buah gedung pencakar langit ibu kota. Monika digiring menu
ima pria berdiri mengelilinginya seolah dia bisa lari kapan saja. Padahal t
onika. Tubuh tegap mereka bagaikan
a, bersamaan dengan pengawalan kelima orang yang otomatis memudar. Mere
uah pintu terbuka lebar, menampilkan sesuatu yang tak biasa. Tubuhnya berget
tak di lantai dengan luka mengenaskan di tubuhnya. Darah yang mulai menger
ir air mata tak terbendung lagi. Sebesar apa pun kebenciannya pada pria ini, tak bis
enar dikabulkan oleh Rio, yakni bertemu dengan putri kandungnya. Suara lemah it
n ayahnya jika yang diucapkan adalah kata terakhir dalam hidupnya. Namun, ta
inggalkan raganya yang babak belur penuh luka. Episode hidupnya
bisa menerima fakta bahwa pria ini telah me
g terjadi tidak pernah terduga. Monika berharap semua hanya mimpi. Tidak benar-benar
u tidak ingin cairan
tap mata tajam penuh kebencian tertuju pada pria berpakaian r
usia jika tidak iba saat melihat seseorang mere
apkan ko
ng tadi mengemudikan mobil yang membawanya kemari, muncul di bal
ma, menyuruh Monika untuk berdiri dari te
ahabat dibandingkan atasannya. Dengan isyarat tangannya, dia memint
meninggalkan ayahnya di sana. Tidak. Di
mpak khawatir, seolah berada dalam pilihan antara hidu
adap Tuan Muda. Jangan sampai membuat
a bicara Leo sama seperti saat di mobil t
kan jasad ayahnya di lantai begitu saja. Sudah cukup putus hubungan mereka selagi Jonathan masih
Leo dengan n
nya. Dia mendekat ke arah makhluk lain yang sedari tadi mengamatinya. Sekal
duk terhalang meja dari Monika dan Leo. Dia ber
eduli dengan omongan orang lain. Entah apa komenta
ikan penampilan Monika dari ujung kaki ke ujung
gi Leo yang menjadi penghubung
a duduk di salah satu kursi kosong di hadapan pria angkuh
Leo mulai menjelaskan. "Tuan Rio menjabat sebagai CEO di sini. Dia menginginkan kasus ini diselesaikan dengan
as. Di kontrak itu disebutkan bahwa Monika harus menikah dengan Rio atau mengganti uang dua milia
tri sahnya yang sekarang." Monika mengumpulkan keberaniannya. Otak cerdasnya segera bekerja, mencari solusi te
nya. Jujur saja, hatinya bergetar saat melihat wajah ayu perpaduan Indonesia-Inggris ini. Ada sedikit sentuhan Chinese di san
kening saat melihat tuannya diam
wanita ini lebih dari apa pun. Kecantikannya yang tiada tara, tidak pan
h tidak mendengar penolakan Monika barusan. Imajinasinya m
memakai gaun seksi seperti bayangannya. Pakaia
mbujuk Monika untuk menandatangani kontrak sebagai bentuk pertanggungjawa
Dia menelan ludahnya dengan paksa
i Rio bermonolog, belum tersa
asih berbicara. "Liar!" ketus Monika berapi-api. Kemarahan
engan tuannya, membuat lamun
dari keberadaan Monika yang tak ada lagi di hadapannya. G
tanda persetujuan dari Monika sama sekali. Bahkan wanita itu berjong
nyadari penolakan Monika. Matan