V.
u pecah tapi aku tutup dengan bantal
n apa yang kamu rasakan saat ini. Aku tahu kamu butuh bahuku saat ini, kesinilah, pulang saja ga
perbincangan di luar, mem
. Pulang... Aku gak terjadi apa apa lagi sama kamu mbak. Pulanglah, agar tidak ada yang menyaki
ingatan mul
an mbak selalu membawa uang agak banyak, selain uang saku dari Mak, mbak pasti akan membawa sem
ik nanti bapak marah kalau ketahuan kita makan es krim." Bujukku, dengan tidak lupa memas
gimana mau cari ala
mau ke rumah Risa sekalian
ijin aku gak mau da
gu sini." Ana berlari masuk dap
an di rumah suntuk aku mau ajak mbak jalan jalan ya. Boleh ya...!" Ren
penting aku bisa
kan." Gumam mbak yang aku dengar, saat melihat aku
k usah lama lama sebelum waktu ash
. Pintamu adalah
u sangat menikmati baks
elan ken
ya
raba saku celana dan memasang wajah cemas. Sekilas aku melirik ke
lihat mbak, yang tak berhenti hen
mbak ketinggalan
gan main main ah
Kamu sih ngajak ngajak gak pernah di ren
tingkah, saat beberapa pembeli bakso memperhatikan kami. Pasti sa
kan sudah sering kesini. Gak usah khawa
an uang pecahan dua puluh. Kutatap tajam ma
r." Ledek Pak Sholeh. Karena malu aku langsung menarik tangan mbak, dan
bibirmu di patok ayam low. Yuk kita
Aku pura pu
bikin aku takluk. Dia sekarang yang b
lalu berhenti di puncak gunung, untuk menikmati enaknya eskrim. Rumah kami ada di bawah gunung, jadi s
*
olahku memboking satu gerbong kereta. Walaupun perjalanan cukup jauh, namun kami tidak memb
rsama teman temanku. Dalam pikiran aku cuma ingin waktuku leb
umpul bersama teman temanku. Sebenarnya dia sekali kenal orangny
ri sini aca
s puasin dulu di sini. Nanti jam tiga suruh ngumpul
u jalan jalan aja dulu,
aku juga bosen. Melih
menara itu saja." Mbak menunjuk k
apa?" Tanyaku, karena t
satu, masih ad
et's
da sebagian temanku, dan juga
masih mau keliling silahkan. Mas
disini bisa melihat seluruh kota. Ibu juga ngapa
sini. Hahahahahaha" Bu Nuri tertawa besar
*
gin menjemputmu dan bersama sama melawan orang jahat itu. Mbak tau n
anMu saat ini. Semoga mbak selalu di lindu
*
inga
i?" Tanya Pak Erwin, saat
eperti apa trauma yang Arin al
awyernya dan Sintya perwakilan KBRI membawa Arin kembali