buhi rumput liar. Mata bengkaknya terdapat lingkar hitam efek tidur beberapa jam dalam sehari selama dua minggu. Bahkan a
ekian kali lelaki tua penjaga makam menyuruhnya
ana si kurus berteriak memanggil nama yang ada di batu nisan. Memeluk t
Pak. Yang suka nyariin saya aja di
k di dekat kepala si kurus. "Sayangnya, dia su
u nisan seolah ia tengah menyampaikan perasaan sesal yang menda
ri keriputnya menggenggam lembut tangan si kurus. "Melihat rasa s
saya masih bisa dimaafkan, Pak? Dia yang menyelamatkan saya, dia yang memb
n angin menguarkan bau tidak sedap dari sana. Bibir hitamnya t
ng, bukan kamu y
a lelaki itu. Penjaga makam langsung menoleh, tetapi tidak dengan si kurus be
a di sebelah si kurus. Namun, si kurus tak bergerak. Men
g nyari, seenggaknya Mas kasihan sama tu
ia itu aku. Jadi, tolong berhenti siksa
si wanita. "Iya. Semuanya memang salah lo," ucapnya. "Ka
urung hantu mulai bernyanyi di naungan pohon kantil. Namun, si wanit
ran bening di wajahnya sebentar. "Karena aku yakin, dia enggak mau orang yang paling dia
an nama di batu nisan. Lirih, ia berka
ik
terus mengejarnya. Napas lelaki itu mulai tersengal, keringat membanjiri kaos hitam polosnya. Mata gelapnya memindai setiap tempat yang ia lalui, mulai
ng jelas terdengar. Rasa ingin menyerahkan diri tiba-tiba terbersit di otaknya. Namun, sisi otakn
ng lebih sempit dan gelap. Siapa sangka, gang gelap itu membawanya pada rumah kecil yang sekitarnya
-polisi tadi belum melihatnya. Segera, ia memasuki rumah
ari Galih, rekan sekaligus atasannya. Belum sempat membaca isi pesan tersebut, derap langkah kaki di luar
adi nggak di
p yakin kalau perempuan itulah si pemilik rumah tidak terawat ini. Bisa jadi ketika ia keluar nanti, si pe
r bimbang. "Polisin
s terjengkang ke lantai. Setelahnya si perempu
idadari bertubuh mungil dengan rambut panjang bergelombang. Mata bulatnya melotot marah, tapi menggemaskan
rtak sang gadis me
Saya cuma nump
oli
iak. "Gue enggak ambil apa pun di rumah lo. Kalau sampai lo panggil
ngguk, dan Sam melepaskannya. "Saya
embali menilik ponselnya, membaca pesan yang sudah bertambah
h ini enggak a
a orang yang mengirimnya pesan. Pandangannya tertuju
s itu
tu langsung menyembunyikan plasti
duduk di kursi kayu tidak jauh dari tempatnya berdiri, fokus pa
n masih
awab Sam santai tanpa menga
amping berlalu masuk ke salah satu ruangan di sana. Ia melongok ke
asuk dari keponak
a? Kok, bel
ya bertransaksi tadi. "Kebon Me
ita aj
? Pensil? Ala
a, keponakannya itu suka menggambar sketsa dan gambar-gambar unik lainnya. Sam tidak melarangnya. Lagi
. boleh
sesuatu. "Gue tadi digaji bany
sahutan dar
Di
er. Jangan lu
bal di sana, bayangan hal-hal apa yang ingin ia lakukan menari-nari di benaknya. Mendaftarkan sekolah Renaldi, me
tapi ia harus tetap berhemat karena tidak selalu mendapat panggilan untuk mengantar barang. Sekolah tempat Ren
dari kursi, lelaki itu menuju ruangan yang tadi dimasuki sang pemilik rumah. Baru hendak mengetuk pintu
lo aman
n. Ke
yar sama si
Kenapa
gembuskan napas. "It
rjap. "Hah
bandar, Sam. Dan lo engg
Lih. Kalau enggak jadi
Sam," sahut Galih dengan suara ber
e biayain Renaldi pake apa? Tabungan g
ari kerjaan
intu tersebut terbuka dan si pemilik rumah tah
kan, abis
erkata lagi, "Kalau capek
*
30 Agus