n badannya di atas kasur busa, benda pipih dari dalam tasnya terus berd
o, I
ja di sana? Apakah kau betah?" ta
teman-teman lain juga padabaik-baik, kok," jawab g
. Kamu, sedang
n-teman, Bu. Lihat kermaian ibu k
ur. Agar besok, kamu tidak bangu
ik,
ta itu. Saat hendak
a,
karta. Apakah kau masih be
ahnya, kan aku tidak tahu. Doa kan saja, semoga dala
imu untuk meminta maaf. Bagaimana pun, kau yang salah. Ya sudah, cepat kau tidur!" uja
sur busa dan melemparkan benda pipih itu di ata
Dia memang adalah gadis yang sangat baik dan tulus. Nyatanya, sejak
rnikahan mereka dan merayu pria itu. Andai saja dia lebih tahu diri, dan memanjangkan akal serta pikirannya.
t mereka tertawa bersama. Menangis bersama, dan terakhir yang terlintas di benaknya, di mana Alana menampakka
**
ia takut. Seolah-olah pria itu berlari mengejar dirinya. Seperti ada trauma besar saja pada pri
orang, setidaknya, untuk perasaan yang dia miliki, masih ada fiternya.
berukuran king size tersebut saat melihat benda pipih berkedip-kedip. Dia memang seng
sura ponsel saja, bukan sound system, tak akan sampai terdengar keluar. Tapi, karena dia takut, jika telah tertidur nanti,
ini kau menelfonku? Apa karena
mat rumahmu. Boleh, aku datang ke s
donesia, juga tak mengabariku?" tanya Alana den
rusan bersin-bersing terus
tak ingat kamu hari ini.
ke. Aku salah. Aku terlalu sibuk. Tapi, kita ini bukan pasangan p
na kita pacaran. Ingat, kita sama-sa
engan Guan? Apakah istrinya sudah datang melabrakmu?" tanya Gen
dan berkoar kalau aku wanita jalang
n meledak. Dia tertawa terpingkal-pingkal. "Sungguh,
kotoran untuk ditimpakan di wajahku. Tapi, karena dia tak tahu di
n itu, masuk akal. Bisa saja terjadi
amil. Tapi, ya sudah lah, pasti cepat atau lambat, dia jug
mobil, apa yang d
u diam au datang ke sini meminta harta suaminya yang telah diberikan padaku? K
hu. Alana memang sangat h
saja ke sini. Aku sudah dua hari ini ti
a? Apakah jalan men
h tahu ja
idur saja. Aku juga akan istirahat. Besok pagi,
baik
sahaan tempa Genie bekerja sudah bertaraf internasional. Sementara Genie sendiri, juga memiliki jabatan yan
jikan. Waktu baru menunjukkan pukul setengah enam. Cuaca di luar juga mungkin masih sangat gelap. Kondisi hotel j
tapi, saat dia memencet lift. Seorang pria berpakaian olahraga dengan b
b Alana sambil menun
aimana kalau kita baren
tika, dia langsung membuka ponselnya dan berlagak sibuk. Ag
la
Padahal, inginnya dia mau pura-pura tuli se
ujar Samuel sambil terse
ati, dia mengumpat, bahwa dirinya rasanya sangat menyesal sekali turun
um puas saat telah mendapatkan nomor
t. Keberatan sekali. Tapi, apa daya. Menolak
k lama kemudian, mereka masuk di sebuah kedai roti. Yang menjual aneka jenis Roti d
. Alana menceritakan semua tentang Guan, dan juga Romy. Tidak sama sekali te
kali dia memberi saran pada A
nie menemukan Alana di sebuah jalan, dia nyaris seperti orang gila da