a
pa yang Alan ucapkan. "Alan
rgi
kesini untuk mengklarifi
"semua sudah terlambat Jenar. Untuk
idak ingin lagi m
lihat kesedihan. Oh Tuhan, apakah ini karen
cap Jena
ri saya meninggalkan say
kup besar kepada Alan. Ia tahu apa yang di rasakan Alan, ia tahu bagaimana rasanya patahan hati, ia tahu bagaimana rasanya hatinya sakit. Dulu ia pernah
mau ke
mu tahu saya
jujur saya tidak ingin membuat kamu seperti in
saya sudah meninggalkan saya. Untuk apalagi, jika popularitas yang kamu inginkan
ntik itu. "Satu hal lagi yang harus kamu tahu,
koper Jenar yang berdiri di dekat lemari. Alan lalu men
r kamu, p
elihat Alan yang kemarin, marah dengan cara mengancamnya. Tapi sekarang ia tidak suka melihat Alan seperti ini. Laki-laki itu beg
an kamu Alan. Saya tidak tahu harus berbuat apa untuk menebus rasa bersalah terhadap ka
nya mint
ini saya sudah menikah, dan sekarang kami sedang berb
ke pintu, ia tidak ingin
ah" uca
rena telah menyakiti laki-laki itu. Sebenarnya ia ingin sekali memeluk Alan, karena membuat kesalahan fatal kepada Alan. ia ak
menatap Alan dari kejauhan, sebelum l
**
an pergi kemana saja. Alan tidak perlu jauh-jauh untuk pergi ke Eropa hanya untuk menenangkan pikiran. Cukup Kuala Lumpur negara terdekat dengan Indonesia. Ia di sini bukan untuk berlibur dan bersenang-senang, jika ingin b
an telah tiba di Bandara International Kuala Lumpur. Alan berjalan ber
nd Residences, karena hotel ini tempatnya sangat strategis dekat Twin Tower dan Buk
nis ramah itu menyambut kedatangannya. Alan memesan sebuah kamar, b
uka pintu kamar itu. Alan mengedarkan pandangannya ke segala penjuru ruangan kamar hotel. Kamar hotel ini seperti kamar hotel lainnya, dengan akses wifi, Tv LCD
nya begitu saja di dekat lemari. Alan menatap ke indahan kota Kuala Lumpur dari ketinggian s
idur. Alan mencoba memejamkan matanya sejen
***