ilian tampak sedang berjalan bertelanjang kak
lampu kecil yang bersinar temaram pada tangg
satu yang ada di hadapannya itu. Setiap kali Lilian melan
ala sesuatu yang dapat diraihnya. Namun semua
u gelap, dingin, dan p
rjadi, Lilian sekarang sed
a selalu terseret ke dalam sebuah mimpi asing saat seseorang y
dapat masuk ke dalam mimpi seseorang dan tetap
t itulah ia berada dalam dunia mimpi yang tampak b
impi menyenangkan yang dapat menghangatkan hati. Ia dapat
pitnya. Lilian mencari-cari dan memanggil siapa saja yang
g di sini?" rintihnya
ya sendiri untuk segera bangun dari mimpinya. Untuk segera terbang
a memanggil dan meminta pertolongan sia
ng! Siapa saja
ngkin dapat terbangun dan terjaga. Dan terlepas
t. Cahayanya bersinar begitu terang. Lilian menengadah, ia dapat melihat
at keadaan di
n tergesa. Ia berhenti saat sampai di puncaknya. Ia berhenti pada anak ta
luk lutut dan menelungkupkan wajahnya. Seorang anak laki-laki
nya memberanikan diri untuk menc
ribuan kelopak mawar merah turun menghujaninya. Banyak, sangaat b
h .
pinya. Lilian membelalak. Ia terkejut sekaligus merasa lega. L
matanya lagi. Ia menghembu
h cahaya matahari yang menyilaukan yang masuk melalui celah jen
nya s
n yang sangat ringan dan begitu hangat menyelimutinya pagi ini. Enta
ia masih sangat ingat dengan jelas akan m
g begitu menyedihkan. Tetapi, entah mengapa itu be
ingin dijelaskan dengan kata-kata, perasaannya pagi ini begitu damai
meluruskan tubuhnya. Ia mer
dan membeku ketika punggungnya
t, dan ter
at matanya menangkap sepasang tangan kokoh yang meling
rak lagi. Ia mencoba mengumpulkan lagi kesadarannya. Ia
ekat dan erat. Lilian terpekik tertahan, dan sosok di be
rnya terdengar suara serak yang
udah b
fleks ia berguling dari tempat tidurnya dan terjerembab dari
hh .
lantai menandakan bahwa Lilian t
ak apa
n nada yang begitu khawatir. Si pemilik suara melongo
. JAD
an ngeri menatap pria yang bertelanjang da
i." Jawabnya santai
ng mulai bergerak turun dari ranjangnya itu dan seketika tampak
Ya, hampir set
yang pendek dan maksudnya, memang benar-benar super pendek hingga membuat Lilian terkesia
meregangkan tubuhnya dengan natural seolah ke
g masih tergeletak di atas lantai. Pria itu benar-bena
kau tak ingin be
. Karena ia berdiri mendadak, tubuhnya seketika limbung d
den serta-merta membopong Lilian dan me
cil dan refleks mu
di sini?!" t
au tak ingin tahu s
?!" tunjuknya pada Jaden yang berdiri santai di hadapannya. Maksudnya ad
nunjuk dengan bangga miliknya yang menyembul dan men
u? Yeah, memang milikku ini lebih besar dari rata-rata, tapi perlu kau tahu, aku tidak a
p ucapan Jaden hanya melih
pa?" tanyanya
ni! Bendaku, milikku! Kejantananku, apa lagi? Das
yang selalu bermulut tajam jika dengannya, hanya menatapnya datar
h.
dari mulutnya. Sesungguhnya Lil
pinggang dan menatap Lilian seolah tak per
s? Hanya OHH??" te
Apa tak ada lagi yang ingin kau tanyakan?! Sepert
al yang ingin kau tanyakan? Hah?! Seperti misalnya kenapa bajuku berganti? Kenapa kau ada di sini? Apa kita su
rusik mendapati reaksi Lilian y
. Ia kemudian menghembuskan napasn
u ada di sini, di tempat tidurku? Apa kita berhubungan intim semalam?
u, entah mengapa membuat Jaden sedikit kikuk. Kepercayaan dirinya yang tadi
, tidak! Tentu saja tidak! Kita
mpai kemudian Li
siap untuk bekerja." Lilian turun dari ranjangnya. Ia berdiri sejenak, dan
asih banyak yang harus kita bicarakan nanti, apa kau mengerti??!"
t sangat kesal dengan sikap Lilian padanya. A
" Lilian sedikit menoleh sebelum akhirnya
!! Aku
njukkan, merupakan bukti sebagai pertanda bahw
am kamar mandinya, dirinya seketika memberosot di
s dengan kedua telapak tangannya. I
alam. Ia sangat ingat, tapi ia tak akan me
matkan harga dirinya yang mungkin suda
mengetahui kelemahannya itu, dan sudah pasti suat
****