ian, mencoba menggoda pria itu dengan beberapa percakapan pancingan. Bastian menatap wanit
masih terluka, dan tidak ada obat yang mampu menyembuhkannya. Berulang kali dia mengingat ekspresi Erios, untuk menemukan
ry, menggeretakkan gigi akibat sikap Erios
ianya sepuluh tahun, belum pernah ada lelaki yang menolak pesonanya. Jadi, lima belas tahun Emery tidak pernah mengenal penolakan. Dan, penolak
m. Dirinya tidak bisa
g sedari tadi mengalir ke dalam gelasnya. Kepalan
, Ca
nda dia sedang tidak ingin diganggu. Namun, sepertinya pemuda itu tidak menyerah
tidak ada yang menggang
ri para pengunjung yang sedang menari. Mereka sampai men
a orang kini mengerubungi pemuda itu, memastikan dia masih bernapas. Namun, kehebohan itu hanya terjadi beberapa menit, beberapa pria membawa tu
rgi Emery sebelum wanita
k sekarang," ucap Bastian mengingatkan, b
tatapan sendu, "Apa aku hanya pantas untuk pria berengsek seperti itu
a Emery sedang mabuk. Wanita itu akan menjadi lebih
rih, menyandarkan kepalanya ke sisi ki
n pada Ezio, yang langsung
*
har
an mata, siaga. Kewaspadaannya mengendur ketika melihat dia berada di dala
up mabuk, tapi kenapa dia tidak mengingat apa-apa. Ah, dia ingat menghajar seorang pemud
h
ubuhnya dibalut piyama dress
rani menggant
ka alarm menyala, dan beberapa detik berikutnya, Bastia
nya, alarm panggilan akan bergetar di ponsel masing-masing. Tentu saja, jika mode normal biasa, Emery h
n seluruh mansion," ucap Ezio, wal
NI?!" teriak Emery, matanya men
u..
nda, Nona," potong Bastian ketika E
ama kemudian memasuki kamar
gat tidak bersahabat. Rambut cokelatnya tertata rapi, dengan pakaian khasnya berupa sweater hitam. P
ah lama aku tidak melihatmu mabuk," ucap
k. "Kenapa kau selalu
izinkan aku mengganti pakaianmu kalau kau tidak mabuk," terang Axen
i pakaian. Dan, aku sudah sangat cukup umur untuk mabuk. Aku tidak punya
rinya pakaian kecil ini? Memang sih, itu hadiah dari kakaknya delapan
untuk menuju ruang ganti, t
api kau tidak akan pernah bisa mengelabuiku, Em
an kakaknya, "Tida
ku harus khawatir. Kau bisa bilang padaku bu
dengar ucapan pria itu, sungguh ingin sekali dia menyayat dada pria itu dan menggantung jantungnya di
yum. "Adik bodohmu ini akan membu
muka dan berjalan angkuh ke
rsedekap. "Haruskah aku belikan kau piyama
nnya! Dasar mesum!!" teriak Eme
inggalkan Bastian dan Ezio yang menghela napas, t
yang membentuk tubuh indahnya, dan celana hitam panjang yang terlihat nyaman. Ramb
rah balkon. Kamarnya berada di lantai dua, jadi
, Nona," j
tu begitu parah? Kalian juga sakit?" tany
ntuk bicara, dan E
nya Emery, berjal
amarnya,
Bastian dan Ezio yang saling pandang. Seolah bersia
y, sedangkan Bastian berada di sebelah kanan
ang terbaring dengan piyama biru melekat di tubuh bidan
gil dokter?" tany
dak bisa melakuka
rutkan keni
ajudannya. Lalu, matanya yang tajam menangkap sesuatu. Emer
arinya. Emery dengan sigap melihat jumlah jari Kyle
" Nada dingin kelua
ona Rose marah. Dia dihuku
mery menegang m
kejut dengan kehadiran Emery di
sapanya
buat pria itu semakin panik,
tah Emery, membuat Ky
yang dilakukan
enatap Ezio meminta bantuan. Dia tidak mungkin mengataka
han, Nona. Nona Rose hanya m
kukan?" ulang Em
narik napas dalam. "Tidak ada
ang pertanyaan, Kyle!"
buhnya gemetar. Dia diikat, dan sayatan-sayatan dari pisau Rose begitu membekas di dalam memorinya, memb
ngan seksama. Beberapa bekas kemerahan tampak
kan dokter!" p
a Rose tidak akan senang. Merasakan rasa
atau aku?!" bentak Emery, matanya me
lanjut Emery, membuat Bastian segera
kamar. Ezio dengan cepat mengikuti