y re
*
il Tigran terparkir di halaman rumahnya. Ia pastikan pria itu ada di dalam. Naomi mas
dipelukan Tigran. Mereka tertawa bersama, di tangan Kayla ada boneka
dah pulang?" Tanya
a. Tigran melangkah mendekati Naomi, wanita itu masih mengenakan pakaian kerjany
pulang?" T
, su
hadapannya, ia mengelus rambut put
piano nya tad
in Kayla main piano. Papi lebih
Tentu saja, lebih pinter gur
, bisa main pian
bidang music, dia sangat cerdas untuk seumurannya. Untuk tahun depan, Kayla sebaiknya di ma
i itu, ketika Kayla masuk
apa?" Tanya Tigran mengingat mo
jek, untuk men
u berani meng
pernah macet satu jam lamanya. Untuk menghindari macet biasa say
berbahaya. Saya
a sudah terbiasa
bahwa Kayla itu sedang dalam keadaan ngantuk karena belum tidur siang. Setiap ia pulang
mping Kayla, ia mengelus r
Kayla n
uk pahanya, "Tidur sini sama papi," ucap Tigr
a memandang putrinya, "T
ama papi," r
a saling menatap satu sama lain, seolah membagi tu
kan temenin Kayla tidur di ka
knya, dan lalu menggendong Kayla, "Anak manis
engedarkan pandangannya kesegala penjuru area kamar. Kamar Kayla berwarna putih, namun dengan sentuhan warna pink. Area kamar di
hat Naomi tidak jauh darinya. Ia memandang Naomi berbari
Kayla menyuruh Tigran
ping Kayla dengan bersandar di sisi tempat
i bacain
mamunya papi
engalaman dalam menceritakan dongeng. Ia tidak terlalu suka menceritakan
a hujan, atau bercerita tentang siapa orang yang jadi nama sebuah jalan atau siapa gambar orang yang ada di dala
bang anak. Tentu saja anak akan menjadi lebih kreatif dan imajinasinya terasah.
atap Naomi yang sedang mengatur AC, dan dia menutup gorden. Lampu
dur jam segini?" Tan
0.45, sampai rumah jam 12.00 itu juga sudah makan siang. Bangun nggak bangu
iang seperti ini, ba
dang bibi di sana, wanita sudah berganti pakaian yang tadi
ndang orang tua lengkap Kayla. Ia sena
ga bi," u
ya bu, soalnya jarang-jar
bahwa bibi pasti salah paham siapa Tigran. Memang
ngangguk
aomi mengambil remote TV dan lalu menghidupkannya. Seketika TV menyala, Naomi mencari si
malem aja," ucap Tigran
waktu cepet banget
enatapnya balik, "Kamu sudah lam
ekitar empa
bangun rumah di sini. Karena waktu itu papa nyaranin kalau bangun rumah di
kamu seri
dan papa ke sini, lihat Kayla. Kadang
sayang banget sa
sti
Naomi. Mereka saling memandang, l
anya tentang saya. Ta
nti batin kamu terluka lagi. Nanti saja, pembic
inkan saya masuk ke lingk
anya karena Kayla saja kamu bisa be
pa kamu membatasi
tinya
lu lama sendiri, masih banyak pria-pria ya
i enggak sem
i atas meja makan, "Makanan sudah siap, ayo m
ayur brokoli yang segar yang ditumis dengan wortel, sambal, dan ada udang katsu. Na
ng, semua makanan di sini sangat fr
di rumah?" Tanya Ti
biasa makan di kantor. Kebetulan Kayla dan bibi sudah makan dul
ak banget, enggak stay di
. Tapi kan saya
sudah reschedule gitu sama saya, buat minta temenin ke butik. Kebanyakan mereka minta pendapat saya, han
i," Tigran memasukan nasi dan aya
rnah lama dan Kayla kadang saya bawa dan kadang saya tinggal sama
gak?" Ta
isten kamu p
ungging se
ning, hanya mereka berdua di sini. Tigran mengambil gela
ya tanya
nya Naomi, ia m
ria lain yang pernah duduk di sini bers
mau
ya
a yang berani masuk da
tu tandanya kamu sudah sedikit mem
a balik, "Itu perasaan kamu saja. Saya selama i
awa, lalu mengedipkan
up
menaklukan hati
a saya dan kamu tidak
aya belum merasakannya. Cepa
rgoda. Saya juga tidak be
rtawa, "Kita b
andang Naomi mengantarnya hingga ke teras. Ia melihat wajah cantik itu, sebenarnya i
ya, makan
sama
Kamu dan Kayla, di
lagi, wanita itu masih berdiri di sampingnya. Ia melihat suasana rumah hening. Tatapan Tigran berali
ao
Y
saya ci
o
Tigran, bibirnya sangat pas pada bibirnya. Bibir Tigran menghisap bibir bawahnya. Jantungnya maraton, bingung akan
memasih menghisapnya cukup dalam. Kecupan itu hanya berlangsung beberapa detik
mu
omi. Besok kita bertemu lagi," uc
n ' itu sang
*