/0/7027/coverbig.jpg?v=75220ee91a5a06d65d76a3fd76c4fce3)
Genre: Mature Romance 18+, Mafia, Assassin. Emery datang dan mendorong tubuh Erios hingga terlentang. "Tidak. Bukan begini caranya. Apa kau selalu menggunakan kekerasan dalam bercinta?" decak Erios menolak tangan Emery di tubuhnya. *** Erios Danbert, pria kaya nan rupawan yang selalu berada di atas kursi roda. Tahun ini, dia dipaksa menikah, tapi tidak ada wanita yang mampu meluluhkan hatinya. Hingga Emery Olivia La Carlistee datang, mendobrak paksa pintu hatinya dengan kekerasan dan kenikmatan. Emery, dari keluarga pembunuh bayaran Carlistee yang misterius, awalnya hanya menginginkan kekuasaan Erios, tapi siapa sangka, justru dia dihadapkan kenyataan yang berbanding terbalik dengan perkiraannya. Erios dikelilingi bahaya dan Emery bukan wanita yang akan membantu orang lain secara cuma-cuma. Erios dan Emery sama-sama berjuang demi kepentingan mereka masing-masing. Butuh waktu hingga mereka menyadari bahwa mereka saling membutuhkan. Mungkinkah Erios jatuh cinta pada Emery setelah tahu tujuan asli wanita itu menikahinya?
"Tolong, jangan temui saya lagi. Saya tidak menyukai Anda." Erios Danbert, menatap seorang wanita di depannya dengan sopan. Wajahnya tidak menunjukkan penyesalan apa pun atas apa yang telah dia ucapkan baru saja.
Wanita di depannya tampak terdiam cukup lama, mencerna ucapan Erios. Terlihat di wajahnya, dia seperti tidak siap menerima pengakuan tersebut.
"Baiklah." Hanya itu jawaban yang diberikan sang wanita, membuat Erios bernapas lega.
Namun, beberapa saat kemudian, terdengar suara pintu terbuka kemudian terbanting menutup. Suara langkah sepatu high heels menggema di sepanjang koridor lantai satu mansion keluarga Danbert yang tersohor.
"Papa, ayo kita pergi! Percuma kita datang kemari!!" Wanita yang baru saja membanting pintu itu berteriak marah pada sekumpulan orang yang tengah duduk di ruang tengah. Wajahnya kini dihiasi kekecewaan yang teramat sangat.
Seorang pria berusia lima tahun lebih, memijit keningnya, sebelum berdiri. "Maafkan keponakan saya. Bisakah kita jadwalkan ulang pertemuan kita? Saya yakin Erios akan menerima Anda, Nona Julia."
Pria yang duduk di hadapan pria itu ikut berdiri, menghela napas. "Kami permisi dulu, Tuan Armando. Sepertinya benar rumor yang kami dengar, keponakan Anda belum siap untuk menikah. Jadi, kenapa Anda memaksakan kehendaknya? Anda sendiri sudah tahu hal ini akan terjadi. Tuan Erios telah membuat keputusan yang salah dengan menghina putri keluarga kami."
Pria itu menggelengkan kepala, kemudian berbalik melangkah pergi bersama wanita yang dipanggil Julia.
Armando tidak berusaha mengejar, karena dia tahu akan percuma. Dia akhirnya kembali duduk dan mendengkus kesal.
"Alton, bicara pada anak tidak tahu diri itu! Aku sungguh lelah menghadapinya!" perintah Armando pada putra sulungnya yang sedari tadi duduk tenang.
Alton Danbert, pria bertubuh tegap dan kokoh, wajahnya tampan dengan rahang kuat, segera berdiri. Dari penampilannya, bisa dipastikan dia sosok yang tidak suka banyak bicara. Mendengar perintah itu pun, dia hanya mengangguk dan melangkah ke arah kamar di mana wanita tadi keluar. Kamar sepupunya, Erios Danbert.
Alton tidak perlu mengetuk pintu, dia membuka pintu dan langsung mendekati sosok yang saat ini berada di teras belakang. Sosok itu tengah duduk tenang di kursi roda membelakangi kamar.
"Erios...," panggil Alton, memberitahu pria itu tentang kehadirannya.
Erios segera menoleh.
"Sepertinya aku mengacaukan perjodohan ini lagi." Erios nyengir hingga sudut matanya tertarik. Wajahnya tak kalah tampan, meski terdapat guratan kurang tidur di bawah mata, tapi sosok itu masih sanggup menggetarkan hati para wanita. Sorot matanya lembut, suaranya dalam dan manis. Jauh berbeda dengan sosok Alton yang terlihat tegas dan tanpa ampun.
"Ini bukan hal yang patut ditertawakan. Julia adalah wanita ke delapan yang kau tolak. Apa maumu sebenarnya?" Alton berdiri di sebelah kursi roda Erios dan ikut menatap taman belakang yang tersambung ke kamar itu dengan tatapan dingin.
"Kau tahu apa mauku. Aku tidak ingin menikah."
Suara Erios terdengar lemah, tapi dia masih menyunggingkan senyuman sinis.
"Kau harus menikah," tegas Alton, tangan kirinya menepuk kepala Erios dan mengusap rambut pria itu kasar.
Erios menepis tangan itu lembut, lalu menatap Alton lekat.
"Supaya kau bisa mengusirku dari sini? Bukankah aku sudah bilang, kalian bisa mengusirku tanpa harus memaksaku menikah."
"Tidak ada yang memaksamu."
"Kalian memaksaku!"
"Kami hanya ingin yang terbaik untukmu."
"Bullshit!"
"Kami memberikan pilihan, kau bisa menentukan pilihanmu sendiri. Tidak ada yang memaksamu menikahi gadis yang tidak kau cintai."
"Tapi aku tidak ingin dijodohkan, apa pun alasannya! Tetap saja itu pemaksaan!"
Alton menoleh, tatapannya sinis. "Lalu, apa kau yakin bisa mencari pendamping dengan kemampuanmu sendiri? Dengan keadaanmu saat ini, kau bahkan tidak bisa melepaskan pakaianmu sendiri tanpa bantuan Hans!"
"Hentikan, Al. Jangan menghinaku."
Erios, menatap Alton semakin tajam. Bibirnya mengatup rapat, menahan amarah.
"Itu kenyataan. Apa kau marah karena aku memberitahumu kebenarannya?"
"Hentikan aku bilang! Apa kau tahu, kau sangat menyebalkan! Tidak ada yang meminta pendapatmu!"
"Ya, kau memang tidak memintanya. Karena kau takut pada kenyataan. Kenyataan bahwa kau memang lemah dan... tidak berguna."
"HENTIKAN!!!" pekik Erios, suaranya menggema di taman belakang, membuat Alton tersenyum.
Erios kemudian membuang muka, "Keluarlah."
Alton menepuk pundak Erios, lalu melanjutkan, "Jika kau tidak menikah sebelum Kakek mengumumkan pemegang jabatan Danbert Corp, kau tahu apa yang akan aku lakukan, Erios."
Suara Alton sangat lembut bagai air yang mengalir tenang, tapi dampak dari ucapannya, membuat badai besar di dasar relung hati Erios. Hingga tanpa sadar, Erios mengepalkan telapak tangannya kuat-kuat.
Alton tersenyum, berjalan meninggalkan Erios seorang diri di sana. Namun, begitu dia hendak keluar dari kamar, dia berhenti di depan seorang pria seumuran Erios yang berdiri tenang di samping pintu.
"Hans, Erios lebih mendengarkan dirimu. Kau yang lebih paham apa yang terjadi jika dia tidak segera menemukan pendamping. Kau tahu kan, aku tidak akan meninggalkan dia sendirian, tanpa pendamping?"
Hans menunduk hormat, "Anda tidak perlu khawatir, Tuan. Tuan Erios lebih kuat dari yang Anda pikirkan. Saya akan melakukan apa pun untuk membuatnya menikah jika itu demi kebaikannya."
Alton terdiam beberapa detik, sebelum terkekeh tanpa suara. Dia masih belum mengerti bagaimana Hans bisa begitu setia pada tuannya yang cacat tanpa merasa terbebani sama sekali.
Hans tidak bergerak sampai Alton pergi dari hadapannya. Setelah yakin pintu tertutup, Hans segera berjalan mendekati tuannya.
"Anda tidak apa-apa, Tuan?" Hans mendekat sedekat mungkin dengan kursi roda Erios. Tampak tuannya itu masih mengepalkan tangannya hingga jemarinya memutih. Hans dengan tenang, mengusap lengan Erios, membuat pria itu tersadar kehadiran ajudannya.
"Ah... Hans." Erios seketika mengendurkan otot-ototnya, lalu menghela napas.
"Anda tidak apa-apa?" ulang Hans.
Erios segera mengangguk. "Ya, aku hanya lelah hari ini. Sepertinya langit juga tidak memberiku pemandangan bagus."
Hans menatap langit yang kelabu, tanpa bulan mau pun bintang. Hanya kegelapan.
"Aku tidak tahu, kenapa aku masih hidup," ucap Erios lirih.
"Tuan-"
"Aku hanya ingin hidup tenang. Aku tidak menginginkan harta atau kekuasaan apa pun. Apakah itu masih berlebihan? Aku tidak ingin menikahi siapa pun saat ini, mereka hanya melihatku sebagai pewaris Danbert yang kaya. Mereka akan mendepakku begitu tahu Alton akan mengusirku dari sini. Aku tidak mau hidup seperti itu."
Erios kembali mengepalkan tangan, kebiasaannya jika hatinya tengah diliputi amarah dan kegundahan.
"Saya akan melindungi Anda, apa pun yang terjadi. Anda tidak perlu khawatir jika harus pergi dari sini, kita akan pergi bersama."
"Tapi Alton mengancamku. Aku harus menikah sebelum kakek memberikan pengumuman. Jika tidak, aku tahu dia akan melakukan apapun untuk membuat orang-orang di sekitarku menderita. Jika aku menikah, mereka punya alasan untuk mengusirku jauh dari sini."
"Lalu, Anda akan menerima tawaran perjodohan selanjutnya?"
Erios terdiam, kemudian menggelengkan kepala, sorot matanya menunjukkan keteguhan hati. "Lebih baik aku mati."
Pernikahan itu seharusnya dilakukan demi kenyamanan, tapi Carrie melakukan kesalahan dengan jatuh cinta pada Kristopher. Ketika tiba saatnya dia sangat membutuhkannya, suaminya itu menemani wanita lain. Cukup sudah. Carrie memilih menceraikan Kristopher dan melanjutkan hidupnya. Hanya ketika dia pergi barulah Kristopher menyadari betapa pentingnya wanita itu baginya. Di hadapan para pengagum mantan istrinya yang tak terhitung jumlahnya, Kristopher menawarinya 40 miliar rupiah dan mengusulkan kesepakatan baru. "Ayo menikah lagi."
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Ketika istrinya tak lagi mampu mengimbangi hasratnya yang membara, Valdi terjerumus dalam kehampaan dan kesendirian yang menyiksa. Setelah perceraian merenggut segalanya, hidupnya terasa kosong-hingga Mayang, gadis muda yang polos dan lugu, hadir dalam kehidupannya. Mayang, yang baru kehilangan ibunya-pembantu setia yang telah lama bekerja di rumah Valdi-tak pernah menduga bahwa kepolosannya akan menjadi alat bagi Valdi untuk memenuhi keinginan terpendamnya. Gadis yang masih hijau dalam dunia dewasa ini tanpa sadar masuk ke dalam permainan Valdi yang penuh tipu daya. Bisakah Mayang, dengan keluguannya, bertahan dari manipulasi pria yang jauh lebih berpengalaman? Ataukah ia akan terjerat dalam permainan berbahaya yang berada di luar kendalinya?
WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?
Kayla Herdian kembali ke masa lalu dan terlahir kembali. Sebelumnya, dia ditipu oleh suaminya yang tidak setia, dituduh secara salah oleh seorang wanita simpanan, dan ditindas oleh mertuanya, yang membuat keluarganya bangkrut dan membuatnya menggila! Pada akhirnya, saat hamil sembilan bulan, dia meninggal dalam kecelakaan mobil, sementara pelakunya menjalani hidup bahagia. Kini, terlahir kembali, Kayla bertekad untuk membalas dendam, berharap semua musuhnya masuk neraka! Dia menyingkirkan pria yang tidak setia dan wanita simpanannya, membangun kembali kejayaan keluarganya sendirian, membawa Keluarga Herdian ke puncak dunia bisnis. Namun, dia tidak menyangka bahwa pria yang dingin dan tidak terjangkau di kehidupan sebelumnya akan mengambil inisiatif untuk merayunya: "Kayla, aku tidak punya kesempatan di pernikahan pertamamu, sekarang giliranku di pernikahan kedua, oke?"
Sayup-sayup terdengar suara bu ustadzah, aku terkaget bu ustazah langsung membuka gamisnya terlihat beha dan cd hitam yang ia kenakan.. Aku benar-benar terpana seorang ustazah membuka gamisnya dihadapanku, aku tak bisa berkata-kata, kemudian beliau membuka kaitan behanya lepas lah gundukan gunung kemabr yang kira-kira ku taksir berukuran 36B nan indah.. Meski sudah menyusui anak tetap saja kencang dan tidak kendur gunung kemabar ustazah. Ketika ustadzah ingin membuka celana dalam yg ia gunakan….. Hari smakin hari aku semakin mengagumi sosok ustadzah ika.. Entah apa yang merasuki jiwaku, ustadzah ika semakin terlihat cantik dan menarik. Sering aku berhayal membayangkan tubuh molek dibalik gamis panjang hijab syar'i nan lebar ustadzah ika. Terkadang itu slalu mengganggu tidur malamku. Disaat aku tertidur…..
Warning konten pemersatu bangsa area 21+ pilihlah bacaan dengan bijak, tanggung jawab ada pada diri masing2. Penulis hanya berusaha menyajikan bacaan yang ringan dan menghibur. 🙏🏻 Hai saya Aldi 35 tahun yang saat ini bekerja sebagai arsitek dan design consultant. Sebagai persiapan masa pensiun, saya membangun sebuah bangunan kos yang juga sekaligus rumah saya di sebuah lokasi yang sangat bagus. Berisi 30 kamar yang dikhususkan untuk wanita kini semua kamar tersebut sudah penuh oleh penyewa. Saya berhubungan baik dengan semua gadis-gadis penghuni kos, bahkan sangat baik sehingga saya seringkali dengan ikhlas membantu masalah terbesar mereka. Seperti kata petuah jika kau memberi dengan ikhlas maka niscaya kau akan menerima balasannya 10 kali lipat bahkan berlipat-lipat. Mungkin itu yang saya rasakan sejak mereka semua mulai memperhatikan dan memenuhi kebutuhan hidup saya sehari-hari. Termasuk kebutuhan yang tidak bisa saya penuhi sendiri, yaitu kebutuhan di atas ranjang. Ini perjalanan saya, Aldi Reynaldi.