atma tengah duduk bersender di ranjang, s
ngannya meremas sprei, karena tahu jika malam ini Satria tengah tidur di kamar
ak boleh mengeluh karena ini semua adalah keput
h terjadi di dalam kamar Azizah, karena pasti hal itu terjadi. Apalagi mengingat jika kedu
an melihat menantu keduanya pagi-pagi sudah terbangun membuat Umi Khaira merasa heran,
am segini udah b
bantu Umi dan juga
ar Umi sendiri saja. Lagi p
i Um
ntuk sarapan." Mendengar itu akhirnya Azizah
h pun masuk namun tidak mendapati Fatma berada di ranjang. Dia
k ada di dalam
tihan. Dia pun langsung membuka pintu kamar mandi itu, dan alangkah
a berlari panik, kemudian dia membantu Fatma untu
terlihat juga darah mengalir dari hidungnya. Azizah yang melih
Zah. Aku bisa
ernah sungkan," ucap Azizah, "obat Mbak ada di mana?"
i Mbak udah makan belum?" Fatma langsung menggeleng, dan melihat itu Azizah langsung menuju dapur untuk mengambi
a sudah melihat Fatma tergeletak di lantai. "Astaghfi
an memakai baju kerjanya, terkaget saat mendengar
a Umi yang sudah ber
di atas meja lalu menghampiri Fatma yang tengah terg
k Umi, "Abi! Satria!" Dia me
nya dengan Azizah dan juga Umi Khaira. Lalu Fatma pun langs
a raut ketenangan selain ketegangan di dalam mobil meli
ap pipi Fatma. "Bertahanlah sayang! Anak Umi sangat kuat. Kamu tidak boleh pergi! Kamu harus b
kit, karena keadaannya yang memburuk, me
utuh apa apa bilang sama Bi Siti atau telpon Mas,'
rus kapan Mbak Fatma p
ayaknya dua atau tiga hari lagi di rumah sakit.
ya mengan
Aku akan menemani Fatma dulu. Maafkan Mas, ya,"
k Fatma. Lagian, saat ini Mbak Fatma lebih membutuh
usahakan pu
n, dan mobil pun melaju meninggalkan ruma
manusia yang egois, sebab Mbak Fatma sedang me
Dan dia sedang melihat Bi Siti sedang m
panggi
a,'' jawa
mau mas
k sayur capcay baso, sam
Bi. Aku mau antar makanan ini, buat ummi, Ab
an heran, dia bingung kenapa Zizah
boleh bertanya sesu
ntu,
hati, dengan kejadian kemarin?''
um mendengar
hat ke ikhlasan dan ke muliaan hati Mba Fatma, membuatku sadar Bi, jika Allah tak mungkin, memberikan kita cobaan di luar batas kemampuan kita. Awalnya aku tak yakin, jika aku sanggup untuk bertahan. Tapi melihat keadaan Mba Fatma saat ini, membuat
i madu. Aku kasihan pada Mba Fatma, Bi. Dia harus merasakan sakit yang double. Satu karena penyakitnya,
ah, dia tak hentinya menatap wajah ca
hebat, mau menerima Non Fatma yang sedang sakit keras. Bahkan sekarang, dia mau masak buat No
egitu. Nanti Bibi naksir,
ah ada-ada saja. Masa Bibi naksir sama Non? Bibi masi
erasa terhibur dengan adanya Bi Siti di rumah
ri. Dia akan pergi dengan ojek online menuju rumah sakit. Dia sengaja tak memberi tahu Sa
ma suka dengan masak
mbung