ar kamar sekadar untuk makan bersama, selebihnya dia habiskan waktu di kamar seharian entah u
mbicaraan asyik dengan kedua orang tuanya. Gadis itu mengerutkan dahi, mereka terlihat sangat akrab
lik Kevin, setelah pertama dia melihatnya dua hari la
mudian memanggil Agnes. "Dek, duduk sini!" Dia menepuk bagian kos
ua orang tuanya di sini, tetapi juga kakak dan adiknya. Sedang apa mere
gadis itu. "Ada panggilan dari pihak kepolisian, mereka membutuhkan kesaksian
arice tahu Agnes masih merasa tidak nyaman j
datang, nggak masala
ang. Agnes bis
beranian. "Agnes sudah membuat keputusan untuk meneruskan kasus ini sampai akhir. Agnes
at adiknya. Jika Agnes bersikap seperti itu, pasti masih a
udah panik dalam beberapa kondisi. Namun, jika gadis itu benar baik
itu karena ingin menghargai Agnes y
, di mana kedua tangannya terlihat mengepal di atas paha, menunjukkan sebuah
menunjukkan bukti kuat tanpa harus menggunakan hasil visum Agnes." Kevin yang men
olisi, ya?" sahut Ammar setelahnya, baru akan ber
kamu, mama harus jawab apa?" tanya Clarice beruntun. Menantunya dari semalam rewel
a memang tidak hadir makan bersama, alasannya
i adik kamu," usul Clarice, memberi saran paling bijaksana menurutnya.
rdua, jadi harus mereka yang temani Agnes!" tegas Gunawan, berbicara dengan nada sedikit tin
au salah memang harus bertanggungjawab sampai akhir. Namun, karena didikan ayahnya yang tegas itu juga, ba
Agnes? Dia bahkan belum berumur dua puluh tahun. Yang bisa menjadi wali Agnes i
ya Ammar, ada yang namanya mantan istri, tetapi tidak ada yang namanya mantan adik," ujar Gunawan, kembali memberi
ngan kejadian yang menimpanya dua hari lalu. Padahal bayi dalam kandungan Neta juga cucu kandungn
tan begini. Nggak papa, 'kan, Pak?" tanya Agnes, dia sudah tahu dari Ammar kemarin bah
Kevin rupanya berprofesi sebagai pengacara tindak pidana, terutama
mengangguk. "Iya, nggak masalah. Saya bisa menangani masalah ini sendiri, sekaligus menjaga Agne
ah masuk ke dalam kamarnya. Clarice hanya bisa menghela napas pelan melihat sifat keras suaminya. "Maaf ya, kalau
rice dengan nada yang sangat sopan. "Tidak masal
percaya sama k
udah saling mengenal sejak lama. Suaminya bersahabat baik dengan ayah Kevin,
o," sahut Ammar, mendekati sahabatnya dan memegang
alasnya, memberikan senyuman terbaik yang kali ini sudah ketiga kalinya
merasa menjadi adik yang tidak berguna jika tidak melakukan apa-apa. Terlebih dia yang
lau ditinggal sendirian di rumah. Takut kakak juga pulang malam
dang mengagumi ciptaan Tuhan yang sempurna di depannya. Selain boyfri
aikan tangan di depan wajah gadis itu kemudian berjalan duluan, menin