g SMA
ld Alexand
h VVIP
as
g mengganggu pikiran berhari-hari? Bahkan ses
antam menjadi satu, gelisah karena putri nya sejak tadi
lisah sejak tadi sembari dia mencoba terus meng
waktu, sebentar sebentar dia mencoba melirik kearah jam tangannya, sebe
tadi menatap kearah pintu gerbang sekolah Paris dimana sebe
a parisy jelas masih dalam jam sekolah, bisa jadi ini m
sabaran sejak tadi, sesekali darrel menarik dasi n
kkan mobilnya, dia menekan klakson nya dengan kasar dan menung
a sang penjaga gerbangnya kin
gerbang tersebut dan membiarkan mobil yan
n kosong, kini laki-laki itu bergerak membuka kasar pintu mobil lantas membant
it
dalam sekolah tersebut tidak dia pedulikan bagaimana tatapan-tatapan pata sisw
n Ge
ua
ak
apa ini sidak dadakan dari sang pemilik sah
ngan pandangan yang sangat tidak bersahabat serta dingin, laki-laki itu membuang
dalah segera menemukan dan mendapatkan Paris s
an santun dan orang
s
embali m
elas put
au dimana Kelas
di membenahi Jas milik nya yan
langsung ikut menghentikan langkah kakinya, dia menunggu
tu
i berkepala bo
laki-laki tersebut menimbulkan ketakutan tersendi
menghantam sang kepa
ejenak b
u dimana kelas
ng bertanya kepada laki-laki
Y
nakan namanya di belakang nama gadis tersebut, Paris takut pengaruh dirinya ya
sembunyi dan dipandang bukan karena kemampuannya mela
jelas terkejut saat mendengar
a antara Gerald dan Paris, gadis pi
esuatu yang s
da sesuatu yang salah kepada Paris, tapi G
arang, aku harus memb
, dia kembali bertanya
gemetaran, dia mencoba un
ni jam istirahat, anak-a
-laki tua
yang langsung buru-buru melangkah kembali
terlihat bingung dia berusaha
ahnya, dia terus berjalan menuju ke arah depan dan mencari ka
tapan para guru perempuan yang terpesona dengan kehadiran
epan hingga akhirnya dia menemukan kantin y
bola mata laki-laki itu menatap tajam ke sekitaran, bola mata
isn
s
i nya lebi
ti pada disatu titik dimana ia
eman nya, ekspresi putrinya terlihat begi
rak mendekati nya, meraih tubuh gadis itu dan memeluk nya bahkan
kedalam pelukan nya, membawa nya ke atas kasur nya bahkan entah
terkutuk s
ar
ba memang
kembali melangkah, berusaha terus mendekati Paris dan mem
kan bola matanya saat dia sadar a
mping Paris, duduk tep
emandangan yang membuat dia mengeram dan begitu marah, Laki-laki itu duduk semakin me
emandangan yang membuat dia begitu tidak senang dima
emburuan menghantam lak
ju kearah depan sambil mengeratkan rahangnya dimana t
ris
uh kemarahan, menatap tajam kearah Paris seolah-olah b