apa waktu yang lalu di kampus, Kristy Jung, kakaknya meminta bertemu dengannya. Tentu saja dengan maksud menyuruhnya kembali pulang k
n belum sempat ia menginjakkan kaki di dalam rumah, kedua telinganya sudah mendengar omelan ibunya dari dalam. Memaki-maki dirinya karena tak kunjung pulang selama berminggu-minggu. T
bertemu dengannya? Bagaimana jika saat dia kembali pulang bukannya pelukan yang ia dapatkan, melainkan
umah untuk sementara waktu. Masa bodoh denga
mereka. Namun, langkah kaki lelaki itu mendadak terhenti begitu k
u rumah sewa mereka dan mengetuk pintu dengan sikap tak santai. Secepat
ok Kevin Bong dari dalam sana. Eric bahkan bisa melihat dengan j
an juga kemana Davy? Karena ia tahu bukanlah ide yang bagus
ore, Tan. Aku pikir Tan
uitnya sekarang. Jadi cepat kasih sekarang
dulu ke dalem." Kevin terlihat masuk ke dalam sejenak,
pemilik rumah sewa mengambil alih amplop
uit ini jelas-jelas cuma cukup buat bayar
h ini kami bakal usahain lagi kok buat lunasin sisanya. Lagian itu masih lumay
ha?" Wanita itu sudah siap akan memukul kepala Ke
o saya tambahin seg
un menoleh
terkejut sekaligus senang
hat Jonas yang tiba-tiba sudah ikut bergabung di sana. Ia bahkan
ang yang disodorkan oleh Jonas. Ia melirik Jonas sejenak, "Ini juga
mi punya. Tapi kami pasti bakal lunasin sisanya secepatn
anya menatap penuh selidik ke arah Jonas, s
nyak hari ini dari kampus." Jonas menyerahkan satu bungkusan plastik berisi
empatan satu kali lagi. Tapi ingat, kalo sampai kalian ingkar lagi, pabr
t begitu wanita itu me
ucap Jonas seraya
er sama dia? Nggak adil banget anjir!" Kevin langsung mem
berniat merespon temannya. Sungguh, Kevin kesal sekali melihatnya
, Eric pun keluar dari persembu
lo?" tegur K
Ia hanya malas menanggapi serentetan makian si pemuda Bong
hari ini dapetin jackpot deh. Banyak ban
beda." Jonas menyahut seraya m
usul di s
makanan yang dibawa Jonas, "Dua hasil yang
" Jonas bal
a di rumah waktu gue pulang k
mau gue diskusiin
-✧✧
cantik tengah berjalan beriringan. Tak salah
a membaca isi pesan yang masuk ke dalam ponselnya. Dengan sedik
e tenang bentar aja? Gue rasanya jadi pen
putri seorang milyarder. Ya udah terima a
nya sejenak,"Krys, lo mau tu
dup sebagai orang biasa daripada ber
an kembali menyeruput
di ngajak cowok yang ta
mula lesu, seketika ber
pertanya
, baru bayangin aja gue udah girang banget, loh. A
bakal terima tuh cowok? Ya, maksud gue kan cowok bernama Jonas itu kayak bukan
men lo kan? Jonas pun gitu. Lagian Papa nggak mu
o seandain
nteng Jonas mana mungkin ditolak
kan perkataannya. Ya, melihat bagaimana bersemangatnya Jiya
il.." akhirnya hanya itu
aik saja. Ya, bagaimanapun juga Jiya Park adalah satu-satunya sahabat yan