisinya di perusahaan.
WARNING RATE 21+. Please be awise to reading!! Santi adalah anak yang dibesarkan dipanti asuhan. Tanpa dia tahu ibu dan ayahnya seperti apa. Dia bekerja sebagai kasir di sebuah toko kue. Tiba-tiba saat dia bekerja dituduh mencuri uang kasir dan dia dipecat. Demi bertahan hidup dan memenuhi kebutuhan sehari-hari yang mendesak, akhirnya Santi menerima tawaran menjadi sebuah perawat di rumah besar untuk merawat orang tua yang lumpuh. Dan terpaksa Santi harus menerima pekerjaan itu. Namun, pekerjaan itu mengharuskannya dia selalu standby 24 jam. Hingga, saat Santi membantu Bimo seorang Casanova yang sedang mabuk yang juga merupakan anak dari tuan yang dia rawat. Sosok Bimo yang selalu tak pernah puas dengan orientasi seks-nya, akhirnya menemukan pelabuhan terakhirnya pada Santi. Bagaimana kisah Santi dan Bimo selanjutnya, baca no skip ya!!
Mature Content. Please be awise to reading!!! Bocil harap menyingkir, please!! Menikah selama 2 tahun dan belum di karuniai anak menjadikan Nay sedikit sedih. Apalagi suaminya jarang sekali menyentuh. Dia mencari kesibukan dengan berjualan kue dan takdir mempertemukan Nay dengan Alex.
Santi gadis kampung yang mengadu nasib di kota demi membiayai adik-adiknya. Nasibnya bertemu dengan Bima seorang CEO dan Casanova yang senang berganti teman mesra, namun Bima luluh oleh kepolosan Santi yang gadis kampung.
Ros atau biasa dipanggil Viona adalah seorang pelacu* yang tanpa sengaja harus menjadi ibu susu bagi bayi piatu bernama Melati. Mampukah Ros menjalani tugasnya dengan baik tanpa melibatkan perasaannya pada ayah Melati?
Novel ini berisi kompilasi beberapa cerpen dewasa terdiri dari berbagai pengalaman percintaan penuh gairah dari beberapa karakter yang memiliki latar belakang profesi yan berbeda-beda serta berbagai kejadian yang dialami oleh masing-masing tokoh utama dimana para tokoh utama tersebut memiliki pengalaman bercinta dengan pasangannya yang bisa membikin para pembaca akan terhanyut. Berbagai konflik dan perseteruan juga kan tersaji dengan seru di setiap cerpen yang dimunculkan di beberapa adegan baik yang bersumber dari tokoh protagonis maupun antagonis diharapkan mampu menghibur para pembaca sekalian. Semua cerpen dewasa yang ada pada novel kompilasi cerpen dewasa ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga menambah wawasan kehidupan percintaan diantara insan pecinta dan mungkin saja bisa diambil manfaatnya agar para pembaca bisa mengambil hikmah dari setiap kisah yan ada di dalam novel ini. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Cerita tentang kehidupan di kota kecil, walau tak terlalu jauh dari kota besar. Ini juga cerita tentang Kino, seorang pria yang menjalani masa remaja, menembus gerbang keperjakaannya, dan akhirnya tumbuh sebagai lelaki matang. Pada masa awal inilah, seksualitas dan sensualitas terbentuk. Dengan begitu, ini pula kisah tentang the coming of age yang kadang-kadang melodramatik. Kino tergolong pemuda biasa seperti kita-kita semua. Apa yang dialaminya merupakan kejadian biasa, dan bisa terjadi pada siapa saja, karena merupakan kelumrahan belaka. Tetapi, kita tahu ada banyak kelumrahan yang kita sembunyikan dengan seksama. Namun Kino mempunyai hal yang menarik yang dalam cerita ini lebih menarik dari cerita fenomenal lainnya.
Kemudian Andre membuka atasannya memperlihatkan dada-nya yang bidang, nafasku makin memburu. Kuraba dada-nya itu dari atas sampah kebawah melawati perut, dah sampailah di selangkangannya. Sambil kuraba dan remas gemas selangkangannya “Ini yang bikin tante tadi penasaran sejak di toko Albert”. “Ini menjadi milik-mu malam ini, atau bahkan seterusnya kalau tante mau” “Buka ya sayang, tante pengen lihat punya-mu” pintuku memelas. Yang ada dia membuka celananya secara perlahan untuk menggodaku. Tak sabar aku pun jongkok membantunya biar cepat. Sekarang kepalaku sejajar dengan pinggangnya, “Hehehe gak sabar banget nih tan?” ejeknya kepadaku. Tak kupedulikan itu, yang hanya ada di dalam kepalaku adalah penis-nya yang telah membuat penasaran seharian ini. *Srettttt……
"Jang, kamu sudah gak sabar ya?." tanya Mbak Wati setelah mantra selesai kami ucapkan dan melihat mataku yang tidak berkedip. Mbak Wati tiba tiba mendorongku jatuh terlentang. Jantungku berdegup sangat kencang, inilah saat yang aku tunggu, detik detik keperjakaanku menjadi tumbal Ritual di Gunung Keramat. Tumbal yang tidak akan pernah kusesali. Tumbal kenikmatan yang akan membuka pintu surga dunia. Mbak Wati tersenyum menggodaku yang sangat tegang menanti apa yang akan dilakukannya. Seperti seorang wanita nakal, Mbak Wati merangkak di atas tubuhku...