i rumah besar dan mewah, ga kaya kamu, apes! Malah nikah sama rakyat jelata, jadi hid
isa bersikap biasa saja, dihina dan dibandingkan dengan Rista yang
h, enak banget ya jadi Rista tiap hari bisa foya-foya ga kay
lalu dua pasang mata itu melihat layar ponsel
ah sama Rista dia pengangguran, eh sekarang jadi orkay
an ucapannya ia malah
aya aku yang hanya tukang pentol aja?" sahutku de
ri," sahut Mas H
ista yang kaya raya, pasti hidupmu enak ga
a tak bisa bersyukur itu, mau hidup enak tapi enggan berusaha, ma
anya istimewa, siapa lagi jika bukan Ardan dan Rista--pu
dan memiliki beberapa cabang, berbeda denganku yang hanya anak seorang penjual daging di p
pi ga dibolehin sama nenek," rengek Nas
kue itu aku yang beli masa Nasya t
iar Mama ya
gas ke ru
ta sama Ardan," celetuk ibu sambil menepis tangan
ikit lagian dia ga minta semua k
pesial buat mantuku, mereka ke sini mau ngasih kejutan buat Ibu,
khusus buat menyambut adiknya, jad
aku, Bu!" tegasku sambil mengambil sepotong
kamu punya uang buat beli kue sem
ku juga bisa mandiri cari uang se
bangga! Tuh lihat Rista dia anak pengusaha ta
blak, bahkan gaji Mas Heri sebulan saja ketinggalan jauh, setengah hasil jualan
hanya 3juta itu pun penghasilannya dibagi dua dengan ibunya, belum uang ben
anya cukup untuk beli beras dan kebutuhan selama dua Minggu, sedangkan k
mereka sud
n Rista keluar dari mobil mewahnya itu, lalu di belakangnya ad
gan motor itu kejutan buat
i sambil mengi
harusnya kalian ga perlu repot-repot lah beli had
ngan Ibu beliin motor bagus, kamu
beliin motor loh, duhh baik banget 'kan dia," teriak
menghampiri, menatap takjub motor yan
eorang pegawai dealer itu, ia be
Pak." Aku
saya atas nama Bu Ninik, Anda salah orang
tas nama Bu Amira bukan Bu Ninik," ja
cuma jualan pentol ga mungkin bisa kebeli