/0/15060/coverbig.jpg?v=186205408f203f5ce4501784bff6c570)
Moana berhasil menemukan mantra ajaib untuk memperkaya dirinya. Niatannya untuk merubah kondisi ekonomi banyak orang sungguh sangat mulia, namun sayang niatnya justru digunakan banyak orang untuk kepentingan pribadi yang culas dan licik. Mampukan Moana meluruskan kembali niatnya dan mengembalikan ilmu yang didapatkannya untuk keperluan yang benar. Cover by : Canva
Moana berjalan lambat di Kota North Port yang gelap. Langkahnya terkadang terhenti karena kakinya yang bersepatu hak tinggi itu tersendat karena lecet di bagian belakang.
"Uh! Kemiskinan ini melelahkan," lirihnya sembari melanjutkan perjalanannya menuju sebuah gubuk reot dekat pelabuhan. "Hari sudah gelap tapi kenapa lampu-lampu jalan masih padam!" Matanya melirik ke atas dan sadar jika banyak lampu yang mati bahkan lebih banyak dari malam sebelumnya.
Dia terus berjalan hingga tiba di depan rumah tuanya kemudian membuka pintu kayu setelah memutar kunci. "Aku lelah!" kesalnya sambil melangkah masuk ke dalam rumah yang lampunya sudah putus sejak dua hari yang lalu. "Aku harus cari jalan untuk kaya," gumamnya.
Nafasnya terdengar terengah karena dadanya yang sesak setelah kemiskinan ini membuatnya terpuruk.
Tak ada nasi di meja makan dan sepotong roti pun tak mampu dibeli. Matanya perlahan meneteskan air mata dan tangannya yang biasa penuh dengan lembaran uang kini hanya hampa tanpa makna.
"Aku harus bagaimana sekarang?" bisiknya sambil duduk di atas lantai tanpa alas. "Aku harus cari cara untuk bertahan hidup." Ucapnya berkali-kali sambil terus memutar isi kepalanya berharap menemukan jalan yang dia cari. "Aku harus bagaimana?" Air matanya semakin membasahi pipinya dan perlahan matanya pun terpejam.
Dalam tidurnya Moana melihat seberkas cahaya datang mendekat dan menyinari rumah tua tempatnya kini berada.
Dia hanya bisa terdiam sambil berbaring lemas karena belum makan sejak kemarin. "Siapa mereka?" ucapnya dengan tubuh yang bergetar ketakutan.
Dua orang wanita berambut putih sepinggang lalu mendekatinya kemudian mengulurkan tangannya yang penuh keriput namun sangat hangat ke arah Moana. "Bangunlah," ucapnya lembut dan Moa segera meraih uluran tangan itu.
"Kalian siapa?" tanya Moa yang tak mengenali keduanya.
"Katakan padaku apa yang kau mau?" ucap salah satu dari wanita tua itu dengan suara yang lembut.
"Tapi kalian siapa?"
"Jangan banyak tanya. Tak penting siapa kami. Katakan saja apa yang kau mau dan aku akan membantumu,"
Moa terdiam sesaat. Isi kepalanya mulai berputar dan perasaan lapar yang sangat membuat bibirnya segera bergetar. "Aku mau kaya. Miskin membuatku sangat susah dan aku tak bisa apa-apa dengan keadaan ini!"
"Kau mau kaya," Nenek tak diundang itu terkekeh. "Itu mudah untuk kami!"
"Mudah?" Moa mengernyitkan keningnya lalu menghela nafas berat. "Tapi tidak untukku!"
"Psst! Kau bawa kan alat untuk membuat Money Bowl," bisik Nenek yang berada dekat dengan Moa pada temannya.
"Iya, aku bawa!" Dia lalu berdiri sambil melebarkan senyumannya pada Moa yang memang sudah dia perhatikan gerak-geriknya sejak seminggu belakangan ini.
"Money Bowl?!" Moa tertegun mendengar ucapan tamunya itu.
"Benar ini namanya Money Bowl! Kau akan kaya dengan benda ini!"
"Bagaimana caranya?"
"Akan aku ajarkan padamu caranya dan dengan Money Bowl kau akan dapat uang dengan mudah, tapi kau harus janji ini tak boleh kau gunakan sembarangan!" ucap salah satu nenek dengan suara lembut namun sangat tegas.
"Baiklah, katakan padaku,"
Nenek yang satunya lalu meraih mangkok kosong usang milik Moa kemudian mengisinya dengan garam, beras dan beberapa lembar kayu manis yang dia bawa kemudian meletakkannya di depan Moa.
"Setelah semua masuk kini giliranmu mengucap mantra," tambah Nenek sihir itu kemudian temannya membisikkan mantra yang dimaksud.
"Aku harus mengucapkan mantra itu?"
"Iya, katakanlah. Aku akan berbisik agar tak ada orang yang aku katakan. Ini sangat rahasia jadi kau tak boleh mengatakannya kepada sembarangan orang!"
"Kau yakin aku bisa kaya hanya dengan mangkok jelek dan benda-benda yang kau bawa?"
"Moa, percayalah pada kami. Ini adalah cara untuk keluar dari kemiskinan. Setelah kau ucapkan mantra itu, perlahan hidupmu akan membaik dan kemiskinan akan pergi jauh darimu,"
Moa yang masih tak percaya dengan perkataan dua orang tamunya malam itu lalu mengikuti bisikan nenek tua itu. Dia mengucap satu persatu kata dan setelah selesai keduanya kemudian segera menghilang dari hadapan Moa.
"Apa benar yang mereka katakan? Kenapa aku tak merasakan apa-apa?" bisiknya lalu menghela nafasnya berat. "Mana mungkin bisa kaya hanya dengan cara sesimpel ini. Mereka pasti sedang bermimpi,"
Brak!
Moa terbangun dari tidurnya kemudian bergegas bangkit dari lantai. "Aku bermimpi!" ucapnya lega lalu tersenyum. "Untung hanya mimpi!"
Seperti biasa Moa segera bangkit dan bergegas menuju kamar mandi. Dia harus kembali bekerja seperti biasa namun baru saja dia melangkah menuju kamar mandi, matanya segera terhenti pada mangkok yang ada dalam mimpinya semalam. "Eh!" bisiknya. "Kenapa ada mangkuk itu?" tunjuknya dengan telunjuk bergetar.
Setelah bertegun dia pun segera melanjutkan langkahnya menuju kamar mandi dengan perasaan masa bodo.
Dia masih saja tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh kedua tamu tak diundang semalam dan lebih memilih hidup dalam kenyataan yang sedang dialami.
"Mana mungkin aku bisa kaya hanya dengan mangkok berisi beras itu," lirihnya kemudian lanjut mempersiapkan diri di kamar tidurnya yang sederhana.
Setelah semua siap, Moa lalu mengenakan kembali sepatu hak tingginya yang sempit dan melangkah lambat menuju toko tempatnya bekerja.
Hari ini sama seperti biasa, dia memulai hari dengan membersihkan toko dengan lap seadanya sebelum toko buka jam 10 siang ini.
"Moa!" panggil Tuan Roy, pemilik toko tempat Moa bekerja.
"Tuan, selamat pagi. Ini terlalu pagi untukmu datang. Ada apa gerangan!"
"Aku benar-benar beruntung hari ini!" seru Roy lalu menunjukkan secarik kertas berisi pesanan bunga dari hotel yang akan dibuka sabtu ini.
"Apa itu?" tunjuk Moa dengan mata menyipit.
"Kita kaya, Moa! Aku dapat pesanan untuk lima bulan kedepan dan mereka membayar pesanannya sekaligus!"
"Ow, ya!" Moana melonjak senang kemudian mengulurkan tangannya. "Selamat, Tuan!"
"Eh! Ini kerja keras kita. Kalau bukan kau yang datang ke hotel yang akan dibuka itu kemarin, pesanan ini tak akan masuk padaku."
"Lalu bagaimana sekarang?"
"Aku sudah menerima pesanan ini dan kau harus bantu aku, ya!"
"Siap, Tuan! Ini kabar bagus pagi ini. Jadi aku harus mempersiapkan bunga apa dulu?"
"Oh! Pesanannya bunga apa saja. Asal berwarna merah dan beraroma segar! Kau pilihkan saja untukku, ya!"
"Baik, Tuan!" seru Moana dengan senyum yang mengembang.
Tentu ini kabar yang sangat baik untuknya dan toko tempatnya bekerja setelah hampir 3 bulan ini mereka tak pernah menjual satu rangkaian bunga pun.
Moa lalu melangkah menuju tempat duduknya untuk mulai mencatat pesanan dari hotel yang akan buka sabtu ini.
"Moa!" panggil Roy sekali lagi pada pelayannya itu. "Apa kau melakukan suatu sihir untuk membantuku berjualan?" ucap Roy tiba-tiba.
"Sihir?!" Moa menyipitkan matanya dan seketika teringat pada Money Bowl yang semalam dia buat dalam mimpinya.
Demi hutang judi sang ayah, Sandra Moris terpaksa tidur dengan putra pemilik kasino Owen Grey. Tentu ini hal yang berat baginya pasalnya dia tak pernah melakukan ini sebelumnya bahkan dengan pacarnya. Awalnya Dion Moris berjanji ini hanya sekali tapi sialnya Dion melakukannya berkali-kali hingga rasa cinta mulai dirasakan Sandra dari hubungan ini. Mengira Owen menganggapnya sebagai wanita pujaan hati nyatanya pria hidung belang itu mengganggap ini hanya hiburan gratisnya saja. Tentu Sandra kecewa hingga akhirnya mencoba menggoda Owen dengan sepenuh hati berharap pria tampan ini juga punya rasa yang sama denganya. Mampukan Sandra mendapatkan cinta sejati dari pria yang jelas-jelas hidung belang itu?
Tak disangka kekasih Maya justru berselingkuh dengan adik kembarannya, tentu hal ini membuat sang kakak geram dan mengutuk kejadian ini. Tapi alih-alih mencoba menghentikan perselingkuhan Miya, adiknya. Maya justru menemukan sebuah rahasia yang menyangkut kekayaan keluarganya yang ternyata jadi incaran para penjahat. Siapakah penjahat itu? Dan apa motif dari semua kejahatan mereka hingga memperalat Miya, kembaran Maya?
Setelah berkutat dengan narkoba, Bramasta yang gitaris handal sebuah grup band ternama akhirnya harus ditahan sehingga karir bermusiknya tuntuh seketika. Dengan berat hati dia menerima takdir ini meski dia juga harus bersusah payah mengembalikan kepercayaannya pada Widi, istrinya dan Hartono, ayah mertuanya yang telah melaporkannya ke polisi. Mampukan Bramasta mengembalikan karirnya yang sudah redup?
"Menikahlah denganku!" Betapa senangnya Rika ketika pria yang baru dia temui langsung melamarnya. Bayangan akan menikah dengan cinta pandangan pertama segera membuatnya yakin pada pria asing ini. Namun siapa yang menyangka jika pria ini adalah pewaris dari keluarga kaya di Bandung yang ternyata sedang mengincar wanita lugu sepertinya untuk dijadikan istri sementara untuk sekedar mendapatkan warisan ayahnya. Mampukah Rika bertahan pada cinta yang salah, dan akankah Ramon membahagiakan wanita lugu ini? Cover : Canva Pro Desain and Edit By Me.
Ketenangan rumah tangga Yanto dan Viana mulai terusik dengan kehadiran Runi, adik Yanto yang memutuskan tinggal bersama mereka setelah bercerai dari suaminya. Berbagai masalah dan pertengkaran mulai timbul sejak Runi tinggal bersama mereka, membuat Viana merasa tidak adanya lagi kenyamanan dalam rumah tangganya bersama Yanto. Sedangkan Runi yang memang tidak menyukai Viana selalu berusaha untuk memisahkan Yanto dan Viana. Usaha Runi kian dipermudah dengan kehadiran Feyla, temannya yang diam-diam menyukai Yanto. Dengan berbagai cara, Runi berusaha mendekatkan Yanto dan Feyla. Usaha mereka berhasil. Yanto menikahi Feyla sebagai istri kedua karena dia tidak mau bercerai dengan Viana. Namun, Viana yang tak mau dimadu memutuskan untuk bercerai dan mencari jalan kebahagiaannya sendiri meskipun dia harus menanggung sakit atas keputusannya itu. Di kemudian hari, Viana berhasil bangkit dari keterpurukannya. Sebaliknya orang-orang yang menyakitinya mulai menemui karmanya satu persatu.
"Pak, aku mohon jangan!" tangis Raya pecah saat Pak Kades mendekat dengan tatapan tajam. "Kamu seharusnya tidak di sini Ray, " ucapnya kacau, namun sorot matanya kosong. Pria itu kacau balau dan pengaruh sakau. Tanpa sadar Pak Kades menarik Raya dengan Kasar lalu melucuti tubuhnya, " Pak, aku mohon jangan lakukan ini." Raya berteriak meminta tolong namun tak ada satu orang pun yang menolongnya karena warga masih terlelap. dan saat itu pula Pak Kades merenggut kesucian Raya, gadis yang sedang KKN di desa tersebut. bagaimana kisah selanjutnya? Padahal Kades tersebut sudah memilki istri dan Anak. lalu bagaimana Nasib Raya kedepannya?
Dunia Isabella Moretti hancur dalam satu malam. Orang tuanya tewas di tangan Lorenzo Ricciardi, mafia paling berbahaya sekaligus pria paling kejam di dunia. Namun, ketika tiba giliran Isabella untuk menemui ajalnya, Lorenzo malah membiarkannya hidup, tapi sebagai tawanan pribadinya. Lorenzo adalah pria yang menguasai dunia bawah tanah dengan kekejaman tanpa batas. Namun, di balik tatapan dinginnya, ada sisi lembut yang hanya bisa dilihat oleh Isabella. Saat kebencian berubah menjadi gairah cinta, Isabella sadar tak akan bisa lepas dari dekapan mafia kejam itu. Sayangnya, Lorenzo tidak tahu bahwa Isabella menyimpan rencana balas dendam untuk kematian keluarganya. Hingga akhirnya ia mendapati dirinya hamil, membawa benih dari pria yang paling ia benci sekaligus pria yang mulai ia cintai. Dapatkah Isabella melanjutkan dendamnya, ataukah ia akan menyerah pada cinta sang iblis tampan? Dan saat Lorenzo menghadapi pilihan antara kekuasaannya dan wanita yang mencuri hatinya, akankah ia tetap menjadi raja tanpa hati, atau menyerah pada pesona Isabella?
ADULT HOT STORY 🔞🔞 Kumpulan cerpen un·ho·ly /ˌənˈhōlē/ adjective sinful; wicked. *** ***
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.