ebuah kota Langsa langsung menghilang berganti dengan kesuraman dan ketakutan. Beberapa orang yang tidak bisa pulang
tajam dengan aroma darah kental yang mengiringinya membuat hewan mundur ketakutan. Makhluk bernama vampir itu melompat
yang sedang bersembunyi di suatu gelap sebuah bangunan merasakan bulu kuduknya berdiri. Dia melihat sekeliling dengan ekspresi ketakutan semb
yalang dengan rasa lapar yang semakin meningkat tajam. Gadis cantik yang merasakan keanehan itu mem
sana ada sesuatu yang tidak benar sedang mengintai dirinya lengah. Eliza merasa napasnya memburu, dia berusah
luar dari tempat persembunyian mereka, di belakang tempat mereka keluar. Ada sesosok
aneh terbentuk, begitu juga dengan
tubuhnya. Apakah dia gadis yang kau inginkan itu?" Seorang pria dengan iris mata be
an sisa darah yang ada di sudut bibirnya,
ampir seperti kita tidak akan diakui dengan mudah oleh petinggi vampir apalagi kita bukanlah vampir murni, kita ini hanya digigit oleh mere
seperti mereka walau sedikit lebih rendah. Aku yakin suatu saat nanti kita bisa meningkatkan kekuatan mereka, setidaknya
di sana langsung menghilang begitu saja. Eliza memeluk tubuhnya dengan erat, dia menghentikan taksi yang lewat agar bisa segera pu
mengunci pintu lalu berlari dengan sangat kencang menuju ke kamar ibunya, se
seorang yang selalu mengintai dirinya lengah. Ketidaknyamanan ini membuat Eliza sering bega
t dia tidak bisa masuk ke dalam kamar kar
rteriak dengan keras karena
Eliza, dengan terburu-buru Kanaya langsung membuka pintu kamar hany
naya menyentuh pipi Eliza yang terasa dingin seperti es, Eliza buru-buru me
sedang meminta tolong tapi aku tidak tahu di mana keberadaannya. Aku takut, Bu! Mereka seperti sedang mengikutisayang, kalau itu orang lain mereka mungkin akan menganggap putri mer
ya, Eliza selalu merasa dirinya diikuti oleh seseorang dan aroma-aroma a
ang murni sedikit lebih lembut daripada mereka yang berdarah campuran. Aroma makhluk yang lebih keras adalah a
umah," bisik Kanaya lembut sembar
u siapa mereka dan apa tujuan mereka mengikuti Eli. Eli hanya ingin mereka me
Kanaya, air matanya yang ha
dekati rumah kita, kau tidak perlu khawatir lagi oke."
an atas apa yang terjadi pada mereka sekarang. Semenjak kecelakaan yang menimpa aya
ng kau miliki, Ibu juga berjanji tidak akan ada yang mengganggu dirimu seperti ini lagi." Kanaya me