a saya--" Sambil terisak-isak tangis, wanita itu berusaha bangkit seraya mendorong
i, saat kamu menjadi milikku," bisik pria di atasnya. Tubuh mereka
kan--" Wanita
udahi," desis pria itu dengan smirk di wajahn
ggut paksa darinya. Bengis, liar dan gila, pria itu memperlakukan dia. Hingga di ujung per
. Kalian paham?" Pria bertubuh tinggi kekar dengan stelan jas hitam bermerek yang bicara.
k, C
gera meninggalkan private room rumah sakit usai diberi perintah. Sementa
a? Rupanya, wanita itu tidak mengalami amnesia," tukas satu
t gelas wine dalam genggaman. "Lakukan apa
awab. "Baik, CEO." Mereka bergegas mundur lalu men
ngan ingatan. Dia tidak akan men
Itu lebi
a itu memutar tubuhnya dengan cepat. "Apa yang kalian inginkan sebagai hadiah? Kuras
Kami ingin memiliki rumah sakit sendiri. Apakah Anda bisa b
stelan jas hitam itu tersenyum tipis
tu." Para do
i tepi pagar balkon lantai tiga. Ponsel pintar berada dalam genggaman d
di kemudian hari. Tak boleh ada yang tahu tentang operasi be
ilan pun terputus. Pria itu menarik seringai tipis pada sudut bibi
Muda Young, dia tunanganku yang mengalami kecelakaan mobil s
rtuju pada wanita yang sedang terbaring di tengah ranjang
aga. Wajahnya begitu cantik bak boneka barbie. Dia menatap heran
utri tunggal keluarga bangsawan Arezt di San Mitero.
el itu membulat penuh. Wanita di tengah r
kamu suda
ang, terutama wanita yang seda
nyipit melihat sosok tinggi yang sedang berjalan menuju padany
telah mendaratkan bokongnya pada tepi ranjang. Bibirnya mengulas senyum
a itu masih tam
" Pria itu menjawab seraya meraih jemari wanita di teng
i wanita menatap
hilangan ingatan? Lalu, apakah pria tampan ini benar-benar
polisi yang sedang berbicara pada satu oran
emeriksaan. Jenazah itu benar-bena
semua ini. Kalian pasti salah! M
n mobil. Namun, semua hasil pemeriksaan menujukka
nya sore itu. Sudah dua bulan istrinya menghilang. Kabar jenazah mengenaskan
kul melihat istrinya ma
mereka baru meni
isi jenazah istrinya di kamar mayat suatu rumah sakit. Pria itu
istrimu. Dia wanita yang baik, Tuhan m
Mitero. Dia datang menghadiri prosesi pemakaman Michele pagi itu. Leo
udah menunda banyak jadwal h
yang Leo ucapkan. Wajahnya be
. Ditepuk satu bahu Leo sebelum dia me
dungi Jose dari gerimis yang mulai turun. Mereka b
dengan mata yang berkaca-kaca. Dia benar-benar tak percaya. Mengapa Michele begitu
ahkan tak menyadarinya." Pria yang duduk di depan kemudi mobil ya
jongkok di samping makam Michele. "Dia cuma orang biasa, mana bisa mel
i samping makan Michele. Persetan semua orang sudah meninggalkan dia. Tubuhnya sudah basah kuyup kar