m lagi sebelum kelas mata kuliah yang kedua dimulai. Ia bermaksud akan menggunakan kesempatan
upun bisa, kemungkinan mereka akan menggunakan cara lain untuk menculik gadis tersebut. Dengan obat
iat. Tangan gue masih gemeteran anjir perkara dia nolongin gue jatuh kepleset doang. Mulus b
ungi Davy, sontak terhenti begitu saja manakala kedua t
a bodyguardnya. Mana serem pula terutama yan
l baru natap matanya doang. Seolah dia nggak bak
itemenin lagi deh sama dua bodyguardnya. Bisa tu
Bisa aja mereka sengaja mantau Jiya dari jauh. Bi
baiknya kita nggak
ang bukanlah gadis sembarangan. Ia bahkan selama ini dijaga oleh para bodyguard. Jonas jadi bertanya-tanya, lal
tuk duduk agar bisa menghubungi teman-temannya dengan nyaman. Akan tetapi lagi-lagi langkah
satu gazebo yang terdapat di halaman kampus bersama seorang teman
efeminin itu mampu melumpuhkan dua orang pria bertubuh lebih besar darinya sekaligus. Yah, kendati saat itu ia menggunakan tongkat bisbol sebagai senjatanya. Tetap saja Jonas mas
tadi, Jiya Park memang terlihat sempurna bak bidadari surga, Jonas akui itu. Ia bahkan sempat terpukau oleh aura yang dipancarkan oleh gadis Park tersebut.
elihat gue lag
nya dan berpura-pura kembali berjalan pergi. Akan tetapi
! Sini ben
gu. Apa baru saja ga
senyum. Ah, sial. Senyuman yang begitu cantik. Meski dari jarak sejauh ini, Jonas tetap terpukau karenanya. Tapi lelaki
. Sini ben
benar memanggil dirinya, Jon
rk itu kembali berujar masih de
di hadapan gadis tersebut. Lelaki itu heran sekaligus penasaran kenapa g
ng tadi pagi, makasih karena
ok, nolongin kamu tadi. Soalnya kalo yang tadi
nas bertanya deng
kamu. Wah, gila. Kalo dilihat dari deketan gin
semakin bingu
irnya bisa kenalan sama kamu-Jonas, kan?" gadis itu kini mengulurka
aku?" Jonas kembali
c itu adeknya Kristy, sahabat aku. Atau ja
rada di samping Jiya sejenak dan mengangguk sedikit canggung, setelah itu
. Santai aja ngomongn
-Kak J
ajah Jiya terlihat berseri-seri menunjukkan perasaannya yang sedang bahagia. Entah kenapa hal itu membuat Jon
gadis cantik yang duduk di samping Jiya turut me
n nggak perlu mikir dua
njang, lantas mengendikkan kedua bahun
akan kedua gadis di hadapannya kini. Akan tetapi ia mendadak dib
u, nggak? Kita tukeran nomor
-h
ebih banyak sama kamu. Boleh,
ketika melihat bagaimana ekspresi Jiya yang meminta saat itu. Benar-benar menggemaskan,
ntaan remaja pada umumnya. Wajahnya memang tampan, tapi ia hanyalah pemuda dari kalangan biasa yang tentu
ar-benar laki-laki yang biasa-biasa saja. Terlebih ia punya kebiasaan buruk yakni mencuri. Mungkin satu-satunya kelebihan yang dimilikinya adalah kemampuan berlarinya yang sangat c
seorang lelaki biasa seperti dirinya mendapatkan perlakuan semacam ini dari seorang gadis, terlebih gadis itu adalah
tanyaan Jiya kembali menyadark
rusaha mengontrol dirinya, "Iya
nas yang lagi-lagi dibuat tersenyum karenanya. Pada akhirnya, keduanya pun bertukar nomor ponse
iapa tau ini justru bakal nguntungin b
ak? Ke kantin bareng, yuk?" Ji
. kayaknya aku mau la
pengusaha gendut tadi pagi. Lagipula ia juga harus menyisihkan untuk sisa uang sewa rumah yang masih kurang. B
gak laper? Aku yang traktir, d
Jonas terkejut. Apa katanya barusan? Mentra
pa aja yang kamu mau. Tenang aja, uang aku banyak, kok
rena tiba-tiba gadis itu menariknya berdiri dan langsung menggamit lengannya begitu saja. Jon
ktir lo juga ntar." gadi
aja." Kristy menggeleng dan kemba
ya
e. Ada sesuatu yang mau gue bahas sama d
kalo gitu.
ya sejenak, membuat gadis itu ber
ken
saran, kenapa Kakak n
n ini? Ma
mor hp. Dan sekarang-Kakak mau nraktir aku makan di kantin. Ya, aku ngerasa aneh a
u ngelakuin semua itu karena
maksudnya g
ku udah jatuh hati sama kamu seja
-a
pengakuan frontal gadis itu. Ponsel yang masih bera
ini benar-benar sedang mengu