el, sudah sering dihina sekarang motor baruku mau
lum selesai ngomong
s aku berlari ke ka
, ikut Ma
ngangguk lalu meng
eriak Mas Heri saat langkahku
juannya agar aku tak pergi dan terus saja
begitu, mending kalau kaya seperti Rista, anak tukang dag
au terus-terusan di rumah!" tegasku sam
nurunkan motor dari teras dan menaikinya, beberapa saat kemudian aku
jualan seperti biasa, sengaja saja tak b
ati ini merana memiliki suami dan mertua seperti itu, tak ada
jangan sampai Nasya melihat air mata ini d
berteriak, maklum jika naik motor maka sua
au pesen daging buat bikin
duduk santai di teras, mereka pun sama jika
amuala
dan Nasya mencium tangan
salam," jawab
bu sambil memandang takjub
uajak Ibu sama Bapak jalan-jalan deh," jawabku berus
dan berusaha insya Allah bakal keb
itemani dengan es teh manis da
kok ga ikut?
ku berhent
ama Heri ada masalah
kepikiran dan akhirnya jatuh sakit, maklum ibu punya riwayat penyakit lambung kronis sehing
kepala dingin, jangan sampai kaya Si Rena, nikah udah sepuluh tahun d
jawabku tak
sekarang kita punya kios daging ya karena dulu beliau kasih modal
terhadap ayah Mas Heri, dan karena hutang budi
h mertua dan bapak tetap saja memaksa menyuruh kami meni
a padaku. Dulu waktu ayah mertua masih hidup ibu bersikap biasa saja
aslinya, bahkan ia sampai menjual rumahnya dengan alas
ifikat-nya tertera nama kamu, jadi kamu ga boleh k
edikit-sedikit, mulai menunjukkan rasa cintanya padaku. Akan tetapi karena ibu hadir d
ai bercerai sama Heri, bapak yakin s
h berkata kasar atau menyakiti hati, aku sengaja tak mence
, Pa
i itu ja
lai sore aku p
keluarga, mau buat rendang kelamaan," ujar
yang tak tahu diri itu sel
sudah pasti mereka akan ngajak ribut lagi seperti t
ibu yang berdiri sambil
i keluar dengan
di rumah makanan habis, suamimu
kamu ya ninggalin rumah t
a tak membahas
akanan, Mas sam
u barusan, aromanya menguar membua
h." Ibu memandang pen
ng sikat ajalah,
n kita Poto dulu makanannya."
nyantap makanan itu dengan lahap, tanpa ber
ya semuanya, kamu kan bisa cari uang sendiri, lagian uangny
tertegun sejenak, entah ini kedzal
sam