/0/13351/coverbig.jpg?v=b38fe96a4cb551bf4ca48f0d83b0e749)
Davira sang mantan putri, tidak keberatan dicap sebagai wanita yang buruk di mata semua orang. Sebab, dia terlanjur mencium penghianatan dan juga skandal Zhepyr suaminya dengan wanita yang adalah cinta pertama pria itu. Davira tidak berpikir dua kali untuk menindak mereka dengan caranya, sebab Davira tahu bahwa dirinya lebih berharga dibanding apapun dan tidak layak diperlakukan demikian. "Aku tidak sudi untuk memperlihatkan air mata pada si jalang dan si brengsek. Justru mereka yang akan berlutut padaku suatu hari nanti karena telah memperlakukanku secara tidak adil!" cetus Davira bersumpah untuk dirinya sendiri dihadapan pria yang telah berjanji setia menjadi ksatria bagi sang mantan putri. Akankah ada maaf bagi sang suami diakhir kisah ini? Ataukah Davira memilih untuk menjalani lembar kehidupan baru tanpanya?
Ruangan makan ini telah diisi oleh berbagai kudapan terbaik, beberapa pelayan yang menunggu bahkan telah aku usir satu persatu dari tempat ini meskipun mereka agak ragu meninggalkanku sendirian. Ya, diruangan ini aku untuk pertama kalinya mencoba merendahkan diriku dan mengajak suamiku untuk paling tidak minum teh bersama setelah tiga tahun pernikahan kami. Kurasa aku perlu meluruskan banyak kesalahpahaman diantara kami berdua.
Tak perlu waktu lama, tepat seperti yang memang kuharapkan, objek yang kutunggu tiba. Pria dengan ekspresi muka dingin khasnya membuka lebar-lebar ruang makan yang sudah aku tempati kurang lebih dua jam lalu demi menantinya. Suara sepatunya bergema didalam ruangan.
"Aku dengar selagi aku pergi. Kau berani membawa seorang pria lain kekediamanku?" Bahkan saat aku mendengar suara dingin yang menusuk itu menggaungkan tuduhan aku tidak bergeming sama sekali, kepalaku agaknya berat untuk sekadar kugerakan melirik kebelakang dan menyapa kehadirannya meskipun faktanya akulah yang mengundangnya kemari. Jangan harap kau akan mendengar pria ini memanggilku dengan sebutan yang seharusnya. Dia sudah membenciku sejak awal pernikahan kami.
Dia menutup dirinya rapat-rapat dariku, dan membuatku sebagai penghuni rumah yang tidak diinginkan dikediaman yang semestinya memberiku kebahagiaan berlimpah.
"Aku sesungguhnya tidak mengira bahwa penantianku selama dua jam menunggu akan mendapatkan tuduhan semacam itu dari suamiku sendiri," balasku ringan. Tatap mataku tegas padanya dan dia pun sama. Sesungguhnya ini bukanlah jenis pembicaraan yang ingin aku ujarkan padanya. Ada hal yang lebih mendesak yang perlu aku sampaikan.
"Jadi bagaimana, kau menikmati pria itu? sungguh mengecewakan kupikir kau adalah wanita terhormat mengingat statusmu adalah seorang putri," ujarnya lagi.
Kali ini dia bahkan sepertinya memang sengaja untuk menghinaku lebih jauh lagi.Obrolan ini tidak baik. Bahkan sebelum dimulai kami berdua sudah saling menyakiti seperti ini. Dia seperti seorang pria gila dimataku. Ya, pria yang terbakar cemburu buta yang sedang mengeluh pada kekasihnya. Tetapi mana bisa ilusi itu aku percayai? sejak awal pria ini hanya terpaku pada satu wanita. Bahkan setelah pernikahan kami pun hatinya kurasa masih dimiliki seutuhnya oleh wanita itu. Dan apa dia pikir dia berhak mengatakan hal seperti itu? tentu tidak.
"Kau sama saja dengan keluargamu. Berpura-pura ramah tamah namun sebenarnya ada kebusukan dari wajahmu sekarang. Hah.. apa kau sedang menghinaku dengan tatapan tanpa ekspresimu itu?" kata-katanya memprovokasi. Ketenanganku mulai robek hingga titik dimana aku tidak bisa lagi bersabar menghadapi kata-katanya yang malah makin tidak karuan. Aku tahu dia membenci keluargaku, karena itulah aku ingin memanggilnya kemari. Tapi kenapa dia bahkan tidak memberikanku kesempatan bicara dan malah membuat kesimpulan seenaknya?
"Katakan saja apa yang kau benar-benar ingin kau sampaikan padaku Zhepyr! Terus terang aku tidak mengundangmu untuk membicarakan omong kosong seperti ini," Dan tepatnya niat awalku mengundangnya seketika hancur lebur. Aku bahkan tidak yakin apa yang berada didalam kepalaku saat ini. Mendengarku balas menjawab apa yang dia katakan, pria itu nampak mengatupkan bibirnya.
"..." tidak ada suara. Kenapa dia perlu berpikir jika sesaat yang lalu dia bahkan telah berhasil menghinaku?
"Kau tidak perlu terlihat berpikir terlalu keras seperti itu didepanku," balasku lagi karena aku tidak kunjung mendapatkan apa yang aku tunggu dari Zhepyr. Tanpa kuduga pria itu tertawa. Suaranya menggema, sangat lepas. Apa ada yang lucu disini?
"Oke, baiklah aku akan memberikanmu waktuku yang berharga untuk menemanimu minum teh bersama. Seperti undangan darimu yang mampir dimeja kerjaku." Pria itu lalu duduk di meja sebrang. Jarak yang terlampau jauh untuk status kami yang terlampau dekat. Aku tertawa pula menanggapi perkataan pria itu. Aku akan menganggap perkataannya barusan adalah sebuah lelucon paling lucu abad ini. Dia terdiam, sebagai gantinya malah mengerutkan kening.
"... Kenapa kau malah tertawa?" tanya pria itu kali ini dengan ekspresi yang terlihat cukup bingung atas tanggapanku yang terkesan membuat segalanya tidak serius. Aku rasa sekali lagi aku membuat hubungan kami semakin memburuk. Dia tidak bisa memahamiku, begitupun aku yang kesulitan menyesuaikan diriku dengannya. terlanjur banyak kesalahpahaman yang menumpuk diantara kami.
"Aku hanya ragu dengan ketulusan dari kata-kata yang kau ujarkan barusan, Jika kau tidak punya waktu dan niat aku lebih suka kau menolaknya," tandasku.
Tentu saja, setelah tiga tahun menikah dan diabaikan. Selama itu pula aku berjuang keras berada di mansion pria ini untuk menyesuaikan diriku dari beberapa gangguan sialan yang berusaha untuk menekanku dari segala arah. Meskipun fakta bahwa aku dahulu adalah mantan seorang putri. Tidak ada yang peduli soal status itu bahkan mereka mengabaikannya bahkan sebagian besar dari mereka menggunakan kesempatan itu untuk semakin mengusikku di pergaulan atas yang kerap diadakan tiap minggunya.
Kehadiranku disana akan menjadi bulan-bulanan. Entah itu mengejek statusku yang sekarang tidak lagi berada ditahta, juga mengejekku yang diabaikan oleh suamiku sendiri. Beserta kabar perselingkuhan Zhepyr yang menyebar layaknya api membakar kayu bakar. Tentu dari semua hal yang sudah aku hadapi dibelakang. Aku sudah cukup memikirkannya, dan kurasa mulai detik inilah aku perlu membuat sebuah keputusan besar.
Hanya aku yang mempertahankan pernikahan ini, dan pria ini jelas tidak. Bahkan sejujurnya aku memang cukup terkejut dengan lingkungan baru yang kutempati. Aku sama sekali tidak menemukan keramah tamahan yang biasa aku dapatkan ketika aku masih berada diistana meskipun aku tahu bahwa itu hanyalah sebuah formalitas semata. Disini semua orang memang jujur dan terbuka. Tapi nyaris untukku tempat ini bagai neraka.
Setelah berjuang memperbaiki imageku dan mengubahnya hingga sampai titik mereka menghormatiku. Terus terang aku sangat mengapresiasi diriku karena bisa tetap waras ditempat ini meskipun sejujurnya ada keinginanku untuk bunuh diri dan semacamnya.Selama tiga tahun pula aku yang benar-benar naif diperlakukan buruk sekaligus diabaikan oleh pria yang adalah suamiku sendiri. Pria yang kupikir dahulu sebagai seorang pria yang berperangai baik. Tapi tidak! Semuanya tidak sesuai dugaanku. Itu hanyalah mimpi disiang bolong yang dibumbui rasa cinta murni seorang gadis muda yang masih polos untuk pertama kalinya.
"Apa kau sedang mencoba untuk menyalahkan segala hal padaku padahal kenyataannya adalah salahmu sendiri yang tidak kompeten dan tidak becus beradaptasi dengan kondisi baru? hah.. Aku sudah tahu, kau yang memang terlahir dari keluarga kerajaan dan dibesarkan dengan manja tidak akan bisa mengerti akan realita yang ada!"
Aku mengerutkan keningku. Dibesarkan dengan manja? tanpa sadar kedua tanganku mencengkram hingga kedua bukunya memutih. Sering sekali kudapati kalimat itu, mereka dirumah ini juga seenaknya menjustifikasi hidup dengan baik di istana, padahal mereka tidak tahu apa saja yang aku alami disana. Bajingan!
"Silahkan diminum tehnya," kataku setengah memerintah. Memotong perkatan panjang yang ditelingaku hanya kuanggap sebagai sebuah omong kosong belaka. Pria itu tiba-tiba menatapku dengan cara yang mengerikan. Tatap mata itu benar-benar mengindikasikan sebuah kecurigaan besar padaku.
"Tidak, aku tidak ingin makan apapun yang kau hidangkan untukku," katanya secara tegas menolak. Apa setelah memberikanku tuduhan selingkuh, lantas dia juga menuduhku hendak membunuhnya? Dasar gila!
"Apa lagi yang perempuan itu katakan soal aku padamu? apa dia bilang kau harus berhati-hati dan bahwa aku menaruh racun dalam teh mu dan sebagainya?" kataku yang seolah-olah menyadari sesuatu dari suara Zhepyr yang merendah. Pria itu lalu tiba-tiba memasang senyumannya. Senyuman menyindir yang jelas sekali ingin menempatkanku dalam sebuah situasi sempit dan terdesak. Dia betulan mencurigaiku rupanya.
"Apa yang kau katakan?" katanya sedangkan aku masih dengan tegas menatap kearah matanya. Kemudian sekali lagi dia kembali memberikanku sebuah senyuman mengintimidasi lainnya. "Oh apa itu benar? beginikah caramu untuk menyembunyikan kejahatan? kau selalu membawa orang lain dalam pembicaraan kita?" Imbuhnya yang tiba-tiba saja terpancing ketika aku membawa kata perempuan itu dalam pembicaraan ini. Zhepyr yang kukenal dahulu tidak seperti ini. Persisnya berbeda sekali seperti detik ini. Dia benar-benar tidak kukenali lagi. Pria yang menjadi cinta pertamaku ini sudah hilang.
"Rumah tangga kita terlalu ramai," ujarku terus terang. Bagiku hal ini terlalu lama untuk dibiarkan. Aku sudah berada dalam ambang batas kesabaran. Apalagi yang perlu aku maklumi? Aku sudah lelah berpura-pura bodoh dan tidak tahu. Untuk apa dia menikahi aku bila didalam hatinya ada perempuan lain? aku masih tidak mengerti sama sekali alasan mengapa dia mempertahankan pernikahan kami sedangkan hatinya tidak sama sekali untukku?
"Apa sekarang kau berencana untuk melukai Charty? Kau benar-benar wanita yang kejam Davira!" Akhirnya namaku dan nama perempuan itu terselip dari bibirnya sendiri. Tanpa ragu, tidak bertingkah hendak menyembunyikan hubungan mereka lagi.
Charty, ya nama itu sempat kudengar satu hari sebelum pernikahan kami. Perempuan yang kuketahui sebagai cinta pertamanya setelah rumah tangga kami berlangsung selama hampir setahun. Perempuan yang aku ketahui memiliki kasta yang bahkan tidak jelas. Perempuan itu terlalu mengganggu dan dia bahkan sejauh ini mencoba untuk mengusikku. Padahal kalau tidak salah perempuan bernama Charty itu sudah bersuami, kenapa dia masih menggoda suamiku?
"Itulah yang kau percayai dari perempuan itu, karena kau bahkan tidak pernah sekalipun mencoba untuk memahamiku," sahutku. Tuduhan yang dia lontarkan sudah semakin tidak masuk akal. Semuanya semakin rumit. Aku tidak bisa lagi membawa pembicaraan ini pada topik yang sesungguhnya.
"Untuk apa aku memahami perempuan iblis sepertimu?" balasnya tanpa ampun.Aku tanpa sadar menggigit bibirku sendiri akibat dari tanyanya yang benar-benar seolah menyumpahiku.
Disituasi saat ini aku sedang mencoba untuk menekan emosi yang sesungguhnya sangat meluap-luap, tapi kurasa dia tidak akan mengerti. Sadar akan hal itu aku memilih untuk menyerah. Tidak ada gunanya lagi bagiku untuk bersikap baik padanya, tidak ada manfaatnya bagiku untuk terus bersabar dan menahan emosiku sendiri seperti ini.
Ketika semua keheningan mendominasi diantara kami. Lantas aku berdiri dari tempatku, sedikit demi sedikit mendekati tempat suamiku. Tanganku meraih cangkir teh didekatnya. Meminum teh yang sudah dingin didekat Zhepyr sambil melihatnya dengan mata penuh tantangan. Aku sadar betul bahwa apa yang aku lakukan ini bukanlah manner seorang putri, tapi setidaknya sebuah gertakan yang aku lakukan didepannya cukup membuat pria itu menyaksikan secara langsung sebuah drama yang kusajikan didepan matanya. Pembuktian atas tuduhannya yang tidak berdasar bahwa aku menaruh racun di dalam tehnya. Mata pria itu membelalak lebar. Dia mungkin terkejut atas ulahku.
"K-Kau-"
Usai menenggak habis teh tersebut aku meletakan cangkirnya kembali diatas meja hingga menimbulkan bunyi yang bergema keseluruh ruangan. Posisiku saat ini masih tetap berdiri didepannya yang belum bergerak dari posisi duduknya. Tatapku tajam, kali ini aku tidak akan berusaha mengurungkan niatanku lagi.
"Besok tanda tangani surat perceraian kita!" kataku lantang. Kedua kakiku melangkah dengan elegan meninggalkan pria itu menganga dengan statment yang baru saja dikatakan. Aku sudah tidak lagi memiliki penyesalan. Sebab melepas Zhepyr tidak berarti bahwa aku kehilangan segalanya. Aku lebih memilih memulai segalanya dari awal daripada harus melanjutkan hidup dineraka yang dia buat untukku lebih lama.
Bagaimana reaksi keluargaku?
Bagaimana reaksi mertuaku?
Persetan dengan semua itu. Aku hanya benar-benar ingin bebas dari neraka ini secepatnya.
Tapi kenapa didalam hatiku justru malah terdapat rasa ngilu yang hebat? mengapa ada air mata yang perlu tumpah untuk seorang pria brengsek macam Zhepyr yang bahkan dengan terang-terangan telah mengundang seorang perempuan kedalam rumah tangga kami yang memang sudah berada diujung tanduk?
Ah... aku benar-benar menyedihkan. Hatiku basah kuyup. Sampai akhir kupikir Zhepyr paling tidak akan menolaknya. Tapi diamnya pria itu membuktikan bahwa aku memang hanyalah barang kepemilikan baginya. Aku yang berpura-pura kuat telah kehilangan topengnya. Malam ini aku meraung. Malam ini aku ingin menghancur leburkan seluruh kekuatanku. Aku perlu berduka untuk pernikahanku yang usai, dan juga rasaku yang harus terpaksa dihilangkan.Aku akan menanggungnya, meskipun dalam sudut pandangnya adalah aku akan menjadi seorang penjahat seumur hidupku. Perempuan paling tidak tahu diri abad ini. Aku tidak peduli sama sekali, karena sudah cukup bagiku untuk merasakan seluruh rasa sakit ini.
"Zhepyr aku mengutukmu!" Aku terpuruk dilantai, terisak. Sudah tidak mampu lagi rasanya mengendalikan diriku sendiri.
"Aku mengutuk waktuku dimasa lalu yang pernah mencintaimu, terkutuklah kau yang menyakitiku dengan cara ini." Sebab bila aku bertahan maka rasanya akan semakin menyakitkan. Aku tidak bisa memastikan diriku bisa tetap waras bila terus memaksakan.Apakah hidupku akan berbeda jika saja aku tidak setuju untuk menikahi pria itu?
WARNING MATURE CONTENT!!! Setelah mengalami silent treatment dari pacarnya. Satu waktu Angga diberi kesempatan bertemu. Pemuda itu langsung bersiap all out saat itu juga. Membeli bunga untuk sang kekasih dan juga menyiapkan cincin untuk melamarnya. Namun tidak dia duga, harapan untuk menjadikan sang kekasih sebagai miliknya sirna sudah lantaran dia justru meminta putus. Putus asa dengan kehidupannya, Angga dihubungi oleh Doni sahabat yang usianya sedikit lebih tua. Dia menelepon untuk meminta bantuan. Tapi siapa sangka, bantuan tersebut justru malah menyeret Angga dalam sebuah petualang yang tidak dia pernah sangka. "Pekerjaan ini cocok untuk pria yang sedang patah hati," kata Doni padanya saat pertama kali menawari Angga. "Kau pikir aku gigolo?" "Coba dulu saja, bayarannya menggiurkan. Dengan ini kau bisa punya banyak uang sekaligus kenikmatan. Jadi kita sepakat?"
WARNING!!!! MATURE CONTENT Setiap malam Lucy mengganti identitasnya menjadi Rose sang primadona klub malam di pinggiran kota. Meski dia dicap sebagai pelacur tetapi faktanya, Lucy tidak pernah tidur dengan pria mana pun meski dirinya ditawar dengan harga cukup tinggi. Sementara itu Rookie sang playboy yang tidak pernah ditolak tidur dengan siapa pun merasa tertantang untuk menaklukan sang primadona klub. Tetapi kemudian tidak disangka mereka berdua justru dipaksa untuk menghadapi sebuah kenyataan, pilihan takdir. Melanjutkan kisah lama yang tidak sempat dirajut atau melanjutkan hidup dengan melepaskan perasaan masing-masing.
WARNING MATURE CONTENT! AREA 21+ Pembaca di bawah umur dilarang mampir, harap menepi dan lebih bijak mencari bacaan lain. Jeff seorang Playboy jatuh cinta pada pandangan pertama saat pesta topeng di kafe-nya. Hubungan keduanya terjalin setelah mereka terlibat situasi panas dan menjadi sepasang kekasih pada akhirnya. Namun Anna rupanya tidak cukup waspada terhadap Jeff, sebab pria itu sudah menyiapkan serangkaian daftar hal yang akan mereka lakukan sebagai sepasang kekasih yang tentunya akan menyalakan gairah satu sama lain di setiap kesempatan yang tidak pernah Anna duga.
Warning 21+ (Mature content) Chika adalah seorang gadis yang baru saja direkrut untuk bekerja sebagai asisten untuk seorang penulis novel romantis terkenal bernama Jack Jeagerjaques. Tetapi siapa sangka kesan pertama pertemuan mereka diluar dugaan, karena Chika mendapati bos barunya sedang bercinta dengan seorang wanita di dapur. Kejadian itu menjadi cikal bakal bagi Chika menandai Jack sebagai seorang pria mesum yang haus belaian. Dia terancam akan menjadi mangsa selanjutnya jika saja Chika tidak berhati-hati dan waspada terhadap pesona maskulin yang Jack miliki. To : Chichi My love, My life, My Inspiration.
Tak ada satu pun cara menjadi ibu yang sempurna. Namun ada banyak cara untuk menjadi ibu yang baik. Jika merayumu dapat mengembalikan putraku dan membuat mereka aman, maka aku akan melakukannya tidak peduli resiko seperti apa yang harus aku tanggung. Kamu harus tahu bahwa aku bukanlah seorang perempuan berhati emas yang pantas untuk kau cintai sepenuh hati. Aku hanyalah perempuan egois jika menyangkut kedua anakku. Lagipula bukankah sebelumnya kita memang tidak saling mengenal? Jadi ketika kita kembali asing itu bukanlah masalah. Malah, mungkin lebih baik begini. Melepasku adalah cara terbijak bagimu untuk mencintaiku. Bencilah aku karena aku sudah memperalatmu, dan lupakanlah aku. Kau seorang pemuda yang baik, karena itulah kau pantas bersama dengan gadis yang sama baiknya. Bukan janda beranak dua yang licik sepertiku.
Lizzie adalah tipikal mahasiswi yang sedang berjuang sendiri tanpa dukungan, karena memilih menjadi calon seniman alih-alih menjadi dokter seperti yang ayahnya inginkan. Putus asa lantaran sang ayah menarik dukungan dana untuk biaya kuliah seninya, Lizzie melemparkan dirinya sendiri untuk menghasilkan uang kepada pria asing tampan. Memanfaatkan kekayaan Daxon si Papi gula bisa jadi opsi terbaik, apalagi jika ternyata si Papi gula adalah seorang bujang, bisa sangat diandalkan dan pintar memanjakan.
Kemudian Andre membuka atasannya memperlihatkan dada-nya yang bidang, nafasku makin memburu. Kuraba dada-nya itu dari atas sampah kebawah melawati perut, dah sampailah di selangkangannya. Sambil kuraba dan remas gemas selangkangannya “Ini yang bikin tante tadi penasaran sejak di toko Albert”. “Ini menjadi milik-mu malam ini, atau bahkan seterusnya kalau tante mau” “Buka ya sayang, tante pengen lihat punya-mu” pintuku memelas. Yang ada dia membuka celananya secara perlahan untuk menggodaku. Tak sabar aku pun jongkok membantunya biar cepat. Sekarang kepalaku sejajar dengan pinggangnya, “Hehehe gak sabar banget nih tan?” ejeknya kepadaku. Tak kupedulikan itu, yang hanya ada di dalam kepalaku adalah penis-nya yang telah membuat penasaran seharian ini. *Srettttt……
AREA DEWASA! YANG BELUM CUKUP UMUR, MINGGIR DULU YA, CARI BACAAN SESUAI UMURNYA. NEKAT BACA CERITA INI, DOSA TANGGUNG SENDIRI. Pertemuan Anne Mary yang masih berumur 18tahun dengan Marcio Lamparska, 30tahun dalam sebuah tragedi pembunuhan di Tokyo dimana Marcio sebagai pelaku pembunuhan dan Anne yang menjadi saksi matanya membuat hubungan antara Anne dan Marcio terikat dalam suatu kerjasama yang saling menguntungkan karena akibat dari tragedi pembunuhan tersebut, Anne yang merupakan orang terdekat dengan korban, tertuduh menjadi tersangka utama pembunuhan. Sebelum interpol menemukan dan menangkap Anne, Marcio bersama anak buahnya sudah terlebih dahulu menculik gadis itu dan membawanya ke Murcia, Spanyol, kediaman Marcio berada. Anne Mary yang memiliki otak jenius di atas rata-rata hanyalah seorang gadis muda yang sangat lugu, polos namun memiliki mulut yang tajam pedas dan kritis sedangkan Marcio yang tanpa dia sadari sudah jatuh cinta kepada gadis muda tersebut semakin membuatnya protektif menjaga dan memberikan pelatihan-pelatihan fisik pada Anne yang tentu saja semakin membangkitkan api dendam dalam diri Anne yang membara di dalam dadanya. Anne akhirnya bersedia membuka hatinya untuk menerima perasaan Marcio agar dia bisa lebih mudah untuk membunuh pria itu yang ternyata tanpa dia sadari masuk ke dalam perangkapnya sendiri, jatuh cinta pada Marcio. Bisakah Anne melupakan Touda Akira sepenuhnya, orang yang sudah menjadi korban pembunuhan Marcio, dimana Touda merupakan cinta pertama Anne yang mencintainya secara diam-diam dan melupakan balas dendamnya pada Marcio? Bagaimana dengan Iosef, tangan kanan musuh besar Marcio yang sejak pertama kali bertemu dengan Anne, memiliki perasaan tidak biasa terhadap gadis mungil itu. Iosef juga musuh yang pernah melukai Anne namun juga menyelamatkan gadis itu dari kematian. Demi menyelamatkan Marcio, Anne terpaksa ikut pergi dengan Iosef. Iosef yang lembut, perhatian, sangat posesif dan mencintai Anne dengan nyawanya. Cinta yang tulus dan abadi namun memahami jika gadis yang dia cintai tersebut masih mengukir nama Marcio di dalam hatinya. Dalam pelarian bersama Iosef, Anne tumbuh semakin kuat, tangguh dan sangat cantik mempesona. Ayunan pedangnya sangat cepat, akurat, dan sikapnya tegas, tidak segan membunuh siapapun yang menjadi tugas dalam misinya. Akankah pertemuan kembali Anne dan Marcio bisa menumbuhkan perasaan cinta dan kerinduan di antara mereka lagi atau mereka menjadi musuh yang akan saling membunuh? Ikuti terus cerita Anne Mary ini dari seorang gadis biasa yang jelek menjadi seorang gadis muda yang sangat cantik dan memukau namun sifatnya yang sangat tidak peka akan cinta membuat para pria yang terpikat padanya selalu salah paham akan sikapnya. “Ini bukan tentang cinta dan siapa yang kamu pilih, tapi kepada siapa kamu akan berkomitmen untuk memberikan hati yang kamu yakini dia bisa menjaga hatimu dengan sangat baik,” – Anne Mary. CERITA INI EXCLUSIVE HANYA ADA DI BAKISAH!
BERISI ADEGAN HOT++ Seorang duda sekaligus seorang guru, demi menyalurkan hasratnya pak Bowo merayu murid-muridnya yang cantik dan menurutnya menggoda, untuk bisa menjadi budak seksual. Jangan lama-lama lagi. BACA SAMPAI SELESAI!!
Kisah Daddy Dominic, putri angkatnya, Bee, dan seorang dosen tampan bernama Nathan. XXX DEWASA 1821
Untuk memenuhi keinginan terakhir kakeknya, Sabrina mengadakan pernikahan tergesa-gesa dengan pria yang belum pernah dia temui sebelumnya. Namun, bahkan setelah menjadi suami dan istri di atas kertas, mereka masing-masing menjalani kehidupan yang terpisah, dan tidak pernah bertemu. Setahun kemudian, Sabrina kembali ke Kota Sema, berharap akhirnya bertemu dengan suaminya yang misterius. Yang mengejutkannya, pria itu mengiriminya pesan teks, tiba-tiba meminta cerai tanpa pernah bertemu dengannya secara langsung. Sambil menggertakkan giginya, Sabrina menjawab, "Baiklah. Ayo bercerai!" Setelah itu, Sabrina membuat langkah berani dan bergabung dengan Grup Seja, di mana dia menjadi staf humas yang bekerja langsung untuk CEO perusahaan, Mario. CEO tampan dan penuh teka-teki itu sudah terikat dalam pernikahan, dan dikenal tak tergoyahkan setia pada istrinya. Tanpa sepengetahuan Sabrina, suaminya yang misterius sebenarnya adalah bosnya, dalam identitas alternatifnya! Bertekad untuk fokus pada karirnya, Sabrina sengaja menjaga jarak dari sang CEO, meskipun dia tidak bisa tidak memperhatikan upayanya yang disengaja untuk dekat dengannya. Seiring berjalannya waktu, suaminya yang sulit dipahami berubah pikiran. Pria itu tiba-tiba menolak untuk melanjutkan perceraian. Kapan identitas alternatifnya akan terungkap? Di tengah perpaduan antara penipuan dan cinta yang mendalam, takdir apa yang menanti mereka?