/0/14690/coverbig.jpg?v=9e8d4e471ef4ea53610cfe9901fe7b60)
Janganlah sakit aku pah, duniaku tidak lah baik-baik saja aku tidak peduli dengan mereka tapi mengapa dengan aku, aku juga anakmu tapi aku merasa di kucilkam tolong aku tuhan
Aku adalah kiana anak yang tidak di Harapkan oleh kedua orang tuaku hubungan haram yang melahirkan aku ke dunia perih sekali rasanya hati ini setalah mengetahui dari mulut papah dan mamah, aku ingin menanyakan perihal itu semoga saja itu hanya angin lalu dan tidak kenyataan.
Oh iya kenalin aku Kiana Anjani Saputri anak pertama dari hubungan haram kedua orang tuaku lalu menikah karena di anggap membawa berita buruk yang tidak mengenakan apalagi omah dan opah adalah orang komisaris karena terpaksa kedua orang tuaku menikah lalu meninggalkan karir mereka yang sangat mereka sayangi itu di bandingkan aku anaknya, Devandro Bagaskara atau pak Devan adalah papah yang sangat jahat dan kejam kepada ku begitu juga dengan mamah ku yang terikut-ikut membenci anak yang bersalah itu dialah Tania Ameera putrianj dan seorang anak yang sangat cantik, yang selalu di manjakan di beri fasilitas mewah yang tak lain dialah Kiara Ameera Anjani putriani aku tidak pernah meminta ini pada rabbku dia memberi ini semua karena aku mampu.
Aku menghampiri papah dan mamah yang sibuk dengan gadgetnya itu, ku tanyakan langsung kenapa papah dan mamah tidak adil kepadaku. Penjelasan itu membuat aku ingin tenang.
"Pah, mah aku boleh ngomong sebentar tidak?," Tanya ku penuh harap karena selalu ada aja papah dan mamah yang mengabaikan ku.
"Hm," deheman mamah yang ku dengar, namun ku lanjutkan untuk membicarakan itu pada mamah.
"Mah kian tau, kian bukan anak yang mamah dan papah harapkan, kenapa papah dan mamah tidak adil dengan ku!" ucapku tersedu.
kulihat raut wajah mamah yang tidak bersahabat, air mata kini tak tertahan aku yang berbicara padahal mamah dan papah lebih fokus pada gadgetnya itu.
"Mah," panggilku lagi.
Suara lantang itu nyaris membuat hati ini sakit ku tahan air mata itu agar tidak tumpah di depan mamah dan papah yang lebih fokus memegang gadgetnya di Bandingkan aku.
"Mah salah nara apa? kenapa di saat kian berbicara sama mamah dan papah selalu ada aja kian yang di kacangi! beda hal nya dengan dek Kiara, mamah dan papah pasti memilih mendengarkan ocehan Kiara yang tidak penting itu. padahal aku dan kia anak kandung mamah, salah kian apa mah?," ucap Kiana.
"Kamu mau tau hah! Kenapa kami tidak suka kamu lahir ke dunia ini," ucap papah berbicara.
"Kenapa pah! Kian butuh alasan supaya kian tau kenapa mamah dan papah tidak peduli pada kian, supaya kian sadar mah! Jika kehadiran kian tidak di butuhkan di sini," ucap Kiana.
"Oke! Biarin mah biar aku kasih tahu sama anak yang tidak di untung ini. Untung saja kita tidak membunuh dia!" Ucapan pak Devan pada putri sulung nya itu membuat hati kiana semakin sakit dengan perkataan papanya itu.
"Dulu pas mamah dan papah itu masih pacaran, kehadiran kamu tidak di harapkan di saat papah dan mamah ingin mengejar karir, kamu hadir tanpa kami inginkan. Kamu tau kamu anak haram yang tidak kami harapkan! Seandainya kamu tidak lahir mamah mu sudah jadi model dan papah ingin Melanjutkan kuliah S3, itu terhalang oleh kamu saat itu," jelas pak Devan.
"Jadi kian lahir sebelum papah dan mamah menikah?" Tanya Kiana.
"Iyah."
"Jika itu benar pah. kenapa papah dan mamah tidak bunuh kian saja. Kian gak ingin hidup jika kehadiran kian tidak di harapkan," ucapnya terpotong."
"Dasar anak gak tau di untung, kami udah rela mengorbankan kamu dan kamu mau ingin mati!," bentak Bu Tania.
"Ngapain kian hidup mah, apa pernah mamah kasih ASI pada Kiana, apa pernah mamah rawat Kiana, tidak kan mah? Yang rawat Kiana hanya Oma dan bi murni kan! Buat apa kian hidup jika tidak di inginkan," ucap Kiana karena tidak ada sahutan sama sekali Kiana pergi dari hadapan mamah dan Papahnya yang hanya mengacuhkan nya.
Kiana akhirnya memutuskan berlari menaiki anak tangga, air mata kini menumpah seluruh jiwa nya.
"Huhuhuhu mamah jahat, papah jahat sama kian. Kenapa gak kalian bunuh saja kian pah, mah hiks hiks hiks," hisakan tangis Kiana dan air mata yang kini mengeluarkan unek-unek rasa sakit yang ia tahan selama ini.
Kiana akhirnya memutuskan untuk tidur dengan luka-luka yang ia simpan lama di hatinya itu.
****
Pagi harinya Kiana terbangun dan memutuskan untuk membantu Bi murni di dapur. Itu lah kegiatan kian setiap harinya.
"Pah kia mau berangkat sekolah dulu," pamit adikku.
"Hati-hati yah sayang." Ucap kedua orang tua yang super sibuk itu.
"Iyah pah. Cup cup cup," ciumnya pada papah dan bersalaman lalu pamit ke kampus, dan sekarang Kiara sudah memasuki semester 6 sedangkan aku memasuki semester 8.
Aku dan Kiara berbeda, Kehidupan kiara lebih baik daripada Kiana yang sedari kecil sudah mandiri. Beda halnya dengan kiara yang di fasilitasi mewah bahkan kasih sayang papah dan mamah nya hanya di dapatkan oleh Kiara tidak dengan Kiana.
Lain halnya Kiana yang jerih payahnya membeli sepeda motor sudah merupakan cukup baginya berangkat ke kampus dengan menaiki sepeda motornya itu.
"Pah,mah aku berangkat dulu," ucap Kiana tangan yang ia ulurkan kini ia tarik karena papah dan mamah nya tidak pernah memperdulikan nya, hatinya sakit perlahan ia tahan dan berlalu lari dari hadapan papah dan mamah nya menuju dapur, sudah ada bi murni yang mau menjabat tangannya dengan takjub Kiana mencium punggung tangan bi murni.
☘️☘️
"Bi Kian pamit yah," pamit Kiana.
"Iyah non, non Kian hati-hati yah," ucap bi murni dan di anguki oleh Kiana.
Kiana menaiki sepeda motornya dengan melaju cepat tak di sengaja Kiana jatuh dari sepeda motornya.
"Siapa sih yang menghalangi jalanku? Turun kau! Hei aku tau kamu orang kaya tapi ini jalanan bukan jalanan nenek moyang kau," ucap Kiana geram.
Ceklek.
Kiana menatap wajah tampan yang sengaja menghalangi jalannya matanya tak bisa berkedip.
"Hei ada apa nona ini memang bukan jalanan saya," ucap cowok tampan yang kini memikat hati kiana.
"Kalo memang ini bukan jalanan kau tuan aku mohon cepat minggir karena aku gak butuh meladeni cowok seperti kau ini," ucap Kiana.
Awalnya aku kagum melihat ketampanan cowok yang di temui nya barusan namun hati nya tidak tertarik dengan cowok tampan nan sombong itu. Perlahan punggung Kiana menjauh dari hadapan cowok Sombong itu.
Helaan napas Kiana menuju kelasnya dengan langkah gontai.
"Aku sebal banget hari ini. udah bimbingan sama pak Fadli yang super nyebelin itu ," keluh Kiana yang kini masuk ke ruangan dosen yang menurut Kinara dosen nyebelin membuat mood Kiana hilang setiap harinya.
"Tok.... Tok..... Tok...."
"Assalamualaikum, permisi pak," ucapnya penuh sopan.
"Masuk!" Pinta dosennya itu.
Kiana bimbingan dengan dosennya yang sudah beberapa bulan ini dia menunggu sidang yusium yang sebentar lagi. ia akan wisuda dan hanya mempersiapkan diri untuk wisuda nya nanti.
Setelah itu Kiana akhirnya memutuskan pulang menuju kafe tempatnya bekerja.
Meskipun Kiana anak komisaris terkenal di kotanya. Tapi yang membiayai kuliahnya hasil jerih payahnya Kiana sendiri.
"Pagi pak." Sapa Kiana dan pagi-pagi sekali Kiana sudah sibuk melayani pembeli kadang kala dia mengantarkan pesanan.
"Mbak pesan Latte frappe sama stake ayam yah mbak," pesan pembeli itu.
Dengan sigap Kiara membuat pesanan pembeli setelah pesanan itu jadi akhirnya Kiana mengantarkan nya, setiap hari inilah pekerjaan Kiana.
"Lin, jalan yok nanti malam!," ajak Kiara.
"Kemana kian? kalo jalan mah gas kan atuh, apalagi," ucapnya terpotong.
"Iya.. iya aku dah tau maksud kamu Lin, pasti minta traktiran kan! Aman tuh aku yang traktir," ucap Kiana yang membuat Liana tersenyum bahagia.
Tepat jam 19 : 00 malam mereka akhirnya pulang, namun tidak langsung ke rumah, Liana dan kiana pergi ke sebuah mall untuk belanja sesuai janji Kiana yang mentraktir sahabat kerjanya itu.
"Makasih yah kian." Ucap liana.
"Sama-sama Lian."
"Gimana skripsi kamu? Aman!" Tanya Liana.
"Aman, gak seperti kamu yang duluan kamu kan anak pintar," ucap Kiana, liana memang anak pintar 3 ½ tahun lamanya Liana mentuntashon kuliahnya, Liana dan Kiana satu kampus dulunya namun Liana yang pintar dapat menyelesaikan S1 selama 3½ tahun.
Kini akhirnya keduanya memutuskan untuk pulang ke rumah. Sesampainya di rumah sudah ada papah dan mamah dan Kiara di ruang tamu yang sibuk dengan urusan mereka masing-masing
"Assalamualaikum," sapanya tapi tidak ada sahutan dari kedua orang tuanya.
"Huhft," helaan nafas dari Kiana yang memutuskan untuk ke kamarnya dari pada mengeluh yang ujungnya tidak akan ada habisnya itu.
"Non kian udah makan malam bibi dari tadi nunggu non," ucap bi murni menghampiri Kiana.
"Bi tidak usah menunggu kian. Kian gak perlu di tunggu, di perhatikan seperti itu yang membuat hati kian sakit bi," ucap Kiana perlahan ia menahan sakit dan memegangi dadanya itu.
"Kian mau bersih-bersih dulu yah bi," pamit Kiana.
****
Malam harinya kiana menatap langit yang kini sudah mulai gelap Kiana masih betah berkeluh kesah pada malam di bandingkan pada pagi hari. Kiana adalah gadis cantik yang memiliki Aurora yang berbeda pada adik kembarnya itu yang tak lain adalah Kiara gadis manja dan sombong itu.
Kiana terlelap dari tidurnya dan pagi hari sudah mulai memunculkan dirinya kian merasa jenuh dan sesekali mengambil benda pipihnya untuk ia mainkan. Pertama adalah kian berusaha belajar untuk mempersiapkan wisudanya nanti dengan harapan papah dan mamanya mau mengikuti acara wisuda Kiana itu.
Aku adalah Kayla anak yang tak pernah mendapat kan cinta dari papah ku sendiri, cinta? aku tau apa itu cinta, aku memiliki kakak angkat yang tak lain dia adalah kak Naila dan seorang adik yang bernama Sheila yang sering aku panggil Lala. Aku memang tidak seberuntung kedua saudara ku aku anak kandung dari papah dan mamah namun kasih sayang mereka lebih kepada kakak angkat ku mereka menikahi aku dengan mantan kekasih ku yang sudah aku tahu kebusukan dia mendekati ku untuk merebut harta yang kami punya hati ku sakit dan teriris bagaikan mengiris bawang merah yang siap mengeluarkan air mata kesedihan. Cinta? memang aku masih mencintai nya, hukuman apa ini tuhan cinta apa yang ada dalam hati ini, jika cinta kebencian yang di tanamkan mas Adlan untuk membuat aku sengsara demi membalas dendamnya kepada opah ku dan kenapa harus aku. Aku menghampiri mas Adlan yang berkunjung ke rumah ku, layaknya dia tuan rumah duduk dengan ongkang-ongkang kaki di sofa ruang tamu. "Mau apa kamu kesini hah! Kamu gak puas sama apa yang pernah kamu lakukan sama ku, memoroti ku layaknya mesin ATM, hatiku sakit ku mohon menjauh lah dariku," ucapku tanpa menatap wajah yang ganteng namun menjijikkan bagiku. "Kenapa dek Kayla apa salah mas kalo mas kesini! Lagian kita akan menikah kan dek Kay, Mas tau mas salah selama ini," ucapnya membuat aku ingin muntah saja. "Cukup drama itu tuan Adlan yang terhormat aku gak Sudi bersamamu ingat itu, aku bukan orang bodoh seperti papah dan mamah ku yang masih percaya sama muslihat busuk mu itu. Kamu mau harta kami bukan?," Ucap Kayla dengan pertanyaan yang membuat yang empunya merasa kesal. "Sial dari mana dia tau kalo aku menginginkan harta mereka," batin Adlan. "Sudah lah tuan kamu salah sasaran, kenapa harus sama ku tuan, apakah tuan tidak lihat bagaimana siksanya aku di rumah ku sendiri, apakah tuan mau melukai batinku lagi. Aku lelah tuan bunuh aja aku daripada kamu membunuh batinku," ucap Kayla menahan air mata dari kelopak matanya itu. Kepergian Adlan membuat Kayla menahan sakit yang sedari tadi ia tahan, berlari menaiki tangga dan memasuki kamarnya itu. "Salah aku apa Lan, apa kamu gak tau dada ini sakit Adlan. Kenapa kamu tega menyakiti cinta ini, kenapa," lirih kayla. "Opah aku rindu opah, andai saja opah Sudah siuman akan aku ceritakan semuanya pada opah," ucap Kayla menerawang sampai ke langit. Kayla menunggu kesembuhan opah nya yang masih koma yang sudah bertahun-tahun di rumah sakit setiap hari Kayla menjenguk opah nya dengan berharap ada keajaiban tuhan untuk kesembuhan opah nya itu.
Aku bercerita tentang kisah ku, kisah yang sangat mengesankan bagiku, aku bukan lah ibu yang baik buat kedua anakku entah kenapa dan apa alasan mereka membenci ku, aku selalu minta maaf kepada anakku, semenjak kehadiran Kanaya anak yang kini aku angkat jadi anak ku membuat mereka membenciku, apakah aku selah mengangkat Naya jadi anakku. "Ibu udah dong gak usah lebay," ucap Kayla anak sulung ku. "Apa salah ibu nak? Kenapa kamu menyiksa ibu, ibu juga lapar," ucapku sambil memegangi perutku. "Aku gak mau yah tangan kotor mu mendekatiku," ucap nya lantang salah apa aku mendidik anakku, semenjak kematian suamiku semua anakku berubah mungkin karena salah ibu yang tidak bisa memberikan mereka kemewahan lagi. Haru apa aku bertahan hidup? Setiap hari aku menjual tempe mendoan dan beberapa gorengan untuk bertahan hidup demi menghidupi kemauan kedua anakku, aku hanya di bantu oleh Naya anak angkat ku beruntung aku memili anak yang pengertian seperti dia. Begini lah kisah ku.
Setelah Ibu yang mengasuhnya meninggal karena kanker payudara, Shahsya memilih berhenti sekolah dan bekerja di sebuah Cafe. Pergaulan bebas membawanya terjerumus pada seks bebas. Mudah nya mencari uang dari menjual tubuhnya telah membutakan Semua rasa. Yang ia lihat hanya uang, ia ingin menunjukkan oada dunia kalau ia bisa kaya seperti keluarga yang sudah mengadopsi nya. Sampai ia akhirnya ia bertemu dengan seorang Pria Buta yang tampan yang meminta nya menjadi istrinya.
Kemudian Andre membuka atasannya memperlihatkan dada-nya yang bidang, nafasku makin memburu. Kuraba dada-nya itu dari atas sampah kebawah melawati perut, dah sampailah di selangkangannya. Sambil kuraba dan remas gemas selangkangannya “Ini yang bikin tante tadi penasaran sejak di toko Albert”. “Ini menjadi milik-mu malam ini, atau bahkan seterusnya kalau tante mau” “Buka ya sayang, tante pengen lihat punya-mu” pintuku memelas. Yang ada dia membuka celananya secara perlahan untuk menggodaku. Tak sabar aku pun jongkok membantunya biar cepat. Sekarang kepalaku sejajar dengan pinggangnya, “Hehehe gak sabar banget nih tan?” ejeknya kepadaku. Tak kupedulikan itu, yang hanya ada di dalam kepalaku adalah penis-nya yang telah membuat penasaran seharian ini. *Srettttt……
Warning! Banyak adegan dewasa 21+++ Khusus untuk orang dewasa, bocil dilarang buka!
Riani sangat menyayangi pacarnya. Meskipun pacarnya telah tidak bekerja selama beberapa tahun, dia tidak ragu-ragu untuk mendukungnya secara finansial. Dia bahkan memanjakannya, agar dia tidak merasa tertekan. Namun, apa yang pacarnya lakukan untuk membalas cintanya? Dia berselingkuh dengan sahabatnya! Karena patah hati, Riani memutuskan untuk putus dan menikah dengan seorang pria yang belum pernah dia temui. Rizky, suaminya, adalah seorang pria tradisional. Dia berjanji bahwa dia akan bertanggung jawab atas semua tagihan rumah tangga dan Riani tidak perlu khawatir tentang apa pun. Pada awalnya, Riani mengira suaminya hanya membual dan hidupnya akan seperti di neraka. Namun, dia menemukan bahwa Rizky adalah suami yang baik, pengertian, dan bahkan sedikit lengket. Dia membantunya tidak hanya dalam pekerjaan rumah tangga, tetapi juga dalam kariernya. Tidak lama kemudian, mereka mulai saling mendukung satu sama lain sebagai pasangan yang sedang jatuh cinta. Rizky mengatakan dia hanyalah seorang pria biasa, tetapi setiap kali Riani berada dalam masalah, dia selalu tahu bagaimana menyelesaikan masalahnya dengan sempurna. Oleh karena itu, Riani telah beberapa kali bertanya pada Rizky bagaimana dia bisa memiliki begitu banyak pengetahuan tentang berbagai bidang, tetapi Rizky selalu menghindar untuk menjawabnya. Dalam waktu singkat, Riani mencapai puncak kariernya dengan bantuannya. Hidup mereka berjalan dengan lancar hingga suatu hari Riani membaca sebuah majalah bisnis global. Pria di sampulnya sangat mirip dengan suaminya! Apa-apaan ini! Apakah mereka kembar? Atau apakah suaminya menyembunyikan sebuah rahasia besar darinya selama ini?
Kisah asmara para guru di sekolah tempat ia mengajar, keceriaan dan kekocakan para murid sekolah yang membuat para guru selalu ceria. Dibalik itu semua ternyata para gurunya masih muda dan asmara diantara guru pun makin seru dan hot.
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.