a
a lihat saat ini. Benar kata orang, di saat memasuki duni
hatnya. Steacey, tengah asyik, bercinta dengan sesama jenisnya. Perut, Jovanca se
di kamarku? Oh- bukan, di kamar kita bersama.
rnya. Berjalan, tidak tentu arah, hingga dia lelah. Seharusnya, dia
ng ada di sana. Menurutnya, dan sejujurnya, tempat itu tidak t
ng mereka bicarakan. Pria itu, terlihay begitu marah,
Pria gila
, dan tidak ada yang mau mengalah diantara mereka. Mendapatkan hibur
an bukan tidak mungkin, dia akan ikut bergabung. Namun, di dalam kamar itu, lain h
ut, kala melihat, pria
sejati," ger
i hanya sebuah guyonan baginya. Sungguh, dia tidak benar benar
ose," lirih, Jovanca, ketika meliha
a bersalah, canggung, atau aneh. Seperti
galkan, wanita, dalam keadaan,
ca. Mencari alasan, kalau kalau pria itu, marah, karena
geleng, dia tidak suka, lelaki yang seperti
e," jawab, Jovan
ovanca. Kemudian, kini giliran, si wanita
nya?" tanyanya
? Kalian- hmm, tidak, tid
an Jovanca, berharap, tidak akan bertemu lagi de
ai waktu makan malam. Jika sampai tiba saatnya, mereka be
ebagai bantalannya. Dia berusaha terpejam, melupakan hari buruk ini. Sejak p
rumah mewah- oh- indahnya. Tapi, boleh dong, minta yang masih gaga
r benar liar, dan umum, di minta wanita yang pema
edua orang ya
snya masih membina hubungan baik. Namun perselisihan,
bukankah seperti itu, pertengkaran? Jeffrey, pria
a, bukanlah mereka. Melainkan, teman satu angkatannya. Yang mana, si
Dia yang banyak berusaha untuk hubungannya. Dia yang bany
an ribuan kali kan? Dari awal, sampai pada akhirnya keputusan yang kamu
kita buat kesepakatan, baru. Jika kamu, melahirkan, bayi laki laki, maka, aku akan tetap ti
kerjaanmu. Jika pun dia laki laki, dia juga masih bayi, tidak mungkin langsung besar,
semua kekayaan. Tentu saja, ada. Dia yang memang terobsesi, atau teramat ingin, mimpinya
idak ada bayi perempuan. Fix, jangan mengungkit masalah ini lagi. Aku
alam hatinya ribuan kecemasan, ketakutan, melanda diri. Namun, r
perlahan. Mengontrol dirinya, agar tetap tenang. Bagaimana pun dia lelak
un untuk Jeffrey. Lelaki itu, memeluk gadis kecil yang dihad
, Ains. Kamu tahu, sejak dulu, aku tidak pernah memegang berkas apapun. Yang aku, sent
agu, Ainsley, kemudian mencium kening w
. Dalam sebulan, kamu bisa menaikkan saham kita. Tenanglah, kamu tetap akan menjadi pemb
*
njang. Semua aktivitas di luar ruangan, telah berpindah, ke da
, minta segera diisi. Dia keluar dari kamar, dengan balutan dress berwana merah, diatas lutut,
t jelas, leher yang jenjang, dan menggoda. Alasannya, simpel, kare
di, di malam pertama tour
ambu