ata apa-apa barusan," ucap Erik dengan t
n, dan juga seseorang yang tidak pantas jadi direktur. Kamu juga mendengarny
menga
anda. "Maafkan saya, Bu. Tolong maafkan saya. Saya khilaf. Saya pasti gila sudah berani berka
aan karena kinerjamu yang baik. Well, sepertinya sekarang hal itu tidak berlaku lagi." Manda menatap pada kuku-kuku jarinya yang le
ngulangi perbuatan saya lagi!" seru Erik sambil berlutut
Saya peringatkan kalian semua! Nasib kalian akan berakhi
a saja tersebar kabar bahwa seorang Alamanda Katarina Rahadi amat mencintai Ad
*
al dengan kekompakannya karena (terlalu) sering mengadakan acara kumpul keluarga. Minimal seminggu sekali
anting berliannya. Meski ini hanya acara makan malam antar s
erhiasan paling berkilau, atau siapa yang memakai tas keluaran paling baru dari sebuah brand
a sudah memilih baju yang tepat," sahut Ad
i suaminya itu tengah m
tan tampan. Semua baju-baju mahal yang dipersiapkan Manda untuk menunjang
nda singkat, tak ingin
ik," puji Adam sera
dia tahu diriny
nting berliannya. Manda tak bisa berkutik saat tangan pria itu menyentuh daun telinganya dan perl
oma maskulin yang bercampur dengan aroma tubuh khas Adam. Entah kenapa hal itu mengingatkannya pada saat mereka
ali dengan Adam. Tinggal menunggu hasilnya saja apakah sperma Adam pada malam itu berhasil membuahimu ata
lain sudah banyak yang datang. Mereka tampil dalam penampilan terbaik mereka. Orang lu
angsung, tiba-tiba Oma bertanya, "Man
a yang tengah mengunyah lan
segelas air putih pada istrinya. Dengan penuh
nggu. Mana mungkin aku sudah hamil se
nya saja," balas
atkan soal perjanjian mereka. "Berikan aku cicit atau enyahlah da
, ternyata tante dan sepupu-sepupunya
, setahu Tante, perempuan di usia kamu itu udah susah
h nggak subur l
melajang kelamaan, jadinya r
ngsi soal dia yang cuma berpangkat manajer. Lah, sekarang aja malah nikahnya sama sekuriti.
ri kerabatnya sendiri, tapi selama ini Manda menanggapinya dengan santai ka
ka dirinya dikata-katai sudah tidak subur, rahimnya sudah kering, dan hal-hal negatif lain menyangkut dirinya sebagai pere
rnah bekerja sebagai sekuriti. Saya malah bersyukur sudah menjadi sekuriti, dengan begitu saya bisa melihat betapa tulusnya hati seorang Alamanda. Dia mencintai saya bukan karena pa
sini juga tidak usah khawatir soal kesuburan Manda. Manda dan saya masih sama-sama sehat, kami juga
elilingnya, tampak tante dan sepupunya sudah
ng blak-blakan meman
ata, "Bagaimana kalau kita pulang sekarang saja, Sayang? Seperti