/0/15991/coverbig.jpg?v=1212693ecc24eb7b105799e976c9649b)
Fatma harus berkorban demi cintanya. Dimana ia mengidap kanker rahim stadium 4, dan tidak bisa memilki keturunan. Dia meminta suaminya untuk menikah lagi, sebab selain karena anak, Fatma juga harus merasakan sakit saat mengetahui jika suaminya tak pernah mencintainya. "Aku memang tak mencintaimu, Fatma. Tapi aku tak mau menyakitimu," tolak pria yang bernama Satria. "Insya Allah aku ikhlas mengizinkanmu menikah lagi. Tolong turuti permintaan terakhirku, Mas," jawab Fatma dengan air mata yang mentes deras.
"Mas, aku mau kamu menikah lagi!" pinta seorang wanita yang sedang terbaring di ranjang dengan wajah pucatnya.
Pria yang sedang memakai dasi seketika menoleh. Terlihat raut wajahnya tak senang saat mendengar ucapan wanita itu.
"Cukup Fatma! Sudah berapa kali aku bilang, aku tidak akan menikah lagi!" tegas seorang pria yang bernama Satria.
Fatma bangun dari tidurnya, lalu dia menyandarkan tubuhnya di dipan ranjang dan menatap lekat pada pria yang sudah menemaninya selama 5 tahun itu.
"Mas, aku ingin melihatmu bahagia. Kamu tahu kan, jika aku tidak akan bisa memberikanmu seorang anak? Aku ini gak bisa hamil, Mas. Aku ikhlas jika kamu menikah lagi."
"Tidak. Sudahlah Fatma, aku malas membahas ini terus." Satria keluar dari kamar untuk menuju meja makan.
Dia menghela nafasnya dengan kasar. Tatapannya kosong dengan tangan yang sedang mengaduk-aduk kopi yang ada di gelas.
Sudah beberapa kali Fatma memintanya untuk mendua, tetapi selalu Satria tolak dengan tegas. Pikirannya menerawang ke 5 tahun silam, dimana ia menikahi Fatma karena perjodohan almarhum kedua orang tuanya.
"Mas," panggil Fatma yang sudah sampai di meja makan.
"Fatma, sudah cukup! Jangan memaksaku untuk mendua." Satria merasa jengah, sebab setiap hari Fatma selalu membahas tentang menikah lagi.
"Maaf, Mas. Aku tidak bermaksud membuatmu marah. Hanya saja, kamu tahu kan jika aku sedang sakit dan kita tak mungkin mempunyai anak. Aku hanya ingin ada yang mengurus kamu sebelum aku tiada," tuturnya.
Satria bangkit dari duduknya dengan tatapan tajam ke arah Fatma. "Cukup ya! Kamu itu bukan Tuhan yang tau kapan kamu tiada. Ingat Fatma! Ucapan adalah do'a. Sudahlah, aku mau ke cafe dulu."
Tanpa mengulurkan tangannya untuk di cium oleh Fatma, Satria pergi begitu saja. Dia meninggalkan sang istri yang tengah menangis.
"Maafkan aku, Mas. Maaf jika aku memaksamu. Tapi ini untuk kebahagiaanmu," lirihnya.
Dia meremas dadanya yag terasa sakit. Bukan Fatma rela mengizinkan Satria menikah lagi, akan tetapi penyakitnya yang semakin hari semakin parah, membuat Fatma tak memiliki pilihan lain.
Fatma hanya ingin melihat Satria ada yang mengurus saat ia sudah tak ada di dunia ini lagi. Namun, di balik itu semua ada hal penting yang menjadi dorongan bagi Fatma untuk mengizinkan Satria mendua. Sebab ia tahu, jika selama ini Satria tak pernah mencintainya.
"Mas, maaf jika aku harus melakukan ini." Fatma menuju kamar lalu menelpon Uminya.
"Hallo assalamualaikum, umi," ucap Fatma saat telepon teraambung.
"Waalaikumussalam."
"Umi, apa umi dan abi sudah dapatkan calon untuk mas Satria?"
"Iya nak, kami sudah mendapatkan wanita itu. Dan umi pastikan ia gadis baik-baik. Besok umi dan abi akan ke rumah untuk berbicara sama kamu dan Satria."
Setelah berbicara dengan uminya, Fatma menutup teleponnya. Dia kembali termenung sambil menatap foto pernikahannya bersama dengan Satria.
Air mata kembali mengalir deras saat mengingat 5 tahun perjalanan rumah tangga mereka berdua. Fatma memang sadar, selama ini sikap baik Satria padanya bukan dasar cinta, namun hanya sekedar menghargai dia sebagai istri.
"Aku berharap, wanita itu tidak pernah sakit, seperti aku saat ini." Dia menghapus air matanya lalu mengambil obat yang ada di laci kamar.
"Aawwh! Sssh!" ringis Fatma saat merasakan perutnya kembali sakit.
.......................
Malam ini Satria pulang lebih lambat, karena ia sengaja sebab malas berdebat dengan Fatma yang ujung-ujungnya akan membahas soal pernikahan lagi.
"Assalamualaikum," ucap Satria saat masuk kedalam kamar.
"Waalaikumusalam," jawab Fatma sambil mencium tangan Satria. "Mas, tumben kamu pulang telat?" tanyanya sambil membuka jas Satria.
"Iya, cafe lagi rame," bohong Satria, kemudian dia segera masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri.
Setelah selesai, Satria langsung menuju tempat pembaringan karena badannya terlalu lelah. Bukan hanya lelah tubuh saja, tapi pikiran juga.
"Mas, kamu gak mau makan dulu?" Fatma mengkhawatirkan kesehatan suaminya.
"Aku sudah makan, dan aku sangat lelah," jawabnya dan langsung memejamkan mata.
Fatma yang mendengar itu pun akhirnya mengurungkan niatnya untuk memberitahu Satria jika besok kedua orang tuanya akan datang ke sana.
.
.
Pagi ini seperti biasa, Fatma sedang menyiapkan kebutuhan Satria, mulai dari baju sampai makannya. Walaupun dia sedang sakit, tapi kebutuhan Satria selalu Fatma yang handle, sebab ia merasa itu adalah tugas seorang istri.
"Ini Mas, kopinya." Fatma menaruh kopi di hadapan Satria.
"Hm, makasih," jawab Satria dengan datar.
Fatma hanya tersenyum tipis. Jawaban dingin nan datar sudah biasa ia dengar dari mulut suaminya, tapi tidak masalah bagi Fatma, sebab ia tau suaminya tak pernah mencintai dirinya.
Dengan cekatan Fatma mengambilkan sarapan untuk Satria, lalu dia pun duduk di samping pria itu. 'Aku rasa ini waktu yang pas,' batin Fatma sambil melirik ke arah suaminya.
"Mas, aku mau bilang kalau--"
Kriing!
Ucapan Fatma terhenti saat tiba-tiba saja ponsel Satria berdering, dan ternyata itu telepon dari Yusuf, sahabat sekaligus orang kepercayaannya di cafe.
"Iya, kenapa Suf?" tanya Fadli saat telepon tersambung.
"Oh, oke. Kamu siapkan saja semuanya, nanti aku langsung nyusul kesana ya." Telepon pun terputus.
Satria menyadari jika tadi Fatma ingin mengatakan sesuatu. "Kamu tadi mau bilang apa?" tanyanya sambil meminum kopinya.
"Itu Mas, aku cuma amu bilang kalau umi dan abi akan kesini nanti siang. Mereka juga mau menbicarakan sesuatu sama kamu," terang Fatma.
"Oh, begitu ... memang mau bicara soal apa?"
Fatma terdiam, dia nampak ragu untuk mengungkapkan kedatangan orang tuanya, takutnya Satria malah marah.
"Gak tau Mas. Nanti siang kamu makan di rumah ya!" pintanya penuh harap.
Mendengar permintaan Fatma, Satria mengangguk, "aku usahakan ya. Tapi aku tidak janji, sebab hari ini jadwal meeting ku benar-benar sangat padat." Satria tak mau memberi harapan pada Fatma.
"Iya Mas. Tapi aku berharap kamu pulang, sebab umi dan abi ingin mengatakan sesuatu yang penting."
Satria penasaran apa yang akan di bicarakan oleh kedua mertuanya, namun ia harus cepat ke cafe sebab ada meeting pagi ini.
Kemudian ia pun pergi dengan Fatma yang mengantarnya sampai halaman depan. "Sebenarnya apa yang akan di katakan oleh umi dan abi, ya? Hal penting apa itu?" lirih Satria saat berada di dalam mobil.
Dia pun ingin segera menyelesaikan pekerjaannya untuk bisa datang nanti siang, sebab Satria juga amat penasaran.
Sementara Fatma sedang menelepon Uminya dan menanyakan apakah jadi atau tidak kesana.
"Semoga nanti siang mas Satria tidak marah dan menolak. Ya Allah, lancarkanlah semuanya. Semoga umi dan abi bisa memberi pengertian pada mas Satria." Fatma kembali meringis sambil meremas perutnya, kemudian dia meminta pembantu yang ada di rumah itu mengambilkan obatnya.
BERSAMBUNG......
Bella terpaksa bekerja di sebuah bar ternama demi melunasi hutang almarhum kedua orang-tuanya, hingga membawa dia bertemu dengan pria beristri yang menawarkannya menjadi sugar baby. Felix Harisson pria tampan beristri dan mempunyai anak 1, terpaksa harus mencari kepuasan di luar rumah, karena istrinya tak pernah memberinya nafkah batin. Pertemuannya bersama dengan Bella, membuat pria itu tak bisa lepas dari sosok dingin Bella yang penuh misteri, hingga ia menjeratnya dengan syarat melepaskan wanita itu dari lingkup dunia malam. Akankah mereka tetap bersama saat Salma, istri Felix, mengetahui semuanya? Akankah Felix memilih Bella dan menceraikan istrinya. Simak hanya di Bakisah.
Gadis tidak menyangka harus menjadi pengantin pengganti demi menyelamatkan nama ibu angkatnya. Salah paham membuat Alex membenci Gadis. Namun Gadis tidak diam saja diperlakukan kasar oleh Alex. Tetapi, ada sesuatu hal besar juga yang di sembunyikan oleh Gadis tentang jati dirinya. Rahasia apakah itu? Akankah Alex mampu menguak semuanya? Bagaimana kelanjutan kisah mereka berdua? Ayo saksikan hanya di Bakisah
Anak adalah sebuah anugerah dan kesempurnaan dalam sebuah ikatan rumah tangga. Calista dan Fadli sudah menikah hampir 10 tahun, namun mereka belum di karuniai seorang anak. Hingga pada suatu hari, papa dari Fadli ingin memberikan warisan kepadanya, tapi Fadli harus mempunyai anak terlebih dahulu. Papa Zahid memberi waktu hanya satu setengah tahun saja untuk Fadli dan Calista. Hingga akhirnya, munculah ide gila Calista, yang meminta Fadli untuk menghamili sang adik. "Apa kamu gila, sayang? Kamu memintaku menanamkan benihku di rahim wanita lain? Apa kamu sudah kehilangan akal, hah!" Fadli. "Tidak ada cara lain, Mas. Anggap saja kita membeli rahim adikku. Kan kamu tahu, jika Jihan sedang butuh uang? Dan aku sangat yakin, jika dia mau." Calista Bagaimanakah reaksi Jihan, saat Calista membeli rahimnya? Apakah Jihan setuju dan mau menjualnya? Bagaimanakah kisah mereka?
Aisyah Zuhaira, wanita cantik berjilbab. Dia menentang kedua orang tuanya dan memilih tinggal bersama suaminya. Dia pikir rumah tangganya akan bahagia. Namun, siapa yang menyangka, jika setelah menikah suami dan juga mertuanya berubah 180 derajat menjadi kejam, karena sesuatu hal. Hingga akhirnya Aisyah harus mendapatkan sebuah fakta yang menyakitkan. Akankah ia bertahan dengan Andre, atau malah sebaliknya?
TERDAPAT ADEGAN HOT 21+ Amira seorang gadis berusia 17 tahun diperlukan tidak baik oleh ayah tirinya. Dia dipaksa menjadi budak nafsu demi mendapatkan banyak uang. Akan kah Amira bisa melepaskan diri dari situasi buruk itu? Sedangkan ayah tirinya orang yang kejam. Lantas bagaimana nasib Amira? Yuk baca cerita selengkapnya di sini !
Firhan Ardana, pemuda 24 tahun yang sedang berjuang meniti karier, kembali ke kota masa kecilnya untuk memulai babak baru sebagai anak magang. Tapi langkahnya tertahan ketika sebuah undangan reuni SMP memaksa dia bertemu kembali dengan masa lalu yang pernah membuatnya merasa kecil. Di tengah acara reuni yang tampak biasa, Firhan tak menyangka akan terjebak dalam pusaran hasrat yang membara. Ada Puspita, cinta monyet yang kini terlihat lebih memesona dengan aura misteriusnya. Lalu Meilani, sahabat Puspita yang selalu bicara blak-blakan, tapi diam-diam menyimpan daya tarik yang tak bisa diabaikan. Dan Azaliya, primadona sekolah yang kini hadir dengan pesona luar biasa, membawa aroma bahaya dan godaan tak terbantahkan. Semakin jauh Firhan melangkah, semakin sulit baginya membedakan antara cinta sejati dan nafsu yang liar. Gairah meluap dalam setiap pertemuan. Batas-batas moral perlahan kabur, membuat Firhan bertanya-tanya: apakah ia mengendalikan situasi ini, atau justru dikendalikan oleh api di dalam dirinya? "Hasrat Liar Darah Muda" bukan sekadar cerita cinta biasa. Ini adalah kisah tentang keinginan, kesalahan, dan keputusan yang membakar, di mana setiap sentuhan dan tatapan menyimpan rahasia yang siap meledak kapan saja. Apa jadinya ketika darah muda tak lagi mengenal batas?
Pada hari Livia mengetahui bahwa dia hamil, dia memergoki tunangannya berselingkuh. Tunangannya yang tanpa belas kasihan dan simpanannya itu hampir membunuhnya. Livia melarikan diri demi nyawanya. Ketika dia kembali ke kampung halamannya lima tahun kemudian, dia kebetulan menyelamatkan nyawa seorang anak laki-laki. Ayah anak laki-laki itu ternyata adalah orang terkaya di dunia. Semuanya berubah untuk Livia sejak saat itu. Pria itu tidak membiarkannya mengalami ketidaknyamanan. Ketika mantan tunangannya menindasnya, pria tersebut menghancurkan keluarga bajingan itu dan juga menyewa seluruh pulau hanya untuk memberi Livia istirahat dari semua drama. Sang pria juga memberi pelajaran pada ayah Livia yang penuh kebencian. Pria itu menghancurkan semua musuhnya bahkan sebelum dia bertanya. Ketika saudari Livia yang keji melemparkan dirinya ke arahnya, pria itu menunjukkan buku nikah dan berkata, "Aku sudah menikah dengan bahagia dan istriku jauh lebih cantik daripada kamu!" Livia kaget. "Kapan kita pernah menikah? Setahuku, aku masih lajang." Dengan senyum jahat, dia berkata, "Sayang, kita sudah menikah selama lima tahun. Bukankah sudah waktunya kita punya anak lagi bersama?" Livia menganga. Apa sih yang pria ini bicarakan?
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.
Tunangan Lena adalah pria yang menyerupai iblis. Dia tidak hanya berbohong padanya tetapi juga tidur dengan ibu tirinya, bersekongkol untuk mengambil kekayaan keluarganya, dan kemudian menjebaknya untuk berhubungan seks dengan orang asing. Untuk mencegah rencana jahat pria itu, Lena memutuskan untuk mencari seorang pria untuk mengganggu pesta pertunangannya dan mempermalukan bajingan yang selingkuh itu. Tidak pernah dia membayangkan bahwa dia akan bertemu dengan orang asing yang sangat tampan yang sangat dia butuhkan. Di pesta pertunangan, pria itu dengan berani menyatakan bahwa dia adalah wanitanya. Lena mengira dia hanya pria miskin yang menginginkan uangnya. Akan tetapi, begitu mereka memulai hubungan palsu mereka, dia menyadari bahwa keberuntungan terus menghampirinya. Dia pikir mereka akan berpisah setelah pesta pertunangan, tetapi pria ini tetap di sisinya. "Kita harus tetap bersama, Lena. Ingat, aku sekarang tunanganmu." "Delon, kamu bersamaku karena uangku, bukan?" Lena bertanya, menyipitkan matanya padanya. Delon terkejut dengan tuduhan itu. Bagaimana mungkin dia, pewaris Keluarga Winata dan CEO Grup Vit, bersamanya demi uang? Dia mengendalikan lebih dari setengah ekonomi kota. Uang bukanlah masalah baginya! Keduanya semakin dekat dan dekat. Suatu hari, Lena akhirnya menyadari bahwa Delon sebenarnya adalah orang asing yang pernah tidur dengannya berbulan-bulan yang lalu. Apakah kesadaran ini akan mengubah hal-hal di antara mereka? Untuk lebih baik atau lebih buruk?
Menikahi single mom yang memiliki satu anak perempuan, membuat Steiner Limson harus bisa menyayangi dan mencintai bukan hanya wanita yang dia nikahi melainkan anak tirinya juga. Tetapi pernikahan itu rupanya tidak berjalan mulus, membuat Steiner justru jatuh cinta terhadap anak tirinya.