anan yang kami tempuh kurang lebih 30 kilometer. Perlahan-lahan, keramaian ibukota mulai lenyap dari pandangan. Jalanan yang semula mulus oleh aspal, te
k Angkara dengan suara tipis terhembus angin dibalik helm
s polisi yang dapat dikatakan sepi, tapi kantor polisi yang berada di sisi jalanan aspal lumayan ramai meski di belakangnya tampak hutan belantara yang bisa menembus d
h lenganku dan m
aiki anak tangga kecil sebagai p
a polisi yang menangan
ahu. Semoga saja d
an tegas sembari mem
eragam kepolisian, ia langsung berdiri begitu melihat kami memasuki front office. Senyumn
ilahkan tunjukkan ta
ta polwan itu menembus kacamata hitam yang sedari tadi kukenakan, seola
sat? Apa kalian punya konta
nyamaran. Kelopak matanya membesar, ekspresi sama yang ditorehkan orang-orang saat menyadar
angku pelan, aku mengeran
"AP
oba melemparkan pertanya
ang, jangan buk
aku lalu kembali beralih m
i seseorang," s
apa masih bekerja di
sedang mengambi
liau tinggal atau kontak yang
a hubungi dulu ya
polwan muda itu tengah menelpon Pak Taruna. Ketukanku
isa menemui beliau?
dan nomor telepon Pak Taruna dalam secarik ker
*
r sampai di hadapan seorang laki-laki paruh baya berusia sekitar
ara dan ini teman saya Meydisha, apa benar ini kedi
k itu melirik putranya dan memberi is
uk, saya polisi
n catur meninggalkan dua kursi rotan yang koson
ternyata ada yang selamat dari tragedi mengerikan itu. Mengapa kalian tidak member
tepat sebelum bekas peternak
elakunya? Bapak
dari diafragmanya sebagai aba-aba aku haru
ebakaran selain tulang belulang a
a mayat seorang laki-laki? Meyd
mencoba berpikir keras a
nuhnya? Aku bahkan tidak
alian mau menyelesaikan kasus ini? Pelakun
meneror saya dan mengunggah kisah pembantaian kami
novel itu di
erpikir ia adalah pelaku pem
berdua m
sekarang, kalian benar-benar harus didampingi dan diaw
ola mata, rasa k
penulis kurang ajar itu!" teriakku sambil beringsut, Angkara ref
Mey
G JANGAN PANGGIL
mprot langsung di ha
an menyelidiki Penulis Arkais terlebih dahulu.
lanjutkan perbincangan kami hingga kami sad
*
menaungiku untuk rencana mengambil cuti. Semua ini kulakukan untuk memfokuskan diri menyelesaikan apa yang tertunda selama bertahun
an diadakan besok. Selama ini aku selalu tak acuh kepadanya, meski aku tahu dia membantuku begitu banyak. Ia selalu mengetahui tentangku, tentang indahnya
k Hanin ketika sadar aku melamun dengan wajah
jukkan sebaik mungkin. Dan untuk semua, simpan energi kalian baik-baik hari ini, karena
kelas. Mereka berdebat
mu spe
"Ar
akan kedata
apa? S
selebgram
kan aku hanya memutarkan bola m
a?" goda Bu Novi, anak-anak l
uka baca novel daring, pasti kalian tahu!
am dan saling melempa
mungki
sterius, anak-anak. Ia aka
E
gsung menutup mulutnya supaya tidak terlihat menganga akibat kegir
mangat, haha. Sampai nanti ya, berdandanl
lalang. Rasanya kelas di mana Angkara belajar menjadi begitu jauh. Beruntungnya, kulihat siluet Angkara yang jug
" tanyaku sembari mene
inya, maka tujuannya pasti adalah kamu. Tidak, tida
t ketika mendeng
sudmu?" tan
dangan kami saling bertaut, ada
kali Penulis Arka
mua akan dimulai saat bab penculikan ter
mengungkapkannya di sini. Di tempatmu berada! Bukankah jelas-jelas ia akan melakukan
a yang masih betah di bahuku dan
inya lagi. Siapa tahu kita bisa membuktikan apa ia benar-be
gamnya erat dengan harapan bisa meredamkan rasa khawatirnya padaku. Ada sedikit
dengar rumor bahwa kamu menjadi Mahasiswa baru yang pa
ra yang amat garing. Meski begit
s dari pandanganku!" a
pa tahu beliau bisa membant
n sambil mempertahank
g sekali.
yang k
gak bisa m
Jantungku berdegup kencang dan mendorong l
i ini. Aku ingin kamu terus berada dalam pelukanku supa
ARG
nya yang membuatku damai. Guratan senyumku langsung terukir ketika melihatnya. Aku ingin terus melihatmu