/0/13767/coverbig.jpg?v=e28ddbc0c6335d6ecec8daef7912f06c)
Menceritakan kekhilafan dua wanita yang begitu terobsesi dengan pria yang berstatus ipar mereka masing-masing .... Rara dan Sasha adalah saudara kembar identik, nyaris tak bisa dibedakan kalau saja keduanya berpenampilan sama. Untungnya penampilan keduanya berbeda. Rara non hijab, sedangkan Sasha berhijab. Kesamaan mereka yang hampir tak bisa dibedakan tersebut rupanya dijadikan kesempatan oleh mereka berdua dengan bertukar pasangan. Lebih tepatnya tukar posisi istri. Tepat seminggu dari pernikahannya. Rara menjadi istri dari Gasta-suami Sasha. Sedangkan Sasha menjadi istri dari Genta-suami Rara. Tentunya mereka lakukan secara diam-diam. Alasan Rara dan Sasha tukar posisi istri tersebut, mereka tak cocok dengan suami pilihan papanya, keduanya berpikiran kalau jodoh mereka tertukar. Karenanya mereka mencoba tukar posisi selama seminggu. Karena nafsunya yang menginginkan pria yang diidamkan, saudara kembar itu khilaf. Nekat memainkan pernikahannya sendiri. Namun siapa sangka niat main-main mereka malah menghasilkan dampak luar biasa bagi perasaan Gasta dan Genta-suami mereka masing-masing. Terhadap istri palsu mereka, Rara dan Sasha.
"Kamu udah di-unboxing sama suami, Sha?"
Sakura menatap Shakira-saudara kembarnya dengan wajah serius.
Wanita berjilbab itu, lantas menggelengkan kepala, pelan. "Belum," jawabnya sambil mengaduk-aduk jusnya.
"Lho, kenapa?"
"Alasannya dia gak cinta. Masih keinget mantannya terus," jawab Shakira, atau yang lebih akrab dipanggil Shasa.
"Wah, susah kalau gitu. Aku dengar suami kamu persis aku, banyak mantannya. Sedangkan suamiku, Mas Genta malah kayak kamu, gak pernah punya mantan," kata wanita yang memiliki nama Sakura tersebut, namun lebih akrab dipanggil Rara.
"Ya ... begitulah," tanggap Sasha sambil menyandarkan punggungnya ke kursi cafe. "Kamu sendiri? Udah mapel?" tanyanya.
"Tadinya, sih, hampir. Tapi ia urungkan." Wanita berambut panjang berwarna kecoklatan tersebut menjawab.
"Lho, kenapa?" Sasha mengernyitkan alis.
"Gara-gara aku gak hafal doanya mandi besar."
"Hah!" Saking terkejutnya, Shasa sampai menegakkan punggungnya dengan mata menatap lebar ke wanita yang memiliki wajah bak cerminannya tersebut.
"Kok bisa gak hafal? Kan beda dikit sama mandi habis datang bulan." Sasha berucap dengan bibir menahan senyum lucu.
Mendengar alasan saudara kembarnya yang tak jadi malam pertama hanya gara-gara tidak hafal doa mandi besar rasanya ingin terpingkal-pingkal, namun ia tahan agar saudaranya itu tau tersinggung.
"Kataku iya, tinggal ganti niat aja beres. Bukannya kata ustaz ngaji kita dulu meskipun gak disebutin kalimat penyebabnya juga gak papa, asal niat juga sah. Tapi ya gitu, resiko nikah sama cowok alim mah ribet." Rara menghembuskan nafas kasar.
"Iya, suami kamu 'kan, keustatan gitu. Wajar, sih." Sasha tersenyum sambil kembali menyandarkan punggung ke kursi.
"Gak juga, aku tahu dia jadikan alasan sepele itu biar bisa ngindarin tuk nyentuh aku."
"Emang kamu ngarep?"
"Ya gak juga. Tapi 'kan, aku tersinggung. Lagian ... aku mah sependapat sama suami kamu. Kalau belum ada rasa, ya kalau bisa jangan sentuh-sentuhan dululah."
"Kamu gak ada rasa sama suami kamu?" Tatapan Sasha penuh selidik.
"Ya ... masih gak ada, sih, selain kita dijodohin, kan pria pinter agama bukan tipeku. Ribet."
Sasha hanya tersenyum tanpa menanggapi.
"Kalau ke kamu, sih, suami model kaya gitu gak masalah, tapi di aku berat banget. Beda sama suami kamu, itu selera aku banget. Suka bergaul dan ngikutin trend, juga ... ah, intinya suami idaman aku bangetlah suamimu, Mas Gasta."
"Terus kalau Mas Genta?" Sebelah alis Sasha naik.
"Itu mah, selera kamu, 'kan? Cowok pintar agama idaman kamu banget. Andaikan Mas Genta yang jadi suami kamu, pasti cocok, deh."
Sasha hanya menanggapi dengan senyuman tanpa berkata-kata.
"Eh, bentar, bentar," kata Rara serius, "kok, jodoh kita sepertinya ketuker, ya, Sha?" lanjutnya.
"Maksudnya?"
"Ya seharusnya kamu sama Mas Genta dan aku sama Mas Gasta."
Bina terdiam sambil berpikir. Yang dikatakan Rara itu memang benar, bahkan ia sendiri memang sempat menaruh harapan.
Bertepatan dengan dirinya dijodohkan dengan pria pilihan papanya, Anggasta-putra dari sahabatnya, bahkan sudah tunangan juga, datanglah Argantara-seorang dosen dan da'i muda untuk dijodohkan dengan Rara-saudara kembar identiknya dan sangat sulit dibedakan.
Hanya saja mudah dibedakan karena penampilan mereka yang berbeda. Kalau Rara non hijab, maka Sasha konsisten dengan hijab.
Untuk pertama kalinya hati Sasha tersentuh dan merasakan getaran-getaran asmara yang terasa sejuk menyelimuti kalbu begitu melihat wajah teduh pria pemilik nama lengkap Argantara tersebut.
Saat datang bersama keluarganya, untuk membahas pernikahannya dengan Rara, tanpa sadar hati Sasha tersenyum ketika mencuri-curi pandang pada wajah pria yang selalu dihiasi senyuman simpul tersebut.
Pria pintar agama itu memang idaman Sasha selama ini. Sebab sadar ilmu agamanya masih minim, ia butuh pria yang bisa mendidiknya.
Namun entah kenapa yang dipilihkan papanya bukan Genta, melainkan Anggasta, pria yang seharusnya cocok untuk jadi suami Rara kalau dilihat dari gayanya yang suka mengikuti trend. Tak seperti dirinya yang apa adanya dan tertutup.
Karena alasan itulah, dia jatuh cinta pada pria yang kini telah menjadi iparnya. Bisa dikatakan itu cinta pertamanya.
"Sha, bagaimana kalau kita tukar istri."
"Hah!" Mata Sasha langsung melebar mendengar ajakan saudara kembar identiknya.
"Tukar istri gimana?" tanya wanita berjilbab biru mudah itu, kebingungan.
"Tukar posisi. Kamu jadi istri Mas Genta dan aku jadi istri Mas Gasta."
"Tukar suami maksudnya?"
"Ya begitulah intinya. Tukar suami ya otomatis tukar istri 'kan?"
Sejenak Sasha terdiam, mencoba menimang-nimang tawaran Rara.
"Gak serius tukeran, Sha. Hanya main-main saja. Biar kita sama-sama ngerasain gimana punya suami yang kita idamkan selama ini. Kan kita udah seminggu dengan suami pilihan Papa, terus seminggu juga kita ngerasain gimana hidup dengan suami pilihan kita. Gimana?" Rara menaik turunkan alis.
"Terus kalau ketahuan gimana?"
"Gak bakalan, Sha, kita 'kan, mirip banget, sulit dibedakan. Hanya saja beda di jilbab, kamu pakai, aku gak," jelas Rara.
"Iya, sih, kalau itunya mereka gak akan curiga."
"Itu dia," sahut Rara girang.
"Terus, aku harus buka jilbab gitu, agar suami kamu percaya kalau aku benar-benar kamu."
"Eh, gak perlu. Malah itu bagus, soalnya Mas Genta menginginkan aku berjilbab. Hanya saja aku cuekin."
"Wah, sama kalau gitu. Pas itu, suamiku ngajakin aku ikut ke pesta temannya 'kan, eh dia malah bilang, 'gimana kalau kamu buka jilbab aja, biar terlihat cantik dan modis', kan gak banget itu. Ya kali kalau modis dan cantik kudu lepas jilbab." Sasha menghembuskan nafas kasar. Masih kesel aja kalau mengingat kata-kata Gasta saat itu.
"Kalau begitu, deal, tukar istri. Maksudnya posisi istri atau tukar suamilah, apa namanya. Jelas kita gak akan ketahuan." Dengan semangat Rara mengulurkan tangannya untuk bersalaman.
"Ini serius, ya?" Sasha masih ragu.
"Iyalah, cuman seminggu, kok. Main-main aja. Selain ngerasa hidup dengan suami pilihan, juga cari pengalaman."
"Okelah!" Sasha pun menyambut uluran tangan wanita pemilik wajah duplikatnya tersebut. Seletelah menepis keraguannya.
Karena rasa obsesi masing-masing, Rara dan Sasha tanpa sadar melakukan kekhilafan.
***
Untuk jaga-jaga takut ketahuan, Rara dan Sasha saling tukar KTP juga. Sesat memang, namun rasa sadar mereka dikalahkan dengan rasa obsesi masing-masing pada pria berstatus iparnya.
Sedikit gila memang jika dipikir-pikir oleh Sasha, namun wanita itu hanya ingin mengobati rasa penasaran. Seperti apa rasanya menjadi istri dari suami pria seperti Genta. Pria idaman yang menjadi pelabuhan hatinya untuk pertama kalinya.
Sekitar jam 5 sore, di rumah Sasha, Rara siap-siap di depan pintu untuk menyambut kedatangan Gasta-suami saudara kembar sekaligus iparnya tersebut.
"Selamat datang, Suamiku ...." Rara yang cosplay jadi Sasha mengulurkan tangan untuk salim.
Gasta pun ikut mengulurkan tangannya untuk menyambut tangan Rara. Namun sebelum itu terjadi, tiba-tiba ....
"Eh, bentar, bentar!" Gasta menarik tangannya kembali sambil menatap heran pada Rara yang dikira Sasha-istrinya.
"Apa, Mas?" tanya Rara dengan lembut, mencoba mengikuti kekaleman Sasha.
"Itu kamu?" Jari telunjuk pria berjas navy tersebut terarah ke kepala Rara.
"Kan kalau dalam rumah emang gak pakek jilbab, Mas." Rara segera menjelaskan. Untungnya Sasha sempat cerita kalau di rumah ia memang suka lepas jilbab.
"Bukan karena jilbabnya, namun warna rambut kamu!"
Sontak mata Rara melebar dengan sempurna.
Ia lupa kalau rambut Sasha hitam pekat dan lurus. Sedangkan punya dirinya coklat dan ikal gantung.
Mampus ....
***
Di rumah Rara dan suaminya, Sasha tengah cosplay jadi Rara.
Saat bel rumah berbunyi, meskipun lagi ada di kamar mandi, wanita itu dengan segera melangkah cepat menuju pintu utama dan membukanya.
"Assalamualaikum ...."
Deg. Mendadak hati Sasha berdegup kencang. Sejenak ia termangu sambil menatap wajah yang sering ai curi pandang, kini malah dengan jarak begitu dekat bisa ia pandangi.
"Kok gak dijawab? Lupa jawaban salam?"
"Eh, waalaikumsalam, Mas!"
Sasha yang tersadar akan keterbiusannya tadi, segera menjawab salam. Lantas menunduk.
"Kok berjilbab?" Genta menatap kepala Sasha.
"Bukannya Mas memang menginginkan aku berjilbab?"
Kata-kata yang diajarin Rara, segera Rara keluarkan.
"Emhh ... baguslah, itu sangat membuatmu cantik."
Deg. Lagi-lagi suami saudaranya itu kembali membuat jantung Sasha berdegup. Bahkan ia terasa ingin melayang akan pujian pria yang telah diam-diam mencuri hatinya di waktu pertama kali melihatnya.
Dan kali ini, pria idamannya itu tengah mengulurkan tangannya untuk disalim, namun Sasha hanya diam saja, tampak kebingungan.
Mau disambut, bukan muhrim.
"Kok gak mau salim?"
Tangan Genta semakin maju, namun Sasha segera menghindar dengan menyembunyikan tangannya ke belakang.
"Lah, kok? Kenapa?" Raut Genta kebingungan.
"I–itu, Mas, aku lagi punya wudhu, mau sholat Ashar, nanti batal."
Sejenak Genta terdiam, sebelum akhirnya pria itu mengangguk-angguk tampak mengerti.
"Ya sudah sana sholat duluan! Aku masih mau mandi," ucap Genta sambil melewati Sasha.
Segera Sasha menghembuskan nafas lega. Selamat ....
Iya, kali ini ia selamat, tapi setelah ini, nanti? Lalu besok? Dan besoknya lagi?
_____
"Jangan sampai kau kehilangan seseorang yang tak minta apa-apa kecuali waktumu." "Memprioritaskan seseorang itu bukan mengabari 24 jam setiap hari. Tapi mengabari kapan dan waktu harus berkabar. Sebab, hidup bukan hanya tentang bicara dengan mu saja, akan tetapi juga bertarung waktu. Mencari uang dan membangun ruang untuk di tempati bersama." Delindra mendapat petaka setelah mengintip kamar pengantin Angga, pria yang pertama kali menerobos dinding hatinya. Namun malah menikah degan Dahlia, sepupu yang merangkap saudara, setelah dijadikan anak angkat oleh Pak Hendra, ayah Delindra. Entah petaka atau anugerah, Delindra di nikahkan dengan Aditya. Delindra dan Angga menjadi dekat saat pernikahan masing-masing menuju kehancuran. Mereka berteman dan berusaha membantu satu sama lain untuk mempertahankan pernikahan namun malah saling jatuh cinta.
Ayana heran dengan suaminya Dindar yang selalu marah bahkan tak segan melakukan kekerasan terhadap dirinya hanya sebuah kesalahan yang menurut Ayana tak patut untuk dijadikan masalah hingga melakukan kekerasan. Kesalahan Ayana yaitu mendesah saat melakukan hubungan suami istri. Sekalipun itu tak sengaja Ayana lakukan maka Dindar tak segan untuk marah dan menyakiti Ayana. Namun ternyata Dindar punya rahasia dibalik kelainan gairahnya tersebut.
Dinar dan Inder menikah sebab punya tujuan masing-masing. Inder karena menginginkan perusahaan dari ayahnya, sedangkan Dinar biar ada yang membiayai kuliahnya yang mengambil jurusan bidan. Siapa sangka Dinar malah jatuh cinta pada Inder, namun Inder tidak. Sebab Inder memiliki mantan yang begitu cantik bahkan indah menurut Inder. kecantikan mantannya itu sulit membuat Inder bisa menerima pernikahannya dengan Dinar sekalipun Dinar sudah menerima bahkan jatuh cinta pada pria dingin itu. Saat Dinar ingin menyerah dan ingin bercerai, barulah ia tahu, bahwa Inder punya rahasia dengan mantannya tersebut. Hingga pria itu sulit melepas hubungannya sekalipun telah menikah.
Nando---saudata tiri Laily diam-diam punya hasrat terpendam pada saudari tirinya tersebut. Entah kenapa setiap kali melihat Laily---adik tirinya, pria itu kerap tak bisa menahan diri untuk memiliki gadis ayu nan berwajah shalihah tersebut. Hingga dorongan birahinya pada suatu malam membuat pria itu nekat hendak menodai sang adik ketika ingin melaksanakan ibadah. Untung saja ada sosok seorang seorang pria pemabuk bernama Abdi yang menolongnya. Fatalnya, Abdi malah dijatuhi fitnah, hingga terpaksa pria pecandu alkohol tersebut harus menikahi Laily---wanita yang sudah jadi sasaran sang kakak tiri.
Pada hari pernikahannya, saudari Khloe berkomplot dengan pengantin prianya, menjebaknya atas kejahatan yang tidak dilakukannya. Dia dijatuhi hukuman tiga tahun penjara, di mana dia menanggung banyak penderitaan. Ketika Khloe akhirnya dibebaskan, saudarinya yang jahat menggunakan ibu mereka untuk memaksa Khloe melakukan hubungan tidak senonoh dengan seorang pria tua. Seperti sudah ditakdirkan, Khloe bertemu dengan Henrik, mafia gagah tetapi kejam yang berusaha mengubah jalan hidupnya. Meskipun Henrik berpenampilan dingin, dia sangat menyayangi Khloe. Dia membantunya menerima balasan dari para penyiksanya dan mencegahnya diintimidasi lagi.
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Setelah menyembunyikan identitas aslinya selama tiga tahun pernikahannya dengan Kristian, Arini telah berkomitmen sepenuh hati, hanya untuk mendapati dirinya diabaikan dan didorong ke arah perceraian. Karena kecewa, dia bertekad untuk menemukan kembali jati dirinya, seorang pembuat parfum berbakat, otak di balik badan intelijen terkenal, dan pewaris jaringan peretas rahasia. Sadar akan kesalahannya, Kristian mengungkapkan penyesalannya. "Aku tahu aku telah melakukan kesalahan. Tolong, beri aku kesempatan lagi." Namun, Kevin, seorang hartawan yang pernah mengalami cacat, berdiri dari kursi rodanya, meraih tangan Arini, dan mengejek dengan nada meremehkan, "Kamu pikir dia akan menerimamu kembali? Teruslah bermimpi."
Usia terkadang tidak menjadi patokan buat seseorang bisa berbuat lebih dewasa. Banyak faktor yang memperngaruhinya, termasuk salah pergaulan. Khusus pembaca yang pernah mengalami gejolak hasrat cinta dan birahi masa remajanya, tentu kisahku ini akan sedikit memberikan kesan dan nostalgia terindah masa-masa remajanya. Sengaja disajikan utuh memotret masa beberapa tahun yang lalu, agar siapapun yang pernah merasakan bangku SMA dan dunia perkuliahan, bisa lebih menghayatinya. Namun demikian pada beberpa bab kisah ini hanya cocok buat dewasa karena mengandung adegan dewasa, mohon bijak dalam memilih bab-bab tertentu
Bima tak menyangka, jika seorang gadis yang dia tolong seminggu yang lalu akan menjadi ibu susu anaknya. Dia adalah Jenny, seorang gadis cantik berusia 18 tahun yang masih berstatus pelajar SMA. Namun, entah alasan apa, diumurnya yang masih terbilang muda gadis itu sudah mengandung. Apa mungkin karena salah pergaulan? Atau justru memang dia sudah menikah? Semakin lama dilihat, Jenny semakin mempesona. Hingga membuat seorang Bima Pradipta yang masih berstatus suami orang menyukainya. Dan suatu ketika, sebuah insiden kesalahan pahaman membuat keduanya terpaksa menikah dan menjadikan Jenny istri kedua Bima. Akankah pernikahan mereka abadi? Lalu, bagaimana dengan Soraya istri pertama Bima? Akankah dia terima dengan pernikahan kedua Bima? Atau justru dialah yang terlengserkan? “Setelah kita menikah, aku akan menceraikan Raya, Jen!” Bima~ “Kalau begitu Bapak jahat namanya, masa Bu Raya diceraikan? Aku dan dia sama-sama perempuan, aku nggak mau menyakitinya!” Jenny~