ra, tetapi wanita itu memamerkan senyuman. Saat menutup pintu, sebuah tangan kekar meli
au tidur." Maura sekuat tenaga me
amu." Kata itu terlontakan oleh bibir pria
dan juga kamu." Maura tersenyum kecut saat me
Maura. Ia berusaha menjauh dari tubuh Hamda
uju kamar, Hamdan
Mawar ke kamarnya." Perkataan Hamdan membuat Maura m
ura membuat Hamdan
an, malam pertama kalian," ucap Maura
indah, Sayang," seloroh Hamdan memegang pip
jak Mawar. Wanita itu bergelayut manj
ata Mawar. Maura langsung pergi t
yi-sembunyi. Mas sangat senang." Percakapan pengantin
nya masuk ke dalam rumah tanggaku," gumam Maura pelan. Lalu berbalik melanjutkan
kukan kewajiban sebagai umat muslim tanpa menunggu sang suami. Lelaki itu pasti tengah kelelahan melewati malam pertamany
elesai berdoa, dengan merapikan mukena ia langsung meraih benda pipih
as Maura, lalu ia menoleh
mdan masih memakai se
mbulatkan matanya, ia langsung mendekat. T
a Hamdan merebut handphone
Maura langsung tersenyum saat suara cempreng Delia terdengar di ponsel. D
engulas senyum, kesedihannya meluap menjadi kebah
en Bunda," kata Delia membuat Maura meneteskan
u, Sayang," seru Maura dibalas anggukan lucu oleh
tin Maura berseru lalu menyudahi perbincangan
u?" pinta Hamdan setelah mem
n?" tanya Hamdan menyelidiki, set
mereka," sahut Maura ketus lalu mengambilkan setelan
a?" tanya Hamdan saat Ma
ku mau menjemput Delia," seloroh Maura menata
n bersamaan menuju meja, Maura lebih memilih melahap makanannya dari pada memikirkan manusia yan
hanya roti saja," protes Hamdan
ja istri barumu memasak," seloroh Maura membuat Mawar melotot pasalny
l Mama. Kamu hanya akan aku kenalkan sebagai pembantu rumah ini, status kalian tidak boleh, aku ini istrinya Mas Hamdan sekarang bukan pe
lau dianggap pembantu," bela
mau tanggung jawab! Apalagi kalau Mama dan Ayah mengetahui kelakuan putranya," hardik Maura men