/0/15948/coverbig.jpg?v=a6120436d1c3402ee2b691af275f9e9b)
Aisyah Zuhaira, wanita cantik berjilbab. Dia menentang kedua orang tuanya dan memilih tinggal bersama suaminya. Dia pikir rumah tangganya akan bahagia. Namun, siapa yang menyangka, jika setelah menikah suami dan juga mertuanya berubah 180 derajat menjadi kejam, karena sesuatu hal. Hingga akhirnya Aisyah harus mendapatkan sebuah fakta yang menyakitkan. Akankah ia bertahan dengan Andre, atau malah sebaliknya?
"Nasi uduk! Nasi uduk!" teriak seorang wanita berjilbab, menjajakan jualannya sambil mendorong sepeda butut miliknya.
"Mbak! Nasi uduknya masih ada?" teriak seorang ibu-ibu sambil melambaikan tangannya.
"Masih Bu," jawab penjual itu yang bernama Aisyah.
"Saya mau 5 ya!"
Aisyah menganggukkan kepalanya, kemudian dia membungkus 5 nasi uduk. Setelah selesai ibu-ibu tersebut pun membayarnya.
"Alhamdulillah, akhirnya daganganku habis juga. Sebaiknya aku pulang sekarang, nanti siang kan mas Andre pulang, kasihan dia kalau belum ada makanan," gumam Aisyah.
Wanita itu pun pulang dengan hati yang senang, karena jualannya laris manis setiap hari. Dia bernama Aisyah Zuhaira, berusia 25 tahun. Dia memiliki paras yang cantik, hidung mancung, mata bulat, bibir mungil dengan kulit yang putih.
Setiap hari Aisyah selalu menjajakan dagangannya, berkeliling menggunakan sepeda, karena suaminya hanya seorang tukang ojek pangkalan. Dan dia terpaksa membantu perekonomian suaminya untuk membiayai kehidupan mereka sehari-hari.
"Assalamualaikum," ucap Aisyah sambil memarkirkan sepedanya.
Namun, saat wanita itu masuk ke dalam rumah, tiba-tiba saja dia disambut oleh sebuah tamparan yang cukup keras mendarat di pipinya, sehingga meninggalkan bekas kemerahan.
PLAK!
"Bagus ya, jam segini baru pulang. Kamu nggak lihat ini jam berapa, hah!" bentak seorang wanita, yang tak lain adalah mertuanya, sambil menunjuk jam yang berada di dinding.
"Maaf Bu, tadi jualannya agak sepi, jadi Aisyah berkeliling ke satu Desa lagi," jawab wanita berjilbab tersebut.
"Halah! Nggak usah banyak omong deh. Sekarang lebih baik kamu masuk ke dalam, dan buat makan siang! Kamu 'kan tahu, sebentar lagi Andre mau pulang. Istri macam apa kamu, pulang siang-siang, belum ada makanan, cucian juga numpuk. Seharusnya sebelum jualan itu, kamu cuci piring dulu! Masak dulu buat mertua dan suamimu, paham!" bentak wanita tersebut yang bernama Ibu Lisa, mertuanya Aisyah.
Dia mendorong tubuh Aisyah, hingga membuat wanita itu tersungkur ke lantai.
"Iya Bu, Aisyah masak sekarang." Aisyah bangkit dari duduknya, kemudian dia berjalan melenggang masuk ke dalam dapur.
Bulir bening tanpa bisa dicegah jatuh membasahi pipi mulus wanita tersebut. Kulit putihnya yang tadinya bersih cerah bagaikan rembulan, kini sudah terlihat sedikit kusam.
'Ya Allah, sampai kapan ibu akan selalu memperlakukanku seperti ini? Dulu sebelum aku menikah dengan mas Andre, ibu sangat menyayangiku. Tapi kenapa berubah setelah kami menikah? Kenapa ya Allah?' batin Aisyah bertanya-tanya tentang perubahan sikap ibu mertuanya.
Dahulu saat dia menjalin hubungan bersama dengan Andre sebelum menikah, Ibu Lisa begitu sangat menyayanginya, bahkan sikapnya begitu lembut seperti ibu kandung. Namun, ternyata setelah menikah sikapnya 180 derajat berbeda.
Setiap hari, Aisyah selalu dimarahi, dibentak, bahkan tak jarang dirinya dipukul jika tidak menuruti ucapannya. Entah Aisyah pun tidak tahu, kenapa ibu mertuanya begitu jahat kepada dirinya? Karena dia sama sekali tidak mengerti, kesalahan apa yang telah diperbuatnya, sehingga membuat Ibu Lisa begitu membenci dirinya.
"Aisyah! Buatkan saya teh!" teriak Ibu Lisa dari ruang tv.
Aisyah yang mendengar itu pun seketika langsung menghapus air matanya, kemudian dia membuatkan teh pesanan Ibu mertuanya dengan cepat, karena takut jika nanti dimarahi lagi.
"Ini Bu, tehnya," ucap Aisyah sambil menaruh teh tersebut di atas meja.
"Lelet banget sih kerjanya. Kalau kerja itu yang cepat, jadi wanita kok lelet banget!" Bu Lisa berkata dengan nada yang ketus.
Sedangkan Aisyah hanya diam saja, sebab nada bicara seperti itu sudah setiap hari menjadi makanan dirinya. Kemudian dia kembali ke dapur untuk melanjutkan masaknya.
Setelah makanan jadi, Aisyah tersenyum karena di atas meja sudah terhidang sayur asem, tempe dan tahu goreng serta sambal terasi.
"Alhamdulillah, akhirnya kelar juga. Sekarang aku tinggal nyuci piring lalu nyuci baju," gumam Aisyah dengan lirih, sambil menyeka keringatnya yang membasahi jilbab.
Ibu Lisa masuk ke dapur, dan dia melihat makanan di atas meja yang sudah matang. Bahkan asapnya masih sedikit mengepul dari sayur asem buatan Aisyah.
"Ini Bu, Aisyah sudah masak. Silakan dimakan," ucap Aisyah dengan nada yang lembut.
BRAK!
"Apa ini? Apa kau ingin meracuni ku, hah! Apa tidak ada makanan yang lebih enak? Setiap hari tempe dan tahu saja. Sesekali kau belikan aku ayam!" bentak bu Lisa sambil menggebrak meja.
Aisyah terjingkat kaget, dia mengusap dadanya, "Maaf Bu, tapi hanya ini yang Aisyah bisa beli. Kita harus berhemat, karena Aisyah juga belum bayar listrik bulan ini, jadi---"
"Halah! Enggak usah banyak omong deh kamu! Cuma bayar listrik aja yang nggak seberapa, kamu hitung-hitungan. Pokoknya saya nggak mau tahu ya, kamu belikan saya ayam!" Bu Lisa memotong ucapan Aisyah.
"Baik Bu, nanti akan Aisyah---"
"Sekarang! Saya mau makan!" bentak bu Lisa sambil menghempaskan piring yang berisi tempe dan tahu yang baru saja digoreng oleh Aisyah, hingga berceceran di lantai.
Setelah itu dia pun pergi meninggalkan meja makan, sementara Aisyah memunguti makanan tersebut.
Air mata kembali menetes. Sejujurnya dia sangat sakit hati karena bu Lisa tidak pernah menghargai setiap usahanya, padahal bayar listrik saja sebulan bisa sampai 300.000, belum lagi dengan cicilan AC milik ibu mertuanya.
Bisa dibilang, semua kebutuhan di rumah itu 90% Aisyah yang menanggungnya. Sementara pendapatan Andre tidak seberapa dari ngojek, kadang pria itu tidak memberikan jatahnya, dan paling banyak hanya Rp20.000 saja. Itu kenapa, Aisyah sampai harus berjualan nasi uduk.
Setelah membereskan makanan tersebut, Aisyah pun keluar untuk membeli ayam goreng di warteg yang tak jauh dari rumahnya.
Namun, baru saja ia keluar, tiba-tiba Andre sudah pulang. Wanita itu pun mencium tangan Andre, tapi seketika ditepis kasar oleh pria tersebut.
"Apa-apaan ini? Apakah kamu tidak bisa berdandan sedikit, hah! Setiap suami pulang, yang ada bau asam, pakaian kucel dan tidak enak dipandang. Sesekali sambutlah suamimu dengan dandanan yang cantik dan baju seksi. Mana masih bau bawang!" gerutu Andre sambil melenggang masuk ke dalam rumah.
Aisyah mengikuti langkah suaminya, kemudian dia berjalan ke dapur dan membuatkan teh hangat. "Ini Mas, diminum dulu tehnya," ucap Aisyah dengan nada yang lembut.
"Aku lapar, mau makan." Andre berkata dengan nada yang sedikit ketus.
"Aku sudah masak Mas," jawab Aisyah.
Kemudian Andre membuka tudung saji yang ada di atas meja makan, dan seketika matanya membulat dengan tajam, lalu dia mencengkram lengan Aisyah dengan kuat sampai membuat wanita itu meringis kesakitan.
"Apa ini, hah! Apa kau sengaja Ingin membuatku makan makanan seperti ini setiap hari? Tidakkah kau bisa sesekali memberikanku ikan atau ayam? Kau ini bisa becus gak sih jadi istri!" bentak Andre sambil mendorong tubuh Aisyah hingga menabrak tembok.
"Aawh!" ringis wanita itu sambil memegangi lengannya
Ibu Lisa yang mendengar suara anaknya, kemudian dia keluar dari kamar, dan melihat Aisyah masih ada di sana, itu membuatnya sangat kesal.
"Hei wanita tak tahu diri! Kenapa kau masih ada di sini? Aku kan memintamu untuk membeli ayam? Apa kau Ingin membuatku kelaparan, hah! Cepat pergi sekarang!" bentak Ibu Lisa sambil mendorong tubuh Aisyah.
"Belikan aku juga!" teriak Andre sambil duduk di kursi, lalu meminum teh buatan dari Aisyah.
Wanita itu keluar dari rumah sambil menangis dalam diam. Rasa sakit di dalam hatinya begitu dalam, luka semakin hari semakin melebar dari perlakuan ibu mertua dan juga suaminya.
Setiap hari Aisyah selalu saja disiksa, dicaci dan dimaki. Semua yang ia kerjakan selalu salah di mata kedua orang itu, entah sampai kapan penderitaan Aisyah akan berlanjut.
'Sampai kapan kamu akan terus menyiksa dan menyakitiku, mas? Ke mana mas Andre ku yang dulu? Yang mempunyai hati lembut dan juga sikap yang penuh kasih sayang,' batin Aisyah sambil berjalan dengan sedikit gontai.
BERSAMBUNG....
Bella terpaksa bekerja di sebuah bar ternama demi melunasi hutang almarhum kedua orang-tuanya, hingga membawa dia bertemu dengan pria beristri yang menawarkannya menjadi sugar baby. Felix Harisson pria tampan beristri dan mempunyai anak 1, terpaksa harus mencari kepuasan di luar rumah, karena istrinya tak pernah memberinya nafkah batin. Pertemuannya bersama dengan Bella, membuat pria itu tak bisa lepas dari sosok dingin Bella yang penuh misteri, hingga ia menjeratnya dengan syarat melepaskan wanita itu dari lingkup dunia malam. Akankah mereka tetap bersama saat Salma, istri Felix, mengetahui semuanya? Akankah Felix memilih Bella dan menceraikan istrinya. Simak hanya di Bakisah.
Fatma harus berkorban demi cintanya. Dimana ia mengidap kanker rahim stadium 4, dan tidak bisa memilki keturunan. Dia meminta suaminya untuk menikah lagi, sebab selain karena anak, Fatma juga harus merasakan sakit saat mengetahui jika suaminya tak pernah mencintainya. "Aku memang tak mencintaimu, Fatma. Tapi aku tak mau menyakitimu," tolak pria yang bernama Satria. "Insya Allah aku ikhlas mengizinkanmu menikah lagi. Tolong turuti permintaan terakhirku, Mas," jawab Fatma dengan air mata yang mentes deras.
Gadis tidak menyangka harus menjadi pengantin pengganti demi menyelamatkan nama ibu angkatnya. Salah paham membuat Alex membenci Gadis. Namun Gadis tidak diam saja diperlakukan kasar oleh Alex. Tetapi, ada sesuatu hal besar juga yang di sembunyikan oleh Gadis tentang jati dirinya. Rahasia apakah itu? Akankah Alex mampu menguak semuanya? Bagaimana kelanjutan kisah mereka berdua? Ayo saksikan hanya di Bakisah
Anak adalah sebuah anugerah dan kesempurnaan dalam sebuah ikatan rumah tangga. Calista dan Fadli sudah menikah hampir 10 tahun, namun mereka belum di karuniai seorang anak. Hingga pada suatu hari, papa dari Fadli ingin memberikan warisan kepadanya, tapi Fadli harus mempunyai anak terlebih dahulu. Papa Zahid memberi waktu hanya satu setengah tahun saja untuk Fadli dan Calista. Hingga akhirnya, munculah ide gila Calista, yang meminta Fadli untuk menghamili sang adik. "Apa kamu gila, sayang? Kamu memintaku menanamkan benihku di rahim wanita lain? Apa kamu sudah kehilangan akal, hah!" Fadli. "Tidak ada cara lain, Mas. Anggap saja kita membeli rahim adikku. Kan kamu tahu, jika Jihan sedang butuh uang? Dan aku sangat yakin, jika dia mau." Calista Bagaimanakah reaksi Jihan, saat Calista membeli rahimnya? Apakah Jihan setuju dan mau menjualnya? Bagaimanakah kisah mereka?
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Ketika istrinya tak lagi mampu mengimbangi hasratnya yang membara, Valdi terjerumus dalam kehampaan dan kesendirian yang menyiksa. Setelah perceraian merenggut segalanya, hidupnya terasa kosong-hingga Mayang, gadis muda yang polos dan lugu, hadir dalam kehidupannya. Mayang, yang baru kehilangan ibunya-pembantu setia yang telah lama bekerja di rumah Valdi-tak pernah menduga bahwa kepolosannya akan menjadi alat bagi Valdi untuk memenuhi keinginan terpendamnya. Gadis yang masih hijau dalam dunia dewasa ini tanpa sadar masuk ke dalam permainan Valdi yang penuh tipu daya. Bisakah Mayang, dengan keluguannya, bertahan dari manipulasi pria yang jauh lebih berpengalaman? Ataukah ia akan terjerat dalam permainan berbahaya yang berada di luar kendalinya?
Siska teramat kesal dengan suaminya yang begitu penakut pada Alex, sang preman kampung yang pada akhirnya menjadi dia sebagai bulan-bulannya. Namun ketika Siska berusaha melindungi suaminya, dia justru menjadi santapan brutal Alex yang sama sekali tidak pernah menghargainya sebagai wanita. Lantas apa yang pada akhirnya membuat Siska begitu kecanduan oleh Alex dan beberapa preman kampung lainnya yang sangat ganas dan buas? Mohon Bijak dalam memutuskan bacaan. Cerita ini kgusus dewasa dan hanya orang-orang berpikiran dewasa yang akan mampu mengambil manfaat dan hikmah yang terkandung di dalamnya
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.
Menikahi single mom yang memiliki satu anak perempuan, membuat Steiner Limson harus bisa menyayangi dan mencintai bukan hanya wanita yang dia nikahi melainkan anak tirinya juga. Tetapi pernikahan itu rupanya tidak berjalan mulus, membuat Steiner justru jatuh cinta terhadap anak tirinya.
Selama dua tahun, Brian hanya melihat Evelyn sebagai asisten. Evelyn membutuhkan uang untuk perawatan ibunya, dan dia kira wanita tersebut tidak akan pernah pergi karena itu. Baginya, tampaknya adil untuk menawarkan bantuan keuangan dengan imbalan seks. Namun, Brian tidak menyangka akan jatuh cinta padanya. Evelyn mengonfrontasinya, "Kamu mencintai orang lain, tapi kamu selalu tidur denganku? Kamu tercela!" Saat Evelyn membanting perjanjian perceraian, Brian menyadari bahwa Evelyn adalah istri misterius yang dinikahinya enam tahun lalu. Bertekad untuk memenangkannya kembali, Brian melimpahinya dengan kasih sayang. Ketika orang lain mengejek asal-usul Evelyn, Brian memberinya semua kekayaannya, senang menjadi suami yang mendukung. Sekarang seorang CEO terkenal, Evelyn memiliki segalanya, tetapi Brian mendapati dirinya tersesat dalam angin puyuh lain ....
Pada hari Livia mengetahui bahwa dia hamil, dia memergoki tunangannya berselingkuh. Tunangannya yang tanpa belas kasihan dan simpanannya itu hampir membunuhnya. Livia melarikan diri demi nyawanya. Ketika dia kembali ke kampung halamannya lima tahun kemudian, dia kebetulan menyelamatkan nyawa seorang anak laki-laki. Ayah anak laki-laki itu ternyata adalah orang terkaya di dunia. Semuanya berubah untuk Livia sejak saat itu. Pria itu tidak membiarkannya mengalami ketidaknyamanan. Ketika mantan tunangannya menindasnya, pria tersebut menghancurkan keluarga bajingan itu dan juga menyewa seluruh pulau hanya untuk memberi Livia istirahat dari semua drama. Sang pria juga memberi pelajaran pada ayah Livia yang penuh kebencian. Pria itu menghancurkan semua musuhnya bahkan sebelum dia bertanya. Ketika saudari Livia yang keji melemparkan dirinya ke arahnya, pria itu menunjukkan buku nikah dan berkata, "Aku sudah menikah dengan bahagia dan istriku jauh lebih cantik daripada kamu!" Livia kaget. "Kapan kita pernah menikah? Setahuku, aku masih lajang." Dengan senyum jahat, dia berkata, "Sayang, kita sudah menikah selama lima tahun. Bukankah sudah waktunya kita punya anak lagi bersama?" Livia menganga. Apa sih yang pria ini bicarakan?